Minggu, 24 Januari 2010

Keluarganya...!!??? Kita juga yang ngurus!!! b 2

11. Keluarganya...!!??? Kita juga yang ngurus!!!

Subhanallah!!! Banyak mujahidin yang salalu menyalahkan taqdir… Ini kok begini!!! Itu kok begitu!!! Ini mesti salah.!!! Itu seharusnya tidak terjadi!!! Itu jangan lakukanlah!!! Itu mestinya ditunda!!! Itu mestinya 5 tahun lagi... Dan 1001 kalimat yang hakekatnya tidak ridho terhadap taqdir Allah.

Ikhwan…. Sesungguhnya tidaklah terjadi sesuatu pada diri mujahid baik secara personal maupun sebuah jama’ah kecuali dalam kendali dan hikmah Allah Ta’ala. Bisa jadi ilmu dan hikmah yang kita miliki masih sangat dangkal untuk menerawang berbagai kejadian yang sangat berat di hadapan kita. Bisa jadi ilmu dan hikmah yang Allah berikan tertahan atau tertutupi dengan berbagai dosa yang kita lakukan dalam perjalanan dakwah dan jihad ini.

Cukuplah sebagai dosa jika kita :
Seorang mas’ul yang hanya pandai bicara, tetapi tidak beramal...
Adalah seorang pemimpin jihad, tetapi cuma duduk-duduk di office-nya saja…
Mengatakan : “wahai fulan kalau engkau tidak bai’at dengan kami, maka islam anda tidak benar…
Wahai Fulan!!! Jika kalian tidak jihad bersama kami, berati jihad anda asal-asalan...
Jika ada orang yang menuduh saudaranya : “Jihad anda tidak jelas...!!!”
Selalu Buruk sangka dengan saudaranya…
Selalu menyalahkan saudara kita tanpa chek dan richek...
Mencela berbagai amal yang dilakukan saudara kita...
Menyalahkan amaliyat, irhab, ightiyalat para mujahidin, sementara kita hanya duduk-duduk…
Mengatakan : “mereka mujahid tapi salah langkah” padahal kita duduk-duduk di ruang AC yang setiap hari hidup dengan kemewahan…
Si fulan Isti’jal… padahal kita belum pernah menembakkan sebutir peluru pun ke hadapan musuh...
Si fulan jihadnya menyimpang... Padahal kita belum pernah berperang…
Dan ada yang mengatakan, jangan lakukan amaliyat!!! karena keluarganya kita juga yang ngurus...!!!

Ikhwan kata-kata terakhir ini mana dalilnya!!! Lalu apakah yang menjamin rizki manusia adalah sebuah tandzim…!!! sebuah jama’ah…!!! Apakah dengan larangan itu maslahat jihad tercapai!!! Apakah dengan larangan itu terbalaskan darah-darah para mujahidin yang tertumpah!!!

Tertumpah di medan-medan jihad …
Tertumpah di kamar-kamar penyiksaan penyidik murtadin …
Tertumpah di seambi-serambi mushola penjara Salemba …
Tertumpah di serambi-serambi masjid Al-Aqso …
Tertumpah... dan tertumpah... dan Apakah kita akan tetap menunggu, menunggu, dan menunggu darah-darah kaum muslimin tertumpah di serambi-serambi masjidil haram!!! Lahaula wala quwwata illabillah!!

Ikhwan sekalian... Ingat!!! Ingat!!! Seseorang yang mengurus keluarga mujahid yang ditinggal syahid, ditinggal di penjara, atau ditinggal suaminya karena diusir musuh adalah satu maqom kemuliaan tersendiri disisi Allah… maqom tersendiri mengurus keluarga mujahid. Jadi jangan kalian ungkit-ungkit, jangan ungkit-ungkit!!!! Kalau kalian ingin pahala mengurus mereka dibalasi Allah Ta’ala yang maha kaya dan maha memberi petunjuk.

Jadi kalau kalian belum ingin (karena terbelenggu thoriqoh jama’ah) untuk berperang… belum mau melakukan irhab… belum mau melakukan ightiyalat… maka cukuplah maqom mengurus keluarga yang ditinggal amaliyat, irhab dan igtiyalat itu sebagai penghargaan tertinggi dari Allah Ta’ala untuk kalian. Dan sekali lagi itu satu bentuk kemuliaan, jangan dihilangkan pahalanya dengan mengatakan : “ini akibat mereka (Syaikh Mujahid Ali Ghufron) isti’jal melakukan amaliyat, sehingga kita yang dapat getahnya mengurus keluarganya”… jangan katakan ini ikhwan!!! Karena perkataan ini bisa menghapus amalan yang telah dilakukan, yaitu mengurus keluarga mujahid… Terpaksa atau sukarela.

Ingat ikhwan!!! Sabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- :

عَنِ الْقَاسِمِ أَبِى عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِى أُمَامَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : « مَنْ لَمْ يَغْزُ أَوْ يُجَهِّزْ غَازِيًا أَوْ يَخْلُفْ غَازِيًا فِى أَهْلِهِ بِخَيْرٍ أَصَابَهُ اللَّهُ بِقَارِعَةٍ ». قَالَ يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ فِى حَدِيثِهِ : « قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ».

Dari Al-Qosim bin Abdirrohman, dari Abu Umamah, dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam--, beliau bersabda : “Barangsiapa yang yang tidak berperang, atau tidak mempersiapkan (perbekalan) perang, atau (tidak) mengurusi dengan baik –layak-- keluarga yang ditinggal perang (amaliyat, irhab, ightiyalat dll), niscaya Allah akan timpakan bencana atau musibah sebelum datang hari kiamat”. (Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abu Dawud, dalam Bab. Jihad 2/318. Riwayat Ibnu Majah, dalam Bab Jihad, 2/923. juga lihat di Masyariul Asywaq, Imam Mujahid Ibnu Nahas Ad-Dimasqi Ad-Dimyathy, 1/43. Darun Nafais, Al-Urdun)

Imam Mujahid Ibnu Nahas menjelaskan yang di maksud dengan “biqoriatin” disini adalah “Ad-dahiyatus-Syadiidah” maknanya bencana atau malapetaka yang dahsyat, atau musibah, atau menjadikan Allah layak menghukum mereka”. (Lihat di Masyariul Asywaq, Imam Mujahid Ibnu Nuhas Ad-Dimasqi Ad-Dimyathy, 1/43. Darun Nafais, Al-Urdun)

Wallahu a’lam bis showab... bisa jadi musibah ini adalah cerai-berainya mujahidin karena ‘terbalut’ ketakutan terhadap ancaman musuh (baca den 88 dan kaki tangannya), hubbuddunya atau gandrung kepada kemewahan, takut hijrah dan berperang/berjihad, takut menyuarakan jihad, takut berinfaq fi sabilillah, perselisihan antar ikhwan yang tidak berujung pangkal, semakin jauhnya ikatan persaudaraan sesama mujahid, tidak open (peduli), hilangnya tsiqoh mutabadillah sesama mujahid, hasad sesama mujahid, saling menjatuhkan, dan berbagai musibah lain... lantaran mereka tidak benar-benar berjihad (dengan meninggalkan kesempatan amaliyat), tidak mempersiapkan bekal untuk perang dan tidak mau mengurusi keluarga mujahid.

Subhanallah!!! Mengurus keluarga syuhada adalah maqom tersendiri di hadapan Allah Ta’ala. Kalau belum sampai maqom berjihad (berperang), ya minimal mengurusi keluarga mujahid yang di tinggal syahid, di penjara atau di usir musuh.

11. Duduk di halaqoh 15 tahun...!!!

هل يجترئ أحدٌ منا اليوم أن يقول لأبيه أو لعمه أو لشيخه؛ "أنت رضيت بالحياة الدنيا؟! هذه فلسطين منذ ثمانين سنة ما أطلَقت فيها طلقة! ولا غّبرت قدمك يوماً من الأيام! فأنت من الذين رضوا بالحياة الدنيا!" لا أحد يستطيع ان يقول ذلك. هناك خلل عام في فهم الصحوة حول الطرق التي يحافظ بها على الدين، والآيات كما ذكرت إذا تتبعناها كثيراً.
“Adakah ada hari ini yang berani mengatakan kepada bapaknya atau pamannya atau ustadznya : “Kamu ini telah senang dengan kehidupan dunia! Lihatlah, Palestina telah dijajah sejah 80 tahun yang lalu sementara engkau belum pernah menembakkan sebutir pelurupun di sana, atau satu hari saja menjadikan kamu berdebu. Maka kamu adalah termasuk orang-orang yang senang dengan kehidupan dunia!”. Tidak ada seorangpun yang berani mengatakannya. Ada kesalahan yang sudah merajalela dalam benak para aktifis mengenai metode memperjuangkan Islam. Sedangkan ayat-ayat yang seperti yang telah di sampaikan tadi banyak”.
(Usamah bin Ladin)

Kepada antum para pemimpin jihad!! Kepada antum yang pegang amanah!!! berhati-hatilah kalian, sesungguhnya kalian berada di tepi jurang neraka. Jika kalian amanah dan memenuhi tuntutan sebagai komandan jihad, maka sesungguhnya kalian adalah pemimpin yang benar, namun jika kalian melalaikan, menterlantarkan, dan menyimpangkan jihad dari tujuannnya, maka takutlah dari adzab Allah.

Dan ingatlah bagian dari menyia-nyiakan jihad adalah dengan menunda-nunda melakukan amaliyat, irhab, ightiyalat dan berbagai operasi jihad yang hari ini fardhu ‘ain. Penundaan jihad ini menyebabkan sekian banyak maslahat jihad mejadi hilang, seperti menaikkan maknawiyat, rizki syahid, rizki ghonimah, mengembalikan tanah-tanah kaum muslimin yang di rampas kaum salibis, penegakan syariat, dll.

Dan ingat !!! iqomatuddin itu terwujud dan ditopang dengan darah dan tulang belulang para syuhada, bukan dengan dakwah saja atau tarbiyah saja, merekrut atau tamkhis saja, I’dad dan I’dad saja. Jangan bermimpi melakukan iqomatudin tetapi enggan berkorban dan menjual diri degan murah di hadapan Allah.

Janganlah kalian menyia-nyiakan potensi para mujahidin untuk menunggu, menunggu, dan menunggu… Duduk di halaqoh 3 tahun, 5 tahun, 7 tahun, 9 tahun, bahkan 15 tahun... Atau mereka kalian perintah untuk bersabar, sabar dan sabar!!!! Sampai rambut mereka beruban, sampai tua renta dan jasadnya di makan usia. Sampai mereka mengalami stroke, kemudian kalian tinggalkan karena ‘tidak bermanfaat’ bagi kalian. Maka renungkanlah wahai para pemimpin jihad yang berakal!!

Saksikanlah!!! Kenapa hal ini kami sampaikan?? Karena hal itu benar-benar terjadi dan nyata di hadapan kita. Terang, seterang matahari di siang bolong, tidak ada awan yang menghalangi. Jelas, kenyataanya banyak sekali para mujahidin yang keropos dimakan halaqoh, potensinya banyak tetapi menguap, menguap!!! Dan akhirnya hilang tak berbekas ditelan dunia dan perhiasannya, ditelan hawa nafsu dan kejahatannya, ditelan rutinitas yang membelenggu dan mematikan potensi, ditelan kejahatan dan ketamakan menjadi mas’ul, di telan syubhat jihad dan talbisul iblis yang berlapis-lapis.

Ingatlah pesan Abu Abdillah sang mujahid Syaikh Usamah bin ladin hafidzahullah yang telah beramal (karena banyak yang mengaku mujahid tetapi lebih suka duduk-duduk, lebih suka memerintah dan melarang di ‘office-nya’, dan ada mujahid yang cuma pengakuan), beliau berkata : “…solusinya adalah mengangkat pimpinan (qiyadah) yang kuat dan dapat dipercaya yang menegakkan Al-Qur’an diantara kita dan benar-benar mengangkat bendera jihad”. ---benar-benar melakukan amaliyat & Irhab---

Lihatlah Ashabu Tholut dengan 300-an pasukan yang benar jihadnya, sukses melawan pasukan Jalut. Lihatlah Ashabu Badr, jumlahnya 300-an mujahid dengan cemerlang, menang melawan 1000-an kafir Quraiys. Tengoklah Syaikh Abu Mus’ab Al-Zarqowi dengan 17 mujahid saja merintis jihad di Iraq, dan Allah berkenan menghadiahi mereka Daulah Islam Iraq. Tengoklah berapa puluh pasukan Thaliban, dengan gagah berani, merintis daulah Islam Afghanistan. Dan tengoklah Sheikh Abdurrazaq Janjalani dengan kurang dari 10 orang mujahid cukup untuk merintis Abu Sayyaf Group (ASG) yang sangat disegani di Asia Tenggara, dan kini jumlah mereka tidak kurang dari 300-an mujahid.

Mereka tidak banyak!!!! Mereka tidak harus kaya-kaya!!! Mereka tidak harus Ustadz-ustadz!!! Mereka bukan lulusan Lc, MA, Dr, atau Professor!!! Mereka tidak harus lulus Cadet (akademi militer) semua!!! Mereka tidak harus lulus I’dad ini dan itu!!! Tetapi mereka terdiri dari para pemuda yang jujur!!! Para pemuda yang tidak banyak bicara!!! Para pemuda yang peduli (open, jw.) terhadap kehinaan yang menimpa umatnya!!! Para pemuda yang belum banyak berilmu, tetapi berani & yakin dengan kebenaran kemudian melakukan amal. Hingga Allah memenangkan mereka. Beramal sedikit mendapatkan banyak!!

Ingatlah sabda Rasulullah :

…رَجُلٌ مُقَنَّعٌ بِالْحَدِيدِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أُقَاتِلُ أَوْ أُسْلِمُ؟ قَالَ: « أَسْلِمْ ثُمَّ قَاتِلْ » ، فَأَسْلَمَ، ثُمَّ قَاتَلَ، فَقُتِلَ، فَقَالَ - صلى الله عليه وسلم - : « عَمِلَ قَلِيلا، وَأُجِرَ كَثِيرًا »

“Seorang laki-laki yang membawa besi (pedang) dipundaknya berkata : “Ya Rasulullah, Apakah aku berperang atau masuk Islam (dulu)”. Bersabda Rasulullah : “Masuk Islam kemudian berperang”. Kemudian laki-laki itu masuk Islam, kemudian berperang, kemudian terbunuh (syahid). Maka Rasulullah bersabda (mengomentari laki-laki itu) : “(Laki-laki ini) beramal sedikit, mendapat pahala banyak”. (Diriwayatkan oleh Bukhary dan Muslim dari Jabir bin Abdullah, lihat Syarah Ibnu Bathol, 9/29)

Hadits inilah yang diamalkan oleh banyak mujahid di berbagai belahan bumi, mereka sedikit jumlahnya, mereka bukan sebuah jama’ah –min ba’dil muslimin—yang besar, mereka sedikit ilmu, anggotanya kebanyakan orang-orang kampung biasa, tidak banyak memiliki harta, tidak ada yang bergelar Lc, MA atau Professor, tetapi mereka yakin dengan perintah jihad... Mereka yakin dengan pertolongan Allah… mereka mukmin yang amal-amal mereka lebih menonjol dari pada teori-teori… Allah menjadikan mereka icon jihad, irhabiyun, pejuang sejati, mujahid sejati, kesatria pilih tanding.

Keberanian mereka –wallahu a’lam- menyamai para sahabat dan para tabi’in… betapa tidak, mereka sangat-sangat pemberani... mereka menjual diri di hadapan Allah dengan murah untuk mendapatkan laba yang sangat mahal, yaitu Jannah-Nya.

Jadi, wahai para pemimpin jihad!! Wahai para amir jama’ah jihad!! Wahai para komandan jihad!! Wahai pemimpin tanzim ini dan itu!!! Jangan menunggu besarnya pasukan, jangan kalian menunggu anggota kalian berjumlah 12.000 orang, baru kalian akan melakukan amaliyat, ightiyalat dan berperang. Jangan menunggu daerah mahjar, kalian akan memulai perang. Karena sesungguhnya daerah mahjar di dapat dengan darah dan tulang belulang. Bukan dengan loby-loby, bukan dengan segepok tanda tangan, bukan dengan merger-nya jama’ah-jama’ah dawiyyah, bukan dengan sekadar menengadahkan tangan... jangan salah dan jangan pernah berfikir, tidak ada mahjar semodel itu… jauh panggang dari api. Karena itu kerjakan apa yang kita mampu sekarang!!!

Ingat wahai para pemimpin jihad!!! Allah telah berfirman :

قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Baqarah : 249)

Asy-Syaikh Abu Abdillah berkata : “Dan umat ini juga dijanjikan kemenangan atas orang-orang Yahudi, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : "Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum muslimin memerangi orang-orang yahudi, lalu kaum musliminpun membunuh mereka, sampai-sampai ada seorang yahudi yang bersembunyi dibalik batu dan pohon, lalu batu atau pohon itu berkata: 'wahai orang Islam, wahai hamba Allah ini orang yahudi dibelakangku, kemarilah bunuhlah dia. Kecuali pohon ghorqod, sesungguhnya ghorqod itu pohon orang-orang yahudi”. (HR. Muslim)

Maka di dalam hadits ini juga terdapat peringatan bahwasanya pertarungan yang menentukan dengan musuh itu, terjadi dengan cara pembunuhan dan peperangan, bukan dengan cara membuang-buang kekuatan umat selama PULUHAN TAHUN.

Ikhwan… rahimani wa rahimakumullah… Apakah kalian merasa tidak tersia-sia selama puluhan tahun menjadi “karyawan”??!! Tidakkah kalian merasa bosan???? Apalagi rambut-rambut kalian sudah mulai memutih & beruban!!! Tenaga mulai berkurang dan otot-otot mulai kendur lemah tak bisa mengangkat beban. Namun kenyataannya kalian tetap diorder menunggu, menunggu, dan menunggu, tentu oleh direktur & staff perusahaan!! Kalian dijanjikan berbagai hal yang masih berupa dhon!!! Dan persangkaan yang belum teruji!!! Nanti kalau kita sudah berjumlah 12.000 karyawan!!, maka perusahaan bisa go public memenangkan persaingan… berfikirlah ikhwan!!! Merenunglah!!! Siapa yang “salah langkah sebenarnya???!!!


13. Masih punya malukah kita…???

Malu sekali diri ini rasanya..!!! Kemana muka ini akan menghadap, kemana lagi harapan itu akan tertumpu... Jika yang membakar (tahridh) semangat jihad kian sedikit yang mencuat… Para ustad banyak yang ‘sukut’ (diam) dari pembahasan jihad bahkan banyak yang takut membahasnya karena takut ini dan itu –illa man rahimarobbuk-- Malu alang kepalang diri ini rasanya… Karena sampai-sampai para wanita ikut membakar semangat jihad para kesatria yang mengaku berbendera Laa Ilaha Illallah!!! yang entah lagi sibuk melakukan apa mereka!!! Duduk-duduk di beranda rumah, takut kena debu, takut tidak makan siang, takut biaya sekolah anak, takut tidak bisa naik haji, takut tidak kebeli ‘tongkrongan’ CRV dan… takut ini dan itu.

Duhai malunya diri ini… ketika ada seorang wanita berkata : “Ketika tiga mujahid tanpa senjata dengan ijin-Nya menyambut peluru-peluru dengan dada terbuka. Allahu Akhbar!!!! Mujahid dalam lemah ada ‘izzah! Tetapi orang-orang dholim hamba dunia dan dirham (uang), senantiasa berbalut ketakutan!!! Wahai orang-orang yang mengkhawatirkan mujahid, kemana perginya Kitabut Tauhid bab Nawaqidul Iman ? Musuh sudah siaga dalam segenap penjuru sedang kita asyik dengan buku…!!! (Sekuntum Rosela, Imam Samudra, hal. 38)

Ini tahridh…! Ini bukan kata-kata biasa!!! Ini kata-kata hasil gambaran nyata yang tidak akan berdusta, penuh hikmah yang mewakili keterpasungan mujahid dari belenggu dunia dan jubn (ketakutan & pengecut). Bukan dari seorang ustadz, bukan dari seorang kesatria jenggotan yang asyik duduk di kantor-kantor ber-AC, bukan dari para pejuang yang mengatakan : “Kuntu ana hakadza!! Kuntu ana hakadza!!! Wa hakadza!!!”. Lalu sekarang asyik dengan dunia yang khawatir meninggalkannya. Ucapan ini berasal dari seorang wanita, seorang muslimah!!! Duh malunya diri, malu sekali rasanya.

Lalu siapa yang akan menyambut seruan ini???!!! Kalau banyak mujahid yang enggan meninggalkan kesibukan dunianya…
Siapa yang akan menyambut seruan ini, kalau banyak mujahid hanya duduk-duduk di halaqoh 10 sampai 15 tahun???!!!
Siapa yang akan menyambut seruan ini, kalau banyak mujahid yang terjebak dengan fikroh jihad ‘lokal’ dan terbelenggu dengan “pedoman perjuangan” hasil pemikiran beberapa orang yang belum terbukti jihadnya!!!
Siapa yang akan menyambut seruan ini, kalau yang belum berperang, suka mencela & menyalahkan orang yang telah berperang... aneh!!!
Siapa yang akan menyambut seruan ini, kalau yang sudah syahid saja, dicela “mereka mujahid tapi salah langkah”.
Siapa yang akan menyambut seruan ini, ketika darah telah tertumpah, kamar-kamar penyiksaan penuh dengan mujahid yang terluka, penjara kufar penuh dengan ribuan mujahid, tanah-tanah kaum muslimin terampas dengan sadis, para muslimah terampas kehormatannya…!!!

Masihkah kita akan menunggu…??? Atau tidak ada dua kesempatan yang terulang. Masihkah kita akan terdiam…??? Atau tidak ada manusia kecuali akan beruban. Masihkah kita akan membuang kesempatan…??? Ketika moncong senapan musuh sudah ada di hadapan.

Duh malunya… Pejuang bak macan ompong!!!! Nas-alullahal ‘afiah, tidak ada irhab yang dirancang, tidak ada ightiyalat yang di tekuni, tidak ada perang yang disongsong!! Duh malunya diri ini… Aduhai malunya diri ini.


14. Jangan Perang disini

واعلموا أن استهداف الأميركيين واليهود بالقتل في طول الأرض وعرضها من أعظم الواجبات وأفضل القربات إلى الله تعالى

“Dan ketahuilah bahwa menjadikan orang-orang Amerika dan Yahudi sebagai target pembunuhan di seluruh muka bumi ini merupakan kewajiban yang paling agung dan ibadah kepada Allah Ta’ala yang paling utama”.
(Usamah bin Ladin, 16 februari 2003)

Wahai fulan…!!! Jangan kalian berjihad disini, di Indonesia. Jangan kalian amaliyat disini, kalian telah melakukan kesalahan. Negeri kita ini bukan tempat amaliyat dan perang, wahai kalian yang isti’jal!!! kalian telah melakukan kesalahan, jihad kalian salah, jihad kalian salah langkah, jihad kalian asal-asalan (awur-awuran, jw.) Amaliyat itu di medan jihad… di sana tuh!!! di Afghanistan, Iraq, Palestina, Somalia, Moro dll.

Lihatlah ikhwan… Ini adalah perkataan orang yang tidak mengetahui siapa musuh dan siapa kawan secara hakekatnya. Bagaimana orang yang berpahaman seperti ini akan berjihad!!! Akan berperang dan akan melakukan amaliyat??

Ingatlah ikhwan, jika kita bingung sesungguhnya dimana kita akan amaliyat??? Di mana kita berperang??? Dimana kita melakukan operasi-operasi jihad??? Dimana kita melakukan ightiyalat??? Pahamilah perkataan Syaikh Al-mujahid Abu Mush’ab Az-Zarqowy rahimahullah : “Perang itu terjadi di tempat adanya musuh”. (A Yanqushu Ad-Dinu wa Ana Hayyun, Syaikh Abu Mush’ab, Mtj). Renungkanlah… pahamilah hal ini… pahami hal ini yang ikhwan dengan baik!!! Pahami perkataan orang yang telah syahid –kama nahsabuhu—ini.

Karena itu kita harus memahami siapa musuh kita sesungguhnya, karakternya, sifat-sifatnya, taktik-taktiknya, sepak terjang mereka dan propaganda-propagandanya. Bahkan lokasi musuh berada, kita harus memahaminya dengan gamblang!!! Dan penyandang sebutan musuh adalah mereka dari kalangan yahudi, nasrani, murtadin dan munafiqin.

Bukankah kalian tahu dan merasakan... bahwa musuh kalian ada di dekat kalian??? Bukankah kalian merasakan musuh kalian sangat dekat!!!! Disitulah kalian lakukan irhab, ightiyalat dan amaliyat!!

Jika kalian masih sangksi, renungkanlah siapa yang telah memberangus dan membantai ratusan mujahid pimpinan Imam Al-Mujahid Kartosuwiryo??? Yang membantai para mujahid dan anak-anak mereka di talangsari lampung??? Siapa yang telah membantai mujahid-mujahid di tanjung priuk yang syahid ratusan orang??? Siapa yang membantai kaum muslimin di Ambon, Poso, sampit, Aceh??? Siapa yang telah membunuh saudara-saudara kita di kamar-kamar penyidik, di sel-sel penjara dan di arena-arena tiang gantungan dan regu tembak??? Dan siapa (orang dan lembaga) yang telah membunuh Asy-syaikh Al-Mujahid Ali Ghufron (Ust. Mukhlas) Rahimahullah, Imam Samudra, dan Amrozi??? Masihkah kalian tidak tahu musuh kalian???!!!

Dimana letak permusuhan dan kebencian kalian terhadap musuh-musuh kalian??? Bukankah kita harus memerangi mereka, memenggal leher-leher mereka, mengintai dan mengepung mereka, dan menumpahkan darah mereka sebagaimana mereka telah menumpahkan darah-darah suci para mujahid dan keluarganya yang berjihad di jalan-Nya!!!

Permusuhan ini adalah permusuhan abadi (untuk selama-lamanya)… permusuhan antara ahlul haq dan ahlul batil… permusuhan auliaullah dan auliausyaithon… Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّا بُرَآَءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ

“Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja”. (QS. Mumtahanah : 4)


15. Membatasi & memasung khud’ah (siasat)… tanpa sadar!!!

Ikhwan sekalian, ingatlah ketika pasukan badar melawan pasukan Qurays, Rasul dan para sahabat mengunakan berbagai taktik yang tidak disangka-sangka pasukan musuh. Hubaib bin Mundzir salah seorang sahabat yang kala itu berusia 33 tahun memberikan pendapat dan diterima oleh Rasulullah.

Pada peristiwa perang Badr, Rasulullah dan pasukannya berjalan mendahului pasukan Qurays menguasai area badr. Saat sampai didekat mata air Badr, Rasulullah turun dan memberi isyarat untuk bermarkas disana. Namun kemudian seorang sahabat muda Hubaih bin Mundzir bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah lokasi ini telah ditentukan Allah untukmu dimana kita tidak berhak melanggarnya atau meninggalkannya, apakah ini hanya pendapat, taktik perang, atau tipu daya belaka ?”. Rasulullah menjawab : “Tidak, ini hanya soal perang. Pendapat dan tipu daya saja (bukan dari wahyu)”. Maka berkata Hubaib : “Wahai Rasulullah, (tempat) ini bukanlah lokasi yang strategis (untuk berperang), pindahlah hingga engkau bisa menjadikan seluruh sumur mata air itu berada di belakangmu dan kemudian keringkan seluruh sumur (7 sumur) hingga tersisa satu saja. Lalu kita memerangi musuh, kemudian kita bisa minum sedangkan mereka tidak, hingga Allah memutuskan perkara antara kita dengan mereka”. Maka Rasulullah berkata : “Engkau telah memberikan pendapat”. Kemudian Rasulullah mengambil pendapat Hubaib bin Mundzir tersebut hingga Allah memenangkan pasukan badar.

Demikian pula ketika para sahabat menghadapi pasukan ahzab, mereka juga menerapkan taktik yang brilian yang tidak terduga pasukan gabungan Qurays, sehingga Allah memenangkan kaum muslimin. Dan masih banyak sekali kisah pada masa sahabat, betapa khud’ah sangat berkembang dan berubah-ubah memenuhi tuntutan strategi perang untuk sebuah kemenangan.

Namun kita lihat, apakah kita juga bisa melakukan hal itu, seperti para sahabat dalam memerangi musuh-musuh mereka ? Rasanya masih sangat jauh. Kita terlalu menunggu, terlalu banyak menimbang-nimbang, dan terlalu banyak analisa, hingga pada akhirnya justru manhaj jama’ah membatasi khud’ah yang seharusnya dinamis berkembang, pleksibel dan tepat sasaran.

Ibnu Nuhas telah menyampaikan banyak pendapat ulama bahwa jihad itu minimal setahun sekali, jihad dalam arti perang. Ini pada saat kondisi di bawah kekhalifahan atau saat jihad fardhu kifayah. Lalu bagaimana dengan saat sekarang yang hukum jihad telah menjadi fardhu ain!!! Apakah kita masih punya alasan untuk berpangku tangan!!! Menjadi qoidun tanpa sadar!!! Kalau jumlah qoidun ini banyak dan mayoritas di sebuah jama’ah jihad, apa yang akan terjadi & musibah apa yang akan menimpa??? Meski –kenyataannya--kadang thoriqoh jama’ah itu sendiri yang menyebabkan anggotanya menjadi qoidun-qoidun yang membentuk halaqoh-halaqoh!!!

Aneh bin ajaib!!! Masih juga banyak hal yang menyibukkan, terkepung dhon-dhon dan dugaan-dugaan tanpa dalil dan pengalaman, namun intinya menunda-nunda jihad dan amaliyat. Ini sebuah kesalahan fatal, fatal dan fatal sekali… Dimana toriqoh dan manhaj jama’ah justru “membelenggu” khud’ah yang seharusnya dimanis dalam sebuah jama’ah jihad. Jadi jama’ah jihad itu harus dinamis khud’ahnya untuk menghadapi dinamisnya khud’ah musuh, jika tidak, atau malah statis dengan “metode jihad lokalnya” maka yang terjadi akan terjadi kekerdilan jalan, buntunya pikiran, dan ---naudzubillah—akan senantiasa—menjadi bulan-bulanan musuh yang semakin berpengalaman.

Ingatlah ikhwan... mujahid yang mulai minggir dari arena pertempuran, ketika semakin minggir semakin besar pula ketakutan dan pengecutnya menghadapi musuh ---Allahumma inniy a’udzubika minal jubn---.

Jaga jarak jangan sampai kita jauh dari area pertempuran baik musuh yang dekat maupun musuh yang jauh. Jaga jarak jangan sampai hidupnya mujahidin itu sepi dari persiapan dan mengamalkan irhab (menterror) musuh, ightiyalat dan aktif memerangi mereka. Ikhwan!!! dekatilah arena pertempuran, insya Allah kalian akan dapatkan kebahagiaan dan sebaik-baik kehidupan. Ikhwan!!!! Masuklah kancah amaliyat, niscaya kalian akan memiliki sebaik-baik hati, selembut-lembut ruhama, semanis-manis kehidupan, dan sebaik-baik kehidupan yang menghilangkan gundah dan kesedihan. Dan kejarlah hidup di bawah desingan peluru dan dahsyatnya ledakan bom, niscaya kalian akan menjadi kesatria yang dinanti-nanti para janda dan yatim mujahid!!!

Rasulullah --–shallallahu ‘alaihi wa sallam-- bersabda :

عَنْ أَبِى اَمَامَة عَن عُبَادَة اِبْن الصَامِت رَضِىَ الله عَنْهُ قاَلَ قاَلَ رَسُولُ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّم عَلَيْكُمْ بِالجِهَاد فِي سَبِيلِ اللهِ فَاِنَّهُ بَابٌ مِن اَبْوَابِ الجَنّة يُذْهِبُ الله بِهِ الغَمَّ وَالهَمَّ

Dari Abu Amamah, dari Ubadah bin Shomit radhiyallahu ‘anhu berkata : “Telah bersabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-- : “Hendaklah kalian berjihad di jalan Allah, karena jihad adalah salah satu pintu jannah (syurga) yang dengannya Allah menghilangkan duka nestapa dan kesedihan”. (Sunan Al-baihaqy Al-Kubro, 9/20)

Dengan jihad, tujuan-tujuan din terjaga dan kehormatan-kehormatan terlindungi, sebagaimana di khabarkan Allah Ta’ala dalam firman-Nya :

وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا

“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang dzalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau”. (QS. An-Nisa’ : 75)

Allah Ta’ala juga berfirman :

وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS. Al-Ankabut : 6)

Maknanya, kebaikan yang akan terjadi dari ibadah jihad kembalinya adalah kepada diri kita sendiri, jika kita berjihad di jalan Allah. Allah Ta’ala tidak membutuhkan kita dan jihad kita. Jihad juga salah satu pintu penyaringan untuk mengetahui mana orang yang beriman yang benar-benar bertauhid dan mana orang munafik yang berpura-pura beriman, yang biasanya suka mengaku-aku sesuatu yang tidak diberikan kepadanya dan suka dipuji dengan perbuatan yang tidak dilakukannya.

Ikhwan… Hendaklah kalian benar-benar mengangkat panji-panji jihad (perang) dengan benar, ingatlah hidup dalam jihad adalah sebaik-baik hidup dan semanis-manis aktivitas.

Dan ingat!!! Jangan ada yang berfikir musuh itu menjauhi kita, lalai, dan meremehkan mujahid, bahkan yang terjadi justru mereka ‘merangsek’ posisi-posisi kita di manapun kita berada, hingga tidak ada sejengkal bumi kecuali di penuhi tentara-tentara musuh -–laknatullah ‘alaihim---. Karena itu intai & burulah musuh-musuh kalian sampai tempat tidur mereka, lalu penggallah leher-leher mereka, sehingga ketakutan merambat relung-relung hati mereka.

Ikhwan, janganlah jama’ah jihad atau sebuah tandzim itu malah menghalangi, membatasi dan meniadakan amaliyat yang sangat dihajatkan hari ini. Penundaan ini meniadakan maslahat yang didapat… Penyegeraan amaliyat mengumpulkan berbagai kebaikan dan barokah. Hal ini sangat sederhana bagi orang-orang yang berakal, maka berfikir dan merenunglah wahai ahli-ahli jama’ah!!!


16. Berikan kepada yang berhak

من لم يكن بالقتل مقتنعاً ... يخلي الطريق ولا يغوي من اقتنعا
“Barangsiapa yang belum yakin dengan jalan perang, hendaknya mempersilahkan orang lain dan jangan mengecoh orang yang telah meyakininya”.
(Usamah bin Ladin, 14 januari 2009)

Menjadi amir, menjadi pemimpin jihad, atau menjadi komandan perang bukan jabatan yang diminta. Bukanlah menjadi sesuatu yang menipu sekian banyak orang, tetapi ia harus dijabat oleh orang-orang yang berhak.

Lalu siapa yang berhak ? Sejenak kita bertanya kepada Syaikh Al-Mujahid Usamah bin Ladin, Beliau bertutur : “Angkatlah untuk menjadi komandan (amir) kalian orang yang menegakkan kitabullah diantara kalian dan benar-benar mengangkat bendera jihad (bendera perang/amaliyat)”. (Taujihat manhajiyah Vol 3. Syaikh Usamah)

Yang berhak adalah mereka yang benar-benar ‘alim dan mengamalkan kitabullah, ini syarat pertama dan mutlak. Kitab ini benar-benar di amalkan oleh anggotanya, dan menjadi ciri paling unik sebagaimana generasi awal sahabat. Anggota jama’ah yang hatinya bersih, akhlaknya baik, pemaaf, tidak su’udhon sesama mereka, mau memberi nasehat, mau dinasehati, menghargai pengorbanan ikhwannya, menghormati dan peduli terhadap keluarga mujahid, tidak mencari-cari kesalahan ikhwannya, tidak mengghibahinya, tidak mencelanya, tidak mencemarkan kehormatannya, tidak saling memusuhi, tidak saling memata-matai dan menyelidiki, dan mereka benar-benar mirip karakter dan sifat para sahabat… Radhiyallahu ‘anhum!!

Kemudian syarat kedua adalah komandan atau amir yang benar-benar mengangkat bendera jihad. Pemimpin tipe ini yang berhak menjadi amir sebuah tandzim jihadi hari ini…!!! Jika tidak, maka mundur lebih ringan baginya dihadapan Allah daripada ia memakai baju yang tidak berhak untuk dirinya. Jika ia memaksakan diri berarti ia telah memakai baju palsu yang akan menghancurkan dirinya dan tandzimnya.

Ia mestinya dijabat oleh orang-orang yang telah mengalami pahit getirnya merintis jihad dan merasakan panasnya api ibtila’, merasakan hidup dibawah desingan peluru, dahsyatnya siksaan di meja-meja penyidik, beratnya hidup dibalik terali besi, dan dahsyatnya fitnah kawan sendiri.

Tidak layak!!! Tidak layak!!! Sama sekali tidak layak menjadi amir jama’ah jihad, orang yang tidak memiliki perhatian serius untuk memukul musuh dan benar-benar mengangkat bendera perang, memberi pelajaran dahsyat atas perlakuan mereka, thogut dan perangkatnya yang selalu mengejar, menangkap, menyiksa, menyekap, memenjara dan membunuh para mujahidin.

Tidak layak!!! Tidak layak!!! Sama sekali tidak layak menjadi amir jama’ah jihad, orang yang tidak segera mengirim paling tidak satu orang untuk memenggal leher-leher aimmatul kufr yang selalu menimpakan bencana dan malapetaka atas kaum muslimin.

Tidak layak!!! Tidak layak!!! Sama sekali tidak layak menjadi amir jama’ah jihad, orang yang selalu menunda-nunda amaliyat tanpa adanya dalil syari, orang yang menunda-nunda amaliyat berdasarkan dhon-dhon ‘pikiran sipil’ yang banyak pertimbangan yang sejatinya adalah orang yang lemah & orang yang selalu berselimut ketakutan.

Tidak layak!!! Tidak layak!!! Sama sekali tidak layak menjadi amir jama’ah jihad, orang yang tidak akrab dengan mesiu, pistol, granade, bom dan peralatan tempur lainnya. Lebih parah lagi orang tersebut malah menjauhi sesuatu yang seharusnya ia miliki dan bawa kemana pergi.

Tidak layak!!! Tidak layak!!! Sama sekali tidak layak menjadi amir jama’ah jihad, orang yang kurang berani, tidak tegas, tidak cepat tanggap merespon pukulan-pukulan musuh, ‘azam yang lemah dan terlalu banyak pertimbangan dan analisa. Padahal sebagaimana Imam Mujahid Ibnu Nuhas jelaskan bahwa kefahaman tentang hakekat jihad atau peperangan/ pertempuran antara ahlu haq dan batil akan melahirkan ‘azam yang kuat/dahsyat, dan ‘azam yang kuat/dahsyat inilah yang melahirkan saja’ah atau keberanian yang tinggi dalam berbagai kancah pertempuran atau perseteruan dengan musuh. Jika ini tidak dimiliki oleh amir jama’ah, maka ---wallahu a’lam--- mundur lebih baik, itu lebih ringan di hadapan Allah. Karena menyia-nyiakan potensi anggota jama’ah sangat berat tanggung jawabnya disisi Allah Ta’ala.

Tidak layak!!! Tidak layak!!! Sama sekali tidak layak menjadi amir jama’ah jihad, orang yang tidak mau diberi masukan, nasehat, kritikan untuk perbaikan, orang yang tidak memperhatikan pengorbanan, kesetiaan anggota-anggotanya selama berpuluh tahun berjihad, orang yang tidak bisa mencontohkan tsiqoh mutabadillah.

Walhasil, amir jama’ah perlu banyak belajar dari apa yang telah diperbuat untuknya dan jama’ahnya. Hingga ia akan disebut layak, bukan sekedar bemper, bukan sekedar “terpaksa” menyambut estafet kepemimpinan padahal sebenarnya tidak layak untuk dirinya… nas-alullah al-‘afiah.


17. Bukan… tapi halaqoh Ghibah!!!

Ghibah adalah menyebutkan sesuatu dari saudara kita yang tidak dia sukai. Ghibah mencakup masalah din, dunia, akhlaq, jasad, --aktifitas jihad--, dll. (lihat Kitab Al-Adzkar, Imam Nawawi dalam Bab Ghibah)

Tetapi yang paling dahsyat adalah ghibah yang dilakukan oleh –calon--mujahid terhadap mujahid lainnya, ini sangat dahsyat dan berbahaya… Perbuatan ini menyebabkan perpecahan, kelemahan, menanam kebencian dan menuai permusuhan, memupuk keraguan dan mengikis tsiqoh mutabadillah, membunuh karakter mujahid dan mengkerdilkannya, memporak-porandakan barisan mujahidin dan memecah-belahnya, menyuburkan fitnah yang seharusnya dikikis, membuat sekat bukan perekat, menggoncangkan eksistensi sebuah jama’ah jihad secara keseluruhan untuk tegar menghadapi musuh.

Acapkali sebuah halaqoh ikhwan dikotori oleh murobbinya sendiri, dengan perkataan-perkataan ghibah terhadap saudaranya, bahkan lebih parah yang dighibahi adalah orang-orang yang telah bersusah payah hidup di medan jihad bertahun-tahun (medan Masyaqqoh) melakukan I’dad, berperang dan Allah Ta’ala takdirkan ia merasakan panasnya ibtila’ di penjara-penjara thogut!!! Dikorek-korek kekurangannya, dicari-cari kelemahannya, bahkan dibahas aib-aibnya setiap pertemuan dengan para anggota-anggota halaqoh. Ia sebenarnya mengghibah, tetapi ia (sang murobbi yang belum pernah menembakkan sebutir pelurupun) mengatakan : “Kita mengambil ibroh dari kesalahan dia… kita mengambil pelajaran dari kekurangan dia… kita mengambil kehati-hatian dari peristiwa itu… supaya kita tidak seperti dia… dll. Tapi Hakekatnya ia telah mengghibah… mengghibah… dan mengghibah…!!! makan daging saudaranya, apakah ia tidak merasa jijik???!!!

Hati-hati dengan daging saudara kita ya ikhwan!!! Apalagi daging orang yang telah mati!!! Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah Mengghibah (menggunjing) satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Hujrot 12)

Mending (tidak begitu parah) jika dilakukan sekali saja. Tetapi yang terjadi berkali-kali, dan telah menjadi kebiasaan sebuah halaqoh yang seharusnya serius membahas jihad dan amaliayat yang fardhu ain, tetapi malah senantiasa mengghibahi saudaranya. Duhai!!! Jama’ah jihad apa ini jika para murabbinya tipenya seperti itu, padahal dirumahnya banyak sekali tumpukan kitab… Kitab-Kitab Imam Ibnu Taimiyyah, Kitab-Kitab Imam Ibnu Qoyyim, Kitab-Kitab Syaikh Abdullah Azzam dan Kitab-kitab Imam-Imam Mujahid lainnya, padahal ia lulusan ma’had ini dan itu!!! Bukankah fenomena ini seperti keledai yang membawa tumpukan kitab di punggungnya???

Berfikirlah wahai ikhwan…!!! Ternyata sukut (diam) benar-benar menjadi pilihan utama ketika ada fitnah atau ada info tentang kekurangan atau aib ikhwan, lebih-lebih mengghibahi para mujahidin yang telah sekian lama berjihad, tertangkap musuh, disiksa dan dipenjara.

Ikhwan… betapa berat kesalahan yang dilakukan Hatib bin Abi Balta’ah yang hendak menbocorkan rencana Rasulullah menyerang makkah, namun demikian Allah Ta’ala mengampuninya lantaran keutamaannya mengikuti perang badr!!! Keutamaan dan banyaknya kebaikan yang telah ia lakukan berjuang bersama Rasulullah!!!

Ini sahabat… lalu bagaimana dengan mujahidin yang hidup pada masa sekarang yang sangat jauh dari masa Rasulullah dan para sahabat??? Tentu sangat banyak kekurangannya dan kealpaannya… Tetapi hal ini tidak menjadi legitimasi untuk orang-orang yang duduk ---apalagi terbukti qoidun!!!!--- untuk mengghibahi dan mencari-cari kesalahan orang-orang yang telah berjihad!!! Renungkanlah wahai ikhwan, lalu ambillah pelajaran!!!

Apalagi seorang murobbi ---ustadz fulan bin fulan--- yang belum pernah menembakkan sebutir pelurupun ke hadapan musuh, apakah layak dan beradab jika selalu mencari-cari kesalahan para ikhwan yang telah lama berjihad di medan jihad??? Ikhwan yang telah Allah uji dengan dahsyatnya penjara-penjara thogut!!! Ini murobbi ndak beradab!!! Ndak tawadhu’ dan tidak paham kekurangan serta aib diri, ilmunya hanya pemanis bibir, amalnya jauh panggang dari api… jauh panggang dari api!!!

Jadi setiap mujahid wajib menjaga lisan-lisannya!!! Mutlak, lebih-lebih terhadap ikhwannya yang telah lama berjihad di jalan Allah, berhati-hatilah!!! Jangan kotori lidah-lidah kalian untuk menggunjing, mencari kesalahan dan mencela mereka.

Jauhilah lisan-lisan yang kotor dengan gunjingan, karena khawatirlah jangan-jangan Allah tidak menyampaikan kalian ke maqom mujahid yang benar-benar berperang dan mendapatkan rizki syuhada.

Khawatirlah!!! Jangan-jangan Allah hanya mendudukkan kalian hanya pada maqom i’dad-i’dad, dan i’dad saja lalu berhenti... Karena orang yang diangkat ke maqom jihad/perang adalah mereka yang memang pilihan!!! Terpilih sisi ruhiyahnya maupun jasadiyahnya, jadi, ittaqillah wahai sekalian ikhwan!!!
18. Tandzim dan pedoman perjuangannya… (mirip) berhala baru yang disembah selain Allah!!!
وبعض هذه الجماعات تسوغ مداهنة الحاكم والقعود عن الجهاد تحت ذريعة مصلحة الدعوة، حتى صار هذا الإدعاء صنماً يعبد من دون الله، وتحت غطائه تزاحم أوامر قادة الجماعة أوامر الله تعالى وأوامرَ رسوله صلى الله عليه وسلم وذلك هو الضلال المبين .
“Dan sebagian jamaah-jamaah Islamiyah memperbolehkan mudahanah (kompromi) dengan pemerintah dan duduk tidak berjihad dengan alasan kemaslahatan dakwah, sampai-sampai alasan ini menjadi berhala yang disembah selain dari Allah. Dan dengan alasan ini pula perintah para pemimpin jamaah menggeser perintah Allah Ta'ala dan perintah Rasul-Nya shallallhu ‘alaihi wasallam. Dan ini adalah kesesatan yang nyata”. (Usamah bin Ladin, 20 maret 2008)
Wahai jiwa yang jujur dan hati yang salim… apa komentar kalian ketika Syaikh Al-Mujahid Marwan Hadid Rahimahullah bertutur : “Kalau memang dengan menjaga keselamatan tandzim itu menghalangi kalian untuk berjihad (berperang dan beramaliat), lalu apa fungsi tandzim??? Apakah kalian akan menjadikan –alasan— kemaslahatan tandzim itu sebagai berhala yang disembah selain Allah??. (Wasiat Syaikh Al-Mujahid Marwan Hadid)

Jelas tandzim menjadi sebab yang terbesar yang menjadikan kalian terbelenggu, terpasung dan terikat dari berangkat melakukan amaliyat atau berperang melawan musuh-musuh kalian baik yang dekat maupun yang jauh. Sadarlah wahai ikhwan... sebenarnya kalian benar-benar terbelenggu oleh sebuah tandzim dan peraturannya (pedoman perjuangannya), yang hakekatnya mengikat kalian dari berperang di jalan Allah.

Tidak percaya!!!??? Lihatlah diri kalian berapa lama kalian duduk-duduk tidak berangkat berperangan di jalan Allah, padahal perang memanggil kalian!!! Perang memanggil kalian... tetapi apa yang terjadi??? Kalian tidak bisa.... kalian terikat dengan kewajiban mentaati ”pedoman perjuangan” yang bisa jadi berubah atau memang sebenarnya telah berubah menjadi berhala yang kalian sembah selain Allah!!! Hingga panggilan jihad harus mengikuti pedoman tersebut... Mau do’a qunut nazilah saja harus menunggu instruksi ”atasan”!!! Membela darah-darah dan tulang beluang kaum muslimin mesti menunggu intruskai yang berdasarkan pedoman tersebut, bahkan kaum muslimin telah di bantai masih juga harus berkonsultasi dengan pedoman tersebut!!! Lahaula wala quwata ilabillah!!!!

Tahukah kalian siapa yang membuat pedoman tersebut??? Hingga sampai disembah dan ditaati selain Allah!!! Bahkan dalam kenyataannya lebih diutamakan dari pada pandangan dan dalil Syari’i dan penjelasan para ulama mujahidun dan ahlu tsugur, yang tentu kapasitasnya lebih baik dari beberapa orang yang telah merancang pedoman yang mirip berhala tersebut.
Kalaulah mereka (para pembuat pedoman tersebut) menelaah lebih dalam hakekat jihad yang sebenarnya (yang diusung oleh Syaikh Usamah, Syaikh Aiman, Syaikh Abu Mush’ab dll), maka kami yakin mereka akan meninggalkan pedoman tersebut dan mulai sadar untuk bergabung dengan para mujahid internasional, atau paling tidak menyelaraskan toriqoh dan pedoman perjuangannya dengan jihad mereka, bukan terkungkung dengan metode jihad hasil pemikiran beberapa orang lokal yang kapasitasnya belum teruji dalam jihad!!!

Jika mereka tetap menjadikan pedoman itu sebagai ”berhala” yang disembah, maka kasihan sekali dengan nasib tandzim ini... Kasihan sekali dengan pengorbanan yang tulus para anggotanya yang bertahun-tahun setia bernaung di bawah tandzim ini, kasihan dan kasihan!!! Malang nian orang-orang yang mukhlis dalam tandzim ini ---tandzimku sayang, tandzimku malang!!!----.

Padahal jihad, berperang dan amaliyat adalah gerbang syuhada, gerbang ibtila’ penuh berkah, gerbang sekrining (penyaringan) mujahid yang sabar dalam jihadnya, gerbang kemenangan dan gerbang impian menjadi mujahid yaitu berperang di jalan Allah.

Maka berperanglah kalian dijalan Allah... jangan hiraukan tandzim yang ”jumud & beku” dengan pedoman dan thoriqohnya sendiri, terkungkung dengan hasil pemikiran beberapa tokohnya saja, terborgol dengan pandangan seorang atau beberapa ustadznya saja... padahal, lihatlah laki-laki yang lemah dan para muslimah, anak-anak dan orang tua renta yang menunggu jihad kalian, serangan kalian, amaliyat kalian, ightiyalat kalian dan peluru-peluru yang kalian arahkan ke musuh-musuh kalian dan kaum muslimin.

Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا

”Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!”. (QS. An-Nisa’ : 75)

Masihkah kalian mendahulukan dan mengutamakan tandzim dan pedoman ”kolotnya” daripada mendatangi medan-medan jihad atau merancang dan melaksanakan amaliyat!!!??? Bukankah kalian bisa berperang sendiri sesuai kemampuan kalian, berperang sendirian, dengan kelompok kecil (sel jihad) maupun dengan kelompok yang besar!!!

Jadi berperang itu tidak mesti dengan tandzim yang besar, apalagi yang punya aturan mirip berhala yang ditaati secara membabi buta, yang tidak taat berarti pembangkang dan keluar dari jama’ah!!! Atau yang baru bebas dari penjara dikatakan cacat & bisa jadi penghianat!!! Apa-apaan ini... apa ini sesungguhnya... tandzim jihadi model apa ini!!!????

Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوا ثُبَاتٍ أَوِ انْفِرُوا جَمِيعً

”Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama”. (QS. An-Nisa’ : 71)


19. Takut, Gentar dan Tidak Berdaya... Akibat Tanazu’ (Saling berbantah/berselisih)

Sekuat apapun sebuah jama’ah jihad atau sebuah tandzim jihadi... namun jika dalam pengelolaannya selalu diliputi tanazu’, berbantah-bantahan dan perselisihan yang tidak di kembaikan kepada Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah, maka tamatlah riwayat tandzim tersebut, biqudratillah.

Karena demikianlah yang terjadi di medan-medan jihad –-apalagi selain medan jihad--, sebagaimana yang diterangkan Allah dalam Al-Qur’an. Ketika sebuah pasukan perang telah tenggelam dalam sikap tanazu’ antar anggotanya, atau anggota dengan pimpinannya, maka yang melanda pasukan tersebut gentar untuk berperang, takut menghadapi musuh, ingin lari kebelakang, ketakutan setiap saat, merasa kalah, dan akhirnya hilanglah kekuatan yang telah dibina bertahun-tahun bahkan puluhan tahun.

Allah Ta’ala berfirman :

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

”Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Anfal : 46)


20. Tanda kekalahan : Kehilangan inisiatif/tak punya inisiatif...!!!

Sekitar Akhir bulan Juli atau awal Agustus 2009, seorang tokoh pergerakan Islam tampil di sebuah stasiun TV, yang jelas kita (penulis) tidak tahu apa motif beliau tampil disana. Memang hak beliau memutuskan tampil atau tidak tampil ketika ditawari untuk diwawancarai tentang pengakuan mujahid Nurdin M. Top di internet yang mengaku melakukan peledakan di hotel Amerika JW marriot & Ritz Carlton, Jakarta.

Tetapi masalahnya, pernyataan beliau itu kami nilai adalah sebuah kesia-siaan & kebodohan!!! ya kebodohan yang nyata!!! Yang tidak layak dilakukan oleh orang sekapasitas beliau, orang yang ”laris” melakukan bedah buku –menilai—orang yang beramal di mana-mana, yang pendapatnya dipakai dimana-mana meski –kadang ngalor-ngidul—tidak bisa dijadikan sandaran pendapat mujahidin sejati, dan memang sebenarnya pendapat-pendapat beliau belum teruji.

Kita simak beberapa peryataan beliau :
Beliau katakan : ”Saya tidak setuju dengan perbuatan Noordin M. Top melakukan peledakan dimana-mana di Indonesia.
a. Beliau katakan : ”JI itu jama’ah ta’lim dan dakwah yang tidak membenarkan operasi-operasi –jihad- semisal itu (pengeboman-pengeboman)”.
b. Beliau katakan : ”Bukan tabiat jihad, apabila sehabis melakukan amaliyat mujahidin membuat pernyataan di media (internet)”.
c. Beliau katakan : ”Biarkan polisi yang akan membuktikannya, apakah surat pengakuan itu benar-benar dari Noordin atau bukan”.
d. Yang paling aneh adalah pernyataan AM. Hendropriyono –tangannya yang berdarah-darah yang telah membantai mujahid talangsari Lampung-- di TV tersebut, ia katakan : ”Kita harus berterimakasih dengan Ust. Abu Rusydan dan Nasir Abbas, karena mereka kooperatif dan banyak membantu polisi”..????. (wawancara AM. Hendropriyono dengan tv-one diawal Agustus 2009)

Kita lihat lihat point-point di atas semuanya diungkapkan di media publik yang akibatnya multi tafsir –-sadar nggak Ustadz akibat pernyataan-pernyataannya ini????--, kalau tafsirnya atau memaknainya mendukung jihad mungkin tidak masalah, tetapi masalahnya dengan pernyataan-pernyataan itu semakin menguatkan permusuhan & ketidak berpihakan masyarakat (kaum muslimin awam & para aktivis muslim) di berbagai tataran dan status sosial di Indonesia terhadap para mujahid yang melakukan berbagai operasi amaliyat di Indonesia. Ini kerugian... ini ketidak-berpihakan... ini kebodohan... dan ini akibat kalah inisiatif... ini akibat terlalu lama duduk-duduk, 5, 10, atau 15 tahun di halaqoh!!!! ....duduk-duduk dari melakukan amaliyat jihadiyyah!!!

Hal ini menguatkan stigmasisasi buruk terhadap mujahidin, apakah masih kurang!!!! penjelasan ulama mujahidin tentang sunnahnya ightiyalat, pembunuhan aimmatul kufr, operasi mencari syahid (isytisyhadiyyah) dalam rangka menolong din Allah, dan dibenarkannya jihad seorang diri, kelompok kecil atau kelompok besar (jama’ah mimba’dil muslimin)... Karena itu berhati-hatilah wahai ikhwan dalam berbicara dan membuat pernyataan, apalagi didengar jutaan manusia (publik) yang multi talenta dan pendidikan... Salah bicara, bisa jadi justru mendukung musuh... Alih-alih mendapat pahala, muka kita bisa di telungkupkan di neraka... na’udzubullahi!!!!

Kelompok yang kalah, biasanya selalu kalah inisiatif, kenyataanya demikian. Sehingga muncul ungkapan-ungkapan di atas yang diamnya beliau sebenarnya lebih baik... ini tanda beliau juga kalah inisiatif!!!, dan malah didikte oleh musuh, malah ikut irama musuh, lihat pernyataan beliau poin d, jika beliau merasa ungkapannya itu –menurut ilmu dan tajribah beliau-- benar di tv-one, itu kan pendapat beliau pribadi, jadi tahanlah diri jangan diungkap di media, ini lebih baik. Atau beliau merasa senjata pamungkas ”pedoman jihad” atau ”thoriqoh jama’ah” yang beliau buat itu lebih baik dari panggilan jihad –-yang hukumnya fardhu ’ain-- yang kerasnya seperti guntur yang menggelegar!!!

Ingat ikhwan ketegasan Sayyid Quthb Rahimahullah di hadapan musuh & tiang gantungan sangat mempengaruhi dan menguatkan mujahidin di seluruh dunia, ketegasan Ustadz Mukhlas di hadapan thogut dan murtadin di Indonesia menjadi cahaya yang menginspirasi kuatnya tekad untuk senantiasa melakukan amaliyat sampai Allah memenangkan atau memberi rizki syahid, sehingga benarlah apa yang diungkapkan Ustadz Mukhlas : ”Mati Mukhlas satu, akan tumbuh sejuta Mukhlas!!!”.

Ustadz tersebut mengatakan : ”Bukan tabiat jihad, apabila sehabis melakukan amaliyat mujahidin membuat pernyataan di media (internet)”. Jika kita mau jujur dan kita lihat dari kacamata sengitnya pertempuran antara ahlu haq dan batil... sengitnya den 88 memusuhi mujahidin... sengitnya TNI/Polri memusuhi mujahidin... bengisnya mereka mencincang jasad-jasad mujahidin... maka pernyataan ini merupakan kebodohan juga... mengapa beliau tidak bisa membedakan antara tabiat jihad & khud’ah (siasat).

Ingat ikhwan khud’ah itu maknanya satu yaitu bersiasat untuk memenangkan pertempuran melawan musuh, tetapi terjemahannya atau praktiknya di lapangan bisa sangat banyak dan beragam!!! Hasilnya pun akan sangat ditentukan oleh kepiawaian mujahid menghadapi khud’ah musuh yang juga selalu dinamis & berkembang... Jadi jangan bisanya selalu menilai orang yang sedang amaliyat dengan beragam masyaqqohnya, dan merasa --menilai jalan yang ditempuh dirinya benar---, padahal ia duduk-duduk dari amaliyat!! dan menjadi penonton, dan seenak perutnya membuat stigmasisasi.

Dan kami ingatkan... bagi orang-orang yang duduk-duduk dari melakukan amaliyat jihadiyah, hendaknya menahan lisannya dari berkomentar miring tentang mujahidin ---. Ustadz Kondang kah dia, tenar, atau lariskah dia di berbagai bedah buku!!---, diamnya mereka lebih baik dan berpahala dibanding berkomentar yang justru tidak bermanfaat dalam menguatkan mental mujahidin. Jangan merasa paling benar, padahal yang dilakukan hanya duduk-duduk, menjauhi medan-medan amaliyat!!!

Ingat!!! Ingat!!! Ikhwan... Semakin jauh seorang mujahid dari medan tempur baik yang dekat atau yang jauh, maka akan semakin menguatkan kepengecutannya dan ketakutannya menghadapi musuh.


21. Qishos mereka!!!

Hari ini 08 Agustus 2009, kira-kira pukul 10 pagi (sejak pukul 17 sore hari sebelumnya) menjadi hari kelabu yang memalukan sang ”singa-singa” yang tengah hidup di kandang & padang angan-angan yang selalu terbalut selimut ketakutan...!!! Berjuta mata dipaksa --–via tv, yang berposisi bersama pembantai (den 88, nasrani, & murtadin lainnya)--- menyaksikan pembantaian seorang mujahid di Temanggung, jateng... Tak ada perlawanan...!!! Tak ada kawan yang menghadang...!!! Tak ada senjata yang disandang...!!! tak ada kawan yang menolong...!!! Dan tak ada satu dua ikhwan –dari ratusan atau ribuan ilkhwan-- yang membokong –terfikir membokong-- musuh dari belakang...!!! Walau hanya dengan ketapel atau sebongkah batu yang dapat dilemparkan... walau hanya sekadar membuat musuh lecet-lecat di lengan... atau sekedar meringis kesakitan.

Sulit dipercaya!!! Bagai mimpi rasanya!!! Pembantaian di depan mata, tapi memang sesuatu yang nyata... Katanya tandzim --jihad ini-- adalah singa-singa... tapi, ternyata hanya pengakuan belaka, atau hanya kumpulan domba-domba, yang siap disembelih kapan saja atau ayam-ayam potong yang siap dipotong, dicincang, dimasak dan untuk pesta pora mereka. Hal ini terus berulang!!! berulang!!! & berulang!! ---lihatlah puluhan kasus penangkapan disertai pembantaian---, tanpa perlawanan dari ikhwan di tempat lain, tanpa peduli dan empati dengan juga melakukan balasan-balasan, atau melakukan qishos!!! Padahal... para ikhwan yang telah banyak dikaruniai nikmat Allah, berupa iman, anak, istri, harta, dll... Tak ada rasa cemburukah kita tuk membela dengan amal nyata??? Tuk membela dengan irhab, ightiyalat atau serangan-serangan nyata??? Sudah hilangkah rasa di dada tuk sekadar membalas perbuatan mereka yang telah mencincang mujahidin di depan mata!! dan dilakukan di mana-mana???

Muslim membunuh muslim tanpa hak saja harus diqishos!!! Lalu bagaimana orang-orang kafir, murtadin dan munafikin membunuh saudara-saudara kita dibiarkan saja beulang-ulang!!! Ironisnya di depan mata jutaan manusia!!! ----di depan para karyawan-karyawan perusahaan nasional yang katanya bermental singa-singa!!!----

Sulit rasanya kami mengungkapkan dengan kata-kata, sakitnya hati ketika menyaksikan episode pembantaian seorang mujahid pilihan Allah, yang dilakukan oleh tentara-tentara pendukung kekafiran, pendukung UU positif yang rusak & bejat, hasil pemikiran orientalis, penjajah dan para pendosa.... pendukung kaum yahudi, nasrani, munafikin dan murtadin di negeri ini... sakit hati ini!!! sesak dada ini!!!

Ikhwan... dimana iman kita??!! Dimana loyal kita dengan sesama???!!! Dimana ikatan ukhuwah kita???!!! Dimana letak tanggung jawab kita di hadapan Allah kelak di akherat!!! Kalau episode pembantaian ini terus berulang, berulang dan berulang...!!!

Jama’ah kami tidak memerintah amaliyat!!! Jama’ah kami belum tahapnya!!! Jama’ah kami masih dalam kondisi dakwah & taklim!!! Jama’ah kami menunggu pasukan yang jumlahnya 12.000 mujahid yang siap perang!!! Dan jama’ah kami, dan jama’ah kami... belum begini dan begitu. Ikhwan apa maknanya ini ??? Ini maknanya jama’ah kalian atau kelompok kalian telah kalian cintai melebihi dari mendatangi seruan Allah dan rasul-Nya dan dari berjihad di jalannya... Allah yang telah memberikan kehidupan kepada kalian dan memberi nikmat iman & islam kepada kalian. Berhati-hatilah kalian... perbuatan menunda-menunda jihad dan amaliyat adalah perbuatan munafik dan bentuk kefasikan!!!

Ada beberapa jalan yang perlu diingat tuk membantu mereka :
a. Melakukan i’dad yang keras, baik imani maupun ’askary (militer), lalu bersiaplah untuk mengganti --bukan untuk duduk-duduk di halaqoh sampai 15 tahun-- mereka dalam amaliyat-amaliyat nyata.
b. Menginfakkan sebagian, atau sebagian besar –lebih baik— harta kita untuk mendukung para mujahidin. Bukan untuk membangun rumah megah dan kendaraan mewah.
c. Cari para mujahidin yang benar-benar mengangkat bendera jihad yang memang memerlukan dana, tetapi mereka malu untuk meminta.
d. Tahanlah lisan anda, walau sekadar mengomentari para mujahidin yang beramaliyat. Karena mujahid yang beramaliyat itu maqomnya jauh lebih tinggi dibanding mujahid yang hanya duduk-duduk saja.
e. Kepada para amir sebuah tandzim atau sebuah jama’ah jihad, ”biarkanlah anak-anak muda dari kalian melakukan amaliyat (jihad yang nyata), jangan halang-halangi mereka”, itu lebih ringan tanggungjawab antum di sisi Allah.
f. Bantulah finansial keluarga mujahidin yang ditinggal berjihad atau mati syahid, dipenjara, mathlubin (dikejar den 88) atau dalam keadaan hijrah di jalan Allah.
g. Istiqomahlah dalam ibtila’ sekecil apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar