Minggu, 24 Januari 2010

Tekad baja… ciri mujahid perwira

bagian 3
Ya… hanya mujahid yang punya tekad baja, yang mampu melakukan pukulan-pukulan terhadap musuh… mampu merobek tembok dan dinding pertahanan mereka, hingga mereka mengerang kesakitan… lalu tewas mengenaskan, karena mereka hidup dalam kekafiran terhadap Dzat yang maha kuasa.
Sungguh bagus apa yang di paparkan oleh Asy-Syahid ---kama nahsabuhu--- Abu Mush’ab Az-Zarqowy tentang mujahid yang harus bertekad baja. Beliau bertutur :
“Sesungguhnya agama ini tidak akan tegak kecuali di atas pundak para perwira yang memiliki tekad baja. Ia tidak akan pernah tegak di atas pundak orang-orang yang biasa hidup ringan dan bermewah-mewah. Tidak!!! sungguh Islam tidak akan tegak di atas pundak orang-orang seperti ini.
Agama yang besar tidak akan tegak kecuali di atas pundak orang-orang besar pula. Tanggung jawab besar yang tidak sanggup dipikul langit dan bumi, tidak mungkin diemban oleh selain orang yang pantas mengembannya.
Wahai merpati, kalau kamu menangis karena anak kecilmu…
Lantas di manakah pemirsa kesedihan-kesedihan…
Manakah yang layak menitikkan air mata, mataku atau matamu ?
Orang yang mengaku tidak diterima pengakuannya tanpa bukti…
Bagaimana mungkin Islam akan tegak dan kembali kepada kejayaan dan kemuliaannya seperti dulu, tanpa adanya tekad baja seperti tekad Abu Bakar untuk memerangi kaum murtad di zaman banyaknya orang murtad dulu ?
Ketika Abu Bakar, orang yang sudah tua, peka perasaannya dan mudah menangis itu bersumpah menyatakan tekad terbesarnya : “Demi Allah, aku benar-benar akan perangi siapa yang memisahkan antara sholat dan zakat. Sesungguhnya zakat adalah hak harta. Demi Allah, seandainya mereka menolak kepadaku untuk membayar satu ikatan binatang yang dulu mereka bayarkan kepada Rasulullah –‘alaihis shalatu was salam—pasti akan kuperangi mereka karenanya”.
Bagaimana mungkin Islam akan tegak tanpa adanya tekad seperti tekad Anas bin Nadhr, yang mengatakan : “Kalau Allah menghadirkanku dalam perang melawan orang-orang musyrik, Allah pasti akan melihat apa yang akan kuperbuat”.
Akhirnya ia hadir dalam perang Uhud, lalu ia berperang, sampai ketika mati di jasadnya ditemukan 80 luka lebih, mulai dari tikaman dan tebasan pedang.
Adalah Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-- selalu berdoa kepada rabbnya :
(اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فيِ اْلأَمْرِ وَاْلعَزِيِمَةَ عَلىَ الرُّشْدِ)
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keteguhan dalam urusan apapun dan tekad kuat di atas kelurusan”.
Sungguh, sebuah tekad yang tinggi benar-benar mendidih dalam hati seperti mendidihnya air dalam periuk. Tekad seperti ini benar-benar mendorong pemiliknya untuk melakukan perkara-perkara besar setiap pagi dan sore, sehingga ia bisa menjadi orang yang disebutkan dalam perkataan Imam Syafi‘i Rahimahullah : “Istirahat bagi orang-orang lelaki adalah kelalaian”.
Inilah shahabat bernama ‘Abdullah bin Jahsy, ia pernah menjauh sedikit di samping Sa‘ad bin Abi Waqqash sebelum pecah perang Uhud; keduanya sepakat untuk bergantian memanjatkan doa dan saling mengamini. Maka doa yang dipanjatkan ‘Abdullah bin Jahsy adalah : “Ya Allah, berilah aku rezeki berupa seorang lelaki yang keras amarahnya, besar kekuatannya, yang aku berperang dengannya dan dia berperang denganku, kemudian ia membunuhku dan memotong hidung dan telingaku, sehingga ketika aku berjumpa dengan-Mu kelak, ya Allah, Engkau bertanya : “Hai ‘Abdullah, karena apa hidung dan telingamu terpotong ?”. Maka aku menjawab : “Karena-Mu dan karena Rasul-Mu”. Lalu Engkau berfirman : “Kamu benar”.
Betapa agung dan indah doa ini, sungguh itulah jiwa yang menjual segalanya untuk robbnya, ketika itulah kepahitan berubah menjadi kemanisan, sungguh itu tidak terjadi selain dari orang yang telah merasakan manisnya jalan ini dan merasakan kelezatannya. Ia tidak lagi mempedulikan apapun selain keridhoan rabbnya, ia tidak lagi peduli selain bagaimana bisa berjumpa Allah dalam keadaan Dia ridho dan terbunuh di jalan-Nya.
Siapakah di antara kita yang hendak meniru tekad-tekad baja seperti ini…??? Siapa???!!! Siapa???!!!
Siapakah di antara kita yang hendak meniru tekad Ahmad bin Hanbal, Ibnu Taimiyah, dan Al-‘Izz bin Abdissalam ? Mereka membawa panji jihad fi sabilillah, kuat di hadapan musuh-musuh Allah. Sementara sekarang ini, ulama meninggalkan medan tempur, mereka mundur dari memegang tampuk kepemimpinan kafilah jihad ini, mereka merasa berat untuk mengorbankan nyawa karena Allah. Belum cukup seperti itu, ditambah lagi mereka masih meneriaki mujahidin dan mengalamatkan berbagai tuduhan negatif kepada mereka, engkau tidak dengar suara mereka selain seruan untuk melawan mujahidin… semua itu dilakukan dengan alasan sebagai alat politik dan mencapai kesopanan.
Aku sendiri tidak tahu, kapan mereka akan meninggalkan “fikih kekalahan sebelum perang”, dan pemahaman takut dan pengecut itu.
Tidakkah kalian dengar, bagaimana mereka mengingkari pemenggalan orang Amerika bernama Bergh, itu ?
Mereka paling depan untuk mengingkari aksi ini karena sebelumnya mereka sudah mundur dari memerangi orang-orang kafir, dan karena mereka belum pernah menghirup angin ‘izzah (harga diri dan kemuliaan), belum pernah merasa tinggi dengan kandungan-kandungan iman yang seorang mukmin harus merasa tinggi di hadapan kejahiliyahan dan pengikutnya :
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لاَ يَعْلَمُونَ
“Dan milik Allah, rasul-Nya, dan orang-orang berimanlah harga diri (izzah) itu, akan tetapi orang-orang munafik tidak mengetahui”. (QS. Al-Munafiqun : 8)
Orang-orang seperti mereka sangat sulit membayangkan dirinya –karena posisinya sebagai budak yang hina—bisa menyembelih sang majikan, yaitu orang Amerika. Benar! Mereka terlanjur menetek susu kehinaan dari puting ibu-ibu mereka sampai kehinaan itu mengalir dalam diri mereka. Maka sangat sulit sekali mereka bisa berubah dan berganti. Fakta pahit ini memang tidak mereka nyatakan terus terang, tapi mereka membungkusnya dengan selendang kefakihan dalam urusan agama, mereka menampilkan fakta ini dengan menghiasinya menggunakan pakaian hikmah (sikap bijaksana). Mereka mengklaim dan kemudian berdusta, dengan mengatakan bahwa aksi eksekusi ini memperburuk citra Islam dalam pandangan orang-orang barat yang memiliki perasaan sensitif, kata mereka dunia sebelum adanya aksi ini sangat reaksioner dengan kejahatan yang terjadi di penjara Abu Gorhib dan Guantanamo, tapi gara-gara ada aksi pemenggalan ini timbul dampak negatif terhadap reaksi dan respon positif negara-negara di dunia tadi. Bahkan, fanatisme kebangsaan si anjing bangsa Rum, Bush, tadinya sudah mereda hingga titik paling rendah; tapi gara-gara ada aksi pemenggalan ini, emosi kebangsaannya kembali memuncak. Seolah-seolah orang-orang yang katanya memiliki kebebasan di dunia itu sudah menghunus pedangnya, menugaskan pasukannya dengan serius, dan sudah benar-benar melongokkan kepalanya untuk membebaskan Irak dan menyelematkan orang-orang bebas serta wanita-wanita yang kehilangan anaknya dari penjara kebengisan dan kedzaliman.
Yang sangat patut disayangkan adalah, media informasi salibis kafir itu berhasil –dengan didukung persetujuan orang-orang yang sekulit dengan kita— memberikan pengaruh dalam pembentukan pribadi orang Islam. Melalui tekanan yang menakutkan, dan jaringan-jaringan informasi dunia arab dan internasional, mereka berhasil mencuci otak kaum muslimin, mempengaruhi pemikiran mereka, membalik fithroh mereka, dan menjadikan tekad mereka menjadi banci.
Subhanallah…! Musuh dari kaum salib yang penuh dengki datang membawa program yang mengkhawatirkan, yaitu ingin menguasai umat Islam dan memberikan kekuasaan bagi kaum yahudi, memerangi syariat, merampas kehormatan, memperkosa harga diri, melancarkan kehinaan dan kerendahan kepada umat manusia, sementara umatku hanya melihat dari kejauhan, tidak mampu berbuat apapun selain menampar pipi dan menangis, umatku tidak mampu mematahkan rantai kehinaan yang diikatkan kepadanya sejak zaman yang lama.
Telah lahir generasi yang terasuki penyakit kehinaan dan dihinakan dengan pakaian aib. Maka neraca penilaiannya berubah dengan sangat drastis, generasi ini kehilangan neraca penilaian yang didasarkan kelurusan dan hidayah dari langit, sebagaimana diberitakan oleh Ash-Shadiqul Mashduq (Rasulullah) :
(تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلىَ الْقُلُوْبِ عِرْضَ الْحَصِيْرِ عُوْداً عُوْداً، فَأَيُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا نُكِتَ فِيْهِ نُكْتَةً بَيْضَاءَ، وَأَيُّ قَلْبٍ أَشْرَبهَاَ نُكِتَتْ فِيْهِ نُكْتَةً سَوْدَاءَ، حَتَّى يَصِْيرَ الْقَلْبُ عَلَى قَلْبَيْنِ: أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَاةِ لاَ يَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ، وَاْلآخَرِ أَسْوَدَ مِرْباَزاً كَاْلكَوْزِ مُجْخِياً، لاَ يَعْرِفُ مَعْرُوْفاً وَلاَ يُنْكِرُ مُنْكَراً، إِلاَّ مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ)
“Berbagai fitnah dilancarkan kepada hati seperti dianyamnya tikar satu bilah demi satu bilah, maka hati mana saja yang mengingkari fitnah itu, akan tertitik di sana satu titik putih. Dan hati mana saja yang tenggelam olehnya, maka akan dititikkan satu titik hitam. Sehingga hanya ada dua hati saja: Hati yang putih seperti batu yang halus, ia tidak akan terpengaruh fitnah selama masih ada langit dan bumi; dan hati yang hitam dan tertutup seperti mangkuk yang terbalik, tidak mengerti mana yang makruf, dan tidak mengingkari perkara yang munkar, selain yang sesuai dengan keinginan hawa nafsunya”.
Inilah Abu Bakar Ash-Shiddiq, sosok penyayang dan belas kasih –ayah dan ibuku menjadi penebusnya—, beliau menggambarkan buat kita sebuah jalan yang terang dan sunnah yang jelas, ketika beliau dikirimi surat tentang tawanan yang oleh kaumnya hendak ditebus dengan sekian dan sekian, beliau menjawab : “Bunuh tawanan itu, sungguh membunuh satu orang musyrik lebih aku sukai daripada sekian dan sekian”.
Sebagian utusan berusaha untuk menyelamatkan si bule ini, mereka membayar kepada kami harta berapapun yang kami minta, meskipun kami sangat membutuhkan harta guna mendorong roda jihad, tapi kami lebih memilih membalaskan dendam saudara-saudara dan umat kami…. Subhanallah!! Lahaula wala quwwata ilabillah!!”. Sampai disini tuturan beliau.
Orang yang patut kita contoh dan teladani tekadnya yang mampu mengguncang negeri dua aliran sungai, Iraq hingga macan-macan kesatria islam lahir dan beranak pinak di sana menjadi tumbal tegaknya daulah islam yang dipimpin oleh Syaikh Abu Umar Al-Baghdady Hafidzahullah.


23. Serahkan Barang dagangan kepada “Sang Pembeli”
Kalian telah jual nyawa kalian kepada Allah Ta’ala, kini di hadapan kalian hanya ada satu pilihan saja, yaitu engkau serahkan barang dagangannya kepada Sang Pembeli. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang beriman, jiwa dan harta mereka, dengan memberikan surga kepada mereka; mereka berperang di jalan Allah lalu membunuh atau dibunuh. Sebagai sebuah janji yang benar di dalam kitab Taurat, Injil, dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih benar janjinya daripada Allah? Maka berikanlah kabar gembira dengan jual beli yang kalian adakan, dan itulah keberuntungan yang besar”. (QS. At-Taubah : 111)
Syaikh Abu Mush’ab Rahimahullah menjelaskan : “Jika pembeli telah menerima barang dagangan, maka terserah mau Dia apakan dagangan tersebut. Terserah mau Dia letakkan di mana; kalau Dia berkehendak, akan diletakkannya di istana, kalau Dia berkendak akan diletakkannya di penjara, kalau Dia berkehendak akan diberinya pakaian paling gagah, kalau Dia berkehendak akan menjadikannya telanjang kecuali sebatas penutup aurat, kalau Dia berkehendak akan menjadikannya kaya, kalau Dia berkehendak akan dijadikannya fakir miskin, kalau Dia berkehendak akan dijadikanya tergantung di tiang gantungan, atau menjadikan musuh menguasainya lantas membunuh atau mencincangnya”.
Sayyid Quthb Rahimahullah mengomentari kejadian yang menimpa Ashhabul Ukhdud, beliau mengatakan : “Contoh seperti ini pasti terjadi (lagi), di mana orang beriman tidak ada yang selamat dan orang kafir tidak ada yang disiksa. Hal ini agar tertancap dalam benak orang-orang beriman para pelaku dakwah kepada Allah, bahwa mereka bisa saja dituntut mengakhiri jalan yang ia tempuh menuju Allah dengan kejadian seperti ini. Supaya mereka mengerti bahwa mereka sama sekali tidak memiliki kekuasaan sedikitpun mengatur urusan, urusan mereka dan urusan akidah semata-mata dikembalikan kepada Allah. Kewajiban mereka hanyalah melaksanakan kewajiban yang dibebankan kepada mereka setelah itu, jalan. Kewajiban mereka itu adalah mengedepankan Allah dan akidah di atas kehidupan, serta merasa tinggi dengan imannya di atas berbagai fitnah, dan berbuat jujur kepada Allah dalam beramal dan niat. Setelah semua ini, Allah akan memperlakukan diri mereka dan musuh mereka sebagaimana yang Dia kehendaki terhadap dakwah dan agama-Nya, bisa saja mereka akan mengakhirinya dengan salah satu kejadian yang sudah terjadi dalam sejarah iman, atau mengakhirinya dengan cara lain sesuai yang dikehendaki dan dilihat oleh Allah. Mereka adalah orang-orang yang bekerja di sisi Allah, apa kemudian pantas orang yang menjual seekor kambing marah, atau hatinya tidak terima, ketika sang pembeli menyembelihnya?”.
Bukankah engkau mendengar kejadian yang menimpa singa Allah dan singa Rasul-Nya, Hamzah? Perutnya dibelah, hatinya dikeluarkan, dan tubuhnya dicincang. Bukankah engkau mendengar apa yang dialami manusia terbaik, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika perang Uhud ? Renungkanlah keadaan para nabi dan rasul yang merupakan makhluk-makhluk pilihan; nabi Ibrahim –‘alaihissalam-- dilemparkan ke dalam api, nabi Zakariya –‘alaihissalam-- digergaji tubuhnya, nabi Yahya –‘alaihissalam-- (yang berjuluk as-sayyid al-hashur, yang artinya seorang teladan dan menahan hawa nafsu) disembelih, Nabi Ayyub –‘alaihissalam-- berkutat dalam bala ujian selama bertahun-tahun, nabi Yunus –‘alaihissalam-- dikurung di dalam perut ikan hiu, Nabi Yusuf –‘alaihissalam-- dijual dengan harga murah dan harus mendekam di penjara selama beberapa tahun.
Semua itu mereka jalani dengan rasa ridho terhadap robb dan majikan mereka yang Maha benar.
Dulu, ada sebagian salaf yang mengatakan : “Seandainya tubuhku dipotong-potong dengan gunting, itu lebih aku sukai daripada mengatakan kepada sesuatu yang sudah ditetapkan Allah : “Seandainya saja itu tidak terjadi”.
Oleh karena itu, wahai ikhwan-ikhwanku, jadilah orang-orang yang tidak mencampuri urusan Allah –sang majikan— dalam mengurus dirinya, tidak menentang pilihan yang Allah pilihkan untuknya. Mereka yang kami ceritakan di atas tidak pernah campur tangan dalam pengurusan Allah terhadap kekuasaannya, dengan mengatakan : “Seandainya begini, tentu jadinya begini”, tidak juga mengatakan, “Seandainya”, “Jikalau”, dan “Kalau saja”.
Pilihan yang Allah berikan bagi orang beriman adalah pilihan teragung dan terbaik, walaupun tampaknya sulit dan berat, atau di dalamnya ada kehancuran harta, hilangnya jabatan dan kedudukan, kehilangan keluarga dan harta, atau bahkan lenyapnya seluruh urusan dunianya.
Ingatlah kisah perang Badar, lalu renungkanlah baik-baik. Kala itu sebagian sahabat menginginkan peristiwa Badar sebagai waktu menaklukkan kafilah dagang. Akan tetapi Allah Ta’ala memilihkan pasukan perang untuk mereka hadapi, padahal perbedaan antara keduanya sangat-sangat jauh. Apakah yang ada dalam kafilah dagang ? Makanan yang disantab, setelah itu pergi ke tempat buang air, pakaian yang kemudian lusuh dan dibuang, serta dunia yang akan segera lenyap. Adapun menghadapi pasukan perang; di sana ada pemisah yang dengannya Allah pisahkan antara yang haq dan yang batil, ada kekalahan dan bertekuk lututnya kesyirikan, tinggi dan menangnya tauhid, di sana para pemuka kaum Quraisy yang selalu menghalangi Islam terbunuh, dan cukuplah bahwa Allah melihat hati pasukan Badar kemudian berfirman : “Lakukanlah sesuka kalian, Aku telah ampuni kalian”. Sampai disini tuturan beliau syaikh Abu Mush’ab Rahimahullah.
Wahai ikhwan, ambilah pelajaran… Bukanlah dari tabiat jihad hidup dengan menjauhi bala’, kesengsaraan, airmata dan darah… jangan kita ingkari, dengan hawa nafsu yang menjerumuskan dan kebodohan yang membinasahkan. Jangan kalian berangan, selalu berangan, & terus ingin berangan menegakkan islam tanpa jihad. Sungguh genderang perang telah di tabuh, bahkan musuh telah siap dengan seluruh kekuatan, akankah kita masih dibayangi subhat tandzim atau jama’ah yang harus di jaga “keselamatannya”.
Jangan kalian menunggu ikhwan digulung!!! Dan di cincang terus menerus!!! Jangan kalian menunda-nunda, hingga semua ikhwan akan tercengang!!! Menanti di penjara atau tiang gantungan tanpa perlawanan!!! Dimana para wanita menggantungkan harapan, dimana anak-anak meletakkan impian!!! Jika para perwira mundur dari medan perang dan menganut fiqh “kalah sebelum perang!!!”.

24. Jangan halangi mereka ya Ustadz…!!!

Ketika ibtila’ terjadi begitu dahsyat… dari atas dan dari bawah, dari kiri dan dari kanan, dari depan dan dari belakang… hidup dalam keadaan tertekan, tertindas, susah tinggal dimana-mana, ma’isyah tak tentu arah, kawan sendiri menghindar sampai sikapnya tak ramah, selalu diintai musuh, dibuntuti, ditangkap, dipenjara bahkan dibunuh dengan sadis… maka kemana kita akan berharap pertolongan!!! Tidak ada tempat bergantung selain hanya kepada Dzat yang menguasai segala sesuatu dan keadaan. Yang menguasai malam dan siang… yang menguasai hidup dan mati… yang menguasai maysriq dan magrib… yang menguasani setiap jiwa… yang menguasai setiap ubun-ubun musuh seluruhnya tak terkecuali.

Ingatlah ikhwan sekalian, betapa gambaran ibtila’ yang dahsyat sangat akrab dengan para sahabat. Ketika mereka melihat ancaman yang sangat besar dari pasukan multinasional (gabungan kabilah-kabilah jaziroh arab) pada perang ahzab, di dalam kota Madinah sendiri bani quraidhoh dan kroninya hendak membokong kaum muslimin, hingga Rasulullah mengungsikan para wanita dan anak-anak. Betapa berat ujian ketika itu hingga para sahabat tidak bisa lagi melihat dan berfikir sehat, dan menyangka dengan persangkaan yang beraneka ragam.

Allah Ta’ala berfirman :

إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا

“(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. Disitulah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat”. (QS. Al-Ahzab : 10-11)

Ikhwan sekalian, hari ini jika kalian merasakan kegoncangan yang dahsyat akibat perbuatan musuh-musuh kalian… maka berbahagialah!!! Mudah-mudahan Allah akan menaikan derajat dan maqom kalian. Namun ditengah-tengah kegoncangan ini, masih ada sebagian ikhwan yang justru melemahkan dan “nggembosi” sebagian kelompok anak-anak muda yang aktif melakukan serangan-serangan, melakukan balasan-balasan dan pukulan-pukulan terhadap musuh.

Bukankah anak muda menjadi andalan & simbol kekuatan kaum muslimin dalam memukul dan membalas perbuatan-perbuatan musuh!!! Tidakkah kalian ingat ashabul kahfi, semuanya pemuda. Para sahabat yang gagah berani yang maju ke medan perang, rata-rata adalah para pemuda. Ghulam yang telah membunuh daabah, hingga rahib mengatakan : “Hari ini, engkau lebih baik dari aku!!! (karena engkau meski ilmunya sedikit, namun telah berani melakukan amal untuk manfaat yang banyak)”. Thaliban & Abu Sayyaf Group (ASG), mayoritas mereka adalah para pemuda, dan serangan yang penuh barokah terhadap gedung kembar WTC di New York city USA, adalah belasan para pemuda utusan Syaikh Usamah!!!

Lalu apakah dalil yang bisa kalian kemukakan, jika kalian melarang anak-anak muda dari umat ini melakukan amaliyat!!! Jangan halangi mereka ya Ustadz...!!! Jangan halangi, jangan melemahkan mereka dengan komentar-komentar kalian, jangan gembosi mereka, jangan kalian pasung mereka dengan seperangkat aturan tandzim dan jangan jauhkan mereka dari area dan medan pertempuran.

Panutan kita Asy-Syaikh Abu Abdillah bertutur : “Dan demikian pula pada hari ini, para mujahidin mengatakan kapada para ulama’ dan da’i yang mencintai kebenaran dan tidak berkompromi dengan kebatilan; Kalian telah mengangkat bendera agama Islam dan kalian mengetahui bahwa yang kalian angkat itu adalah benar-benar ajaran Rasulullah, dan sesungguhnya jika kalian mengemban agama itu dengan benar, itu artinya kalian pasti memisahkan diri dari pemerintah-pemerintah Arab dan juga selain Arab di seluruh muka bumi, membunuh para pemuka kalian dan kalian akan dihimpit oleh pedang. Maka jika kalian mampu bersabar untuk melaksanakan itu semua maka jagalah bendera itu dan Allah akan memberikan pahala kepada kalian. Dan jika kalian takut maka biarkanlah bendera perlawanan dan peperangan berjalan, dan janganlah kalian halang-halangi para pemuda Islam untuk berjihad fii sabiilillaah, karena hal itu lebih ringan bagi kalian di sisi Allah”. (Taujihat Manhanjiyyah, vol 2)

Biarkan para pemuda itu melakukan amaliyat... biarkan para pemuda itu menukar kesenangan dunia mereka dengan akherat yang kekal... biarkan mereka berperang menemui kesyahidan... biarkan mereka menemui janji-janji Allah berupa pertolongan dan kemenangan, di dunia dan di akherat.... diam kalian wahai para ustadz!!! Lebih baik di hadapan Allah, daripada komentar kalian justru menghalangi para pemuda dari mengorbankan darah dan tulang-belulang mereka untuk menjadi tumbal tegakknya kalimat Allah. Karena kalimat Allah tidak akan tegak hanya dengan dakwah & tazkiyah saja, atau yang lainnya, tetapi kalimat Allah itu tegak dengan jihad fi sabilillah!!!! Dengan amal nyata, dengan serangan-serangan fisik yang menimbulkan kekalahan nyata di fihak musuh.

Maka sudah selayaknya bagi para pemuda yang telah Allah lapangkan dadanya untuk mencintai agama ini dan menjadi tumbal di jalan Allah, tidak usah menoleh kepada para Qo’idun, tidak usah menoleh kepada orang-orang yang condong kepada dunia dan perhiasannya.

Allah telah berfirman :

فَلْيُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يَشْرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآَخِرَةِ وَمَنْ يُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيُقْتَلْ أَوْ يَغْلِبْ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

”Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat (mereka) berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar”. (QS. An-Nisa’ : 74)
Perhatikanlah & berhati-hatilah kalian dari berbagai pendapat dan perkataan orang-orang yang duduk-duduk & tidak ikut berperang dan amaliyat, karena perkataan ahlu tsugur lebih diutamakan dari pekataan mereka. Meski mereka ustadz besar, kibar jama’ah, senior jama’ah, dan sebutan lainnya.... nasalullah al-afiah.


25. Fakta jangan dikalahkan dengan husnudzon!!!

فينبغي على كل أخ من الأخوة المجاهدين أن يتدبر ويُعمل عقله ولا يعطله وأن يفرق بين حُسن الظن بالقادة وبين أن يكون كَيِّساً فطناً يزن الأمور والرجال بميزان الإسلام ويترفع عن أن يكون إمَّعَة يتبع القادة على غير بصيرة ,
“Hendaknya setiap mujahid itu merenung dan menggunakan akalnya, jangan malah mengebirinya. Hendaknya ia bisa bedakan antara husnudzon terhadap Qodah dengan bersikap cermat, menimbang segala sesuatu dan semua orang berdasarkan timbangan Islam. Jangan sampai ia membeo saja, mengikuti Qodah tanpa mengerti”.
(Usamah bin Ladin, 29 desember 2007)

Sejatinya demikian… Banyak ikhwan pekewoh!!! Ndak enak kecuali taat!!! Ga usah neko-neko jika para ustadz atau para petinggi sebuah jama’ah telah memberikan putusan dan arahan. Pokoknya taat bulat, titik!!! Inilah fenomena sebuah jama’ah yang tidak sehat, tak ada progress berarti dan jumud. Seharusnya ada dalam komunitas tersebut suasana saling nasehat-menasehati antara komandan dan bawahan, antara mas’ul dengan anggotanya.

Tetapi nyatanya, anggota atau bawahan jama’ah tersebut mengekor tanpa batas… Apa yang dilakukan komandan dan mas’ulnya ditelah sebagai sebuah kebenaran yang tak ada kata, kecuali : siaaaaap!!! … Laksanakan tugas!!! Meski keputusan, aturan, atau program yang dibuat tidak mengarah kepada jihad yang nyata… Tidak mengarah kepada pengerahan personal untuk melawan dan membalas pukulan-pukulan musuh… Meski program yang dilakukan pada hakekatnya hanya duduk-duduk dari amaliyat… Meski hakekatnya ta’thilul jihad!!!! Lahaula wala quwwata ilabillah!!!

Faktanya… Tak ada jihad (baca : amaliyat) yang ditekuni secara jamai, fakta tidak bisa dikalahkan dengan dhon atau husnudzon (baik sangka) para anggota sebuah jama’ah dengan para pimpinannya. Sejatinya, ya apa yang tengah terjadi dalam jama’ah tersebut. Puluhan tahun tak ada pukulan-pukulan berarti terhadap musuh. Musuh yang telah mengoyak-ngoyak ‘izzah islam dan kaum muslimin, musuh yang telah membantai anggota-anggota jama’ah yang terbaik dan berprestasi, musuh yang telah membangun dinding-dinding kekuatan untuk menindas kaum muslimin dibiarkan saja… Ya dibiarkan saja.

Dibiarkan saja, meski jika dengan 20 orang saja dari kalian yang benar-benar bersabar dalam amaliyat dan masyaqoh, maka akan mengalahkan 200 orang dari musuh-musuh kalian dari kalangan kafirin dan murtadin, ini rumus dari Al-Qur’an (Al-Anfal)… Jangan kalian menutup mata, jangan kalian pura-pura tidak tahu, jangan kalian lari dari formula dan janji ini… meski anda telah menghafal ayat tersebut berkali-kali!!!
Lupakah kalian dengan “the single fighter of mujahedeen” ; Ramzi Yusuf???? Dengan arahan sedikit saja dari Syaikh Usamah Hafidzahullah, beliau Ramzi Yusuf mampu menggoncang dan menyerang dengan dahsyat sekian negara, diantaranya menyerang Amerika, Iran, Thailand, Pakistan, dan Philipina. Sendirian… Ya sendirian!!! Dengan berbagai kemampuan yang ia miliki, ia mampu mewakili dunia islam ketika itu… mewakili sekian juta manusia yang duduk-duduk!!!! Untuk memberikan pukulan-pukulan yang mengena dan mematikan terhadap kepentingan dan posisi musuh.

Karena itu… husnudzon kalian dengan para petinggi kalian bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun adalah belenggu!!!! Belenggu yang berbahaya. Kalian katakan kepada petinggi kalian : “kita ini terserah saja dengan apa yang dilakukan oleh petinggi-petinggi kita”, “kita ini ikut saja dengan mas’ul”, “apalah kita ini dibandingkan dengan petinggi-petinggi kita”, dan ungkapan-ungkapan lainya, yang intinya husnuzdon yang membabibuta kepada komandan dan apa yang dilakukan mereka. Padahal kenyataan yang menimpa jama’ah tersebut yang berbicara… Fakta-fakta yang terjadi dilapangan dari sebuah jama’ah jihad, merupakan cerminan taktik dan strategi para pemimpinnya.

Sekali lagi fakta di lapangan tidak bisa dikalahkan dengan husnudzon kalian dengan komandan kalian… Oleh karena itu, kalau kalian tidak dapat atau tidak bisa memberikan masukan atau tidak bisa membuat perubahan dalam jama’ah yang nasibnya seperti itu… Maka, kami nasehatkan pergilah kalian dari jama’ah itu, kemudian cari dan angkatlah pemimpin yang benar-benar mengajak kepada kemuliaan dengan mengobarkan semangat berperang melawan musuh-musuh Allah dan kaum muslimin. Meski sedikit… Meski beberapa orang atau hanya puluhan orang. Tetapi yakinlah dan bersabarlah, insya Allah kalian dapat memanggul bendera jihad dengan benar dan nyata… kalian mampu melaksankan faridhoh jihad yang disyariatkan.

Tidak ada dakwah yang lebih manjur, kecuali da’wah bil hal!!! Ya dengan perbuatan, dengan amal nyata, dengan langkah-langkah serius menuju amaliyat dan mengejar musuh dimanapum mereka berada… Mengejar musuh paling utama, yaitu amerika dan sekutu-sekutunya… Lalu musuh utama, yaitu pemerintah murtad dan kroninya, dan ketiga musuh yang berbaju sama dengan kalian dari golongan pengekor orang-orang kafir dan murtadin serta aimmatul kufr.


26. Jangan menyerang Amerika dan sekutunya di Indonesia…!!!

Banyak ikhwan yang masih belum memahami bagaimana sejatinya hukum memerangi AS di Indonesia, ada yang setuju tetapi lebih suka diam saja, ada yang tidak setuju karena dianggap merugikan dan tidak sesuai dengan misi dakwah yang sedang diusung. Atau tidak sesuai dengan khitoh jama’ah tertentu karena dianggap kontra produktif dan tidak sesuai dengan tahapan program.

Adapula yang menganggap Amerika & sekutunya yang berada di luar medan jihad semisal Iraq, Afghonistan, Somalia dll. Itu dianggap terikat perjanjian dengan kaum muslimin…. apakah itu benar??

Coba kita rujuk kepada pendapat Syaikh Nashir Al-Fahd tentang masalah-masalah tersebut. Beliau menjelaskan : Tidak diragukan lagi, musuh terbesar bagi Islam dan kaum muslimin pada zaman sekarang adalah AS. Jika kita ingin mendata kejahatan-kejahatan AS kepada Islam dan kaum muslimin pada abad-abad belakangan ini, tentulah memakan banyak tempat. AS membantai banyak bangsa Islam. Jumlah korban umat Islam, yang mereka bunuh di Iraq dan Afghanistan saja mencapai sekitar dua juta jiwa. AS mengembargo, mengusir, mencucui otak, merampas kekayaan alam, dan menginvasi banyak bangsa muslim. AS mengangkat thaghut-thaghut yang memerintah bangsa muslim dan memperlakukan umat Islam dengan kekejian yang belum pernah ditimpakan oleh musuh-musuh Islam, baik pada masa dahulu maupun masa belakangan.

Sekarang kita menyaksikan, AS menembakkan ribuan rudal dan berton-ton bom ke arah kaum muslimin, tanpa membeda-bedakan antara anak-anak, orang tua dan kaum wanita. Untuk apa harus memilah-milah? Bagi mereka, kaum muslimin tak lebih dari serangga yang harus dimusnahkan dari muka bumi.

Berjihad, mengincar dan memerangi mereka di manapun mereka berada (termasuk di Indonesia, pen.), termasuk kewajiban paling wajib, dan qurubat (amalan untuk mendekatkan diri kepada Allah) yang paling agung. Mereka telah menghancurkan Negara, membunuh banyak rakyat, dan memerangi umat Islam di setiap tempat. Tidak diragukan lagi, dan tak terbantahkan lagi, mereka adalah aimmatul kufri (gembong kekafiran) abad ini. Allah berfirman ( Dan perangilah para pemimpin kekafiran, karena sesungguhnya mereka tidak mempunyai jaminan keamanan). Seandainya saya -- Syaikh Nashir Al-Fahd-- mempunyai sepuluh anak panah, niscaya akan saya bidikkan semuanya ke arah mereka, saya tidak akan membidik selain mereka. Saya bersumpah demi Allah, jika saya dimudahkan (berkesempatan) untuk melaksanakan bom syahid terhadap mereka, saya tak akan ragu-ragu sesaat pun.

Jika Allah memudahkan, dari 1 milyar umat Islam ada 1000 orang yang melakukan operasi bom syahid untuk menghantam seluruh kepentingan dan pangkalan mereka di setiap tempat, niscaya 1000 orang tersebut akan mengalahkan dan memukul mundur mereka dalam keadaan hina dan merugi.

Duhai alangkah hina dan memalukan Fir'aun-Fir'aun itu memperbudak dan menyiksa umat Islam dengan keji, namun umat Islam tidak menemukan orang yang melawannya, bahkan Fir'aun-Fir'aun itu mendapat perlindungan dari para thaghut dan antek-anteknya !!!!!

Amat tepat apa yang dikatakan oleh Al-Qadhi Abu Sa'ad Al-Harawi rahimahullah setelah Al-Quds jatuh ke tangan tentara salib :

Kulihat, umatku tak melepaskan tombak
Ke arah musuh, padahal ialah tiang agama
Kalian jauhi api karena takut binasa
Kalian lupa, itu pasti kan berbuah kehinaan.

Relakah pasukan bangsa arab disiksa
Tunduk hina di hadapan singa bangsa ajam.
Duhai, kiranya mereka tak gagah membela
Agama, cemburulah tuk bela kehormatan keluarga.

Hendaklah kita memahami, inti syubhat orang-orang yang mengharamkan memerangi dan membunuh AS di selain negara yang mereka invasi (semisal Iraq dan Afghonistan), ada dua yaitu :
a. Syubhat perjanjian damai ('ahd). Mereka mengatakan : “AS adalah mu'ahadun, dan siapa yang membunuh mu'ahad tidak akan mencium bau surga, sebagaimana disebutkan dalam hadits”.
b. Syubhat mashlahat dan mafsadah. Mereka mengatakan : “Memerangi AS akan menghantarkan umat Islam kepada musibah yang tidak mampu mereka tanggung”.

Jawaban beliau --Syaikh Nashir Al-Fahd-- Syubhat mereka bisa dijawab :
a. Masalah 'ahd. Demi Allah, antara kita dengan mereka tidak ada 'ahd. Mereka adalah kafir harbi di manapun mereka berada dan menetap, sekalipun mereka menggelayut pada kain KA'BAH. Perjanjian yang diadakan oleh pemerintah-pemerintah (di negeri kaum muslimin, terutama Negara-negara Teluk-pent.) dengan tentara salib itu bukanlah perjanjian yang syar'i (berdasar dan sah menurut syariat Islam). Perjanjian itu diadakan berdasar konstitusi thaghut PBB, diadakan oleh kelompok (pemerintah murtad—pent) yang tidak muraqabah kepada Allah dalam menjalankan tugasnya, bahkan kepentingan mereka hanyalah menjaga kursi kekuasaannya semata. Taruhlah perjanjian itu sah menurut syariat, namun pembatal-pembatalnya bukan hanya puluhan, namun ratusan. Mulai dari : memerangi agama kita, deklarasi perang salib, pengusiran umat Islam dari negeri kaum-muslimin, membantu musuh (Israel dll.) dalam mengusir umat Islam, pembatalan banyak perjanjian, campur tangan dalam banyak hukum Islam, membantu musuh-musuh Islam di setiap tempat, memburu-membunuh dan menawan mujahidin di seluruh penjuru dunia, merampas kekayaan alam kaum muslimin, dan banyak hal lainnya yang 1/10-nya saja sudah cukup untuk membatalkan perjanjian damai ('ahd), kalau memang perjanjian damai tersebut sah menurut syariat.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam mengadakan perjanjian damai (gencatan senjata, SHULHU HUDAIBIYAH-pent) dengan Quraisy. Ketika Quraisy secara sembunyi-sembunyi membantu Bani Bakr (sekutu Quraisy) dalam menyerang Bani Khuza'ah (sekutu kaum muslimin), perjanjian tersebut dianggap batal, padahal Quraisy hanya membantu sekali saja !!!!. Bagaimana dengan pelanggaran-pelanggaran AS pada masa sekarang yang tidak bisa dihitung lagi ????

Bukan termasuk perjanjian damai yang syar'i, bila isinya pemberian keamanan kepada tentara salib untuk menghantam umat Islam semaunya sendiri.

Alhamdulillah, saya sudah menjelaskan secara rinci dalil-dalil syar'i dan pendapat para ulama yang menetapkan bahwa antara kita dengan tentara salib tersebut tidak ada perjanjian damai, bahwa antara kita dengan mereka adalah perang. Saya juga telah membantah syubhat-syubhat seputar masalah ini dalam buku saya “Nasyrul Bunud”.

b. Masalah mashalih dan mafasid : memang benar, jika mafasid sebuah urusan lebih besar dari mafasidnya, maka saat itu urusan tersebut tidak disyariatkan. Namun, dalam hal ini saya ingatkan dua hal :
- Mashalih dan mafasid yang dimaksud di sini adalah mashalih dan mafasid syar'iyah hakikiyah (berdasar syariat dan betul-betul nyata), bukan dalam dugaan (dzhon belaka).
- Orang yang paling layak memandang mashalih dan mafasid jihad adalah mujahidin, bukan qa'idun (orang yang duduk-duduk tidak berjihad) yang tidak mengerti cara membawa pistol !!!

27. Jihad jalan terus, meski kalian diam dan duduk-duduk.
Wahai ikhwan, … ketahuilah bahwa jihad ini milik Allah, … Dia-lah yang menguasai keberlangsungannya hingga hari kiamat, dan Allah sendiri yang akan menjamin para pembelan-Nya yang berjihad pada setiap masa … Allah senantiasa menolong mereka, mengokohkan mereka, meneguhkan pendirian mereka, mereka tidak gentar dengan besarnya & hebatnya pasukan musuh, tidak lari dari canggihnya peralatan perang musuh dan mereka tidak terpengaruh terhadap pencela, penggembos dan pelemah semangat jihad, meski mereka saudara atau ikhwan seperjuanngannya.
Jadi, …. Meski banyak yang duduk-duduk, …. Jihad akan jalan terus!!! Meski banyak yang tidak mau dan enggan berjihad, …. Amaliyat akan jalan terus!!! Meski banyak penggembos dari kalangan alim-ulama, … jihad akan jalan terus!!! … jihad akan jalan terus meski sepi penempun dan sedikit yang berani dan mau bergabung, …
Syaikh Abu Basheer menyatakan bahwa : “Kami meyakini bahwasanya jihad itu selalu berjalan terus, baik bersama orang yang baik maupun yang jelek, ada pada setiap zaman, baik ada imam maupun tidak. Dan bahwasanya jihad itu bisa dilakukan dengan sendiri maupun lebih, tidak membutuhkan dukungan para pendosa dan tidak juga dari ‘gembosan’ para penghalang. Sampai datangnya hari Kiamat”.
Rasulullah –shallallahu alaihi wasallam- bersabda:
"لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ، ظَاهِرِيْنَ عَلَى مَنْ نَاوَأَهُمْ، حَتَّى يُقَاتِلَ آخُرُهُمْ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ ". وَفِيْ رِوَايَةٍ:" إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ".
Artinya : “Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang berperang di atas kebenaran, selalu menang atas orang-orang yang memusuhinya, hingga orang-orang akhir mereka berperang bersama Al-Masih melawan Dajjal”. Dan dalam riwayat yang lain “Sampai hari Kiamat”.
Jadi, meski kalian duduk-duduk, … meski kalian menunda-nunda, … meski kalian membuat tahapan-tahapan nanti 10-15 tahun lagi, … atau bahkan kalian menghalangi-halangi atau menggembosi dengan ungkapan-ungkapan kalian, maka ingat!!! Ingat!!! …….. Bahwa jihad akan jalan terus!! Iya … tanpa kalian atau dengan kalian, jihad akan tetap jalan terus.
Jadi, …. Kalau ada sekelompok pemuda yang melakukan amaliyat, … jihad jalan terus. Dan Seandainya tidak ada yang berjihad pun, maka jihad akan jalan terus!! Bisa jadi di bumi lain dan kaum yang lain …………….
Jadi silahkan kalian pilih, … dan kalian perhatikan dengan terliti untuk apa umur yang Allah berikan kepada kalian. Apakah kalian gunakan untuk berjihad atau tidak, … maka sesungguhnya jihad akan jalan terus. Justru jika kalian tidak mau menggunakan umur kalian untuk berjihad atau malah kalian condong dan rakus terhadap dunia, …. Maka dengan itu justru Allah akan mengganti kalian dengan kaum yang lain yang mereka mencintai Allah dan mereka berjihad dijalan-Nya. … Bahkan, orang yang tidak mau berjihad akan disiksa dengan siksaan yang sangat pedih. …………… jadi marilah kita merenung wahai jiwa yang –insyaallah-- salim!!! …..
Allah ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انْفِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الْأَرْضِ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآَخِرَةِ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ إِلَّا تَنْفِرُوا يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا وَيَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّوهُ شَيْئًا وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu, “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah”, kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. At-Taubah 38-39)

28. Besarnya Hasil sebanding dengan besarnya pengorbanan.
Ikhwan, …. jika benar jihad kita untuk meninggikan kalimat Allah, … mestinya kita korbankan waktu kita, kesempatan, fikiran, harta kita, kesenangan dunia kita, dan seluruh apa yang ada di hadapan kita …. Sampai jiwa kita -–insyaallah--. Tetapi memang banyak mujahidin yang terpedaya dengan berbagai pernak-pernik dunia hingga ia sulit sekali mengorbankan sesuatu yang berharga miliknya –meski dunia hakekatnya cuma titipan--. Padahal seseorang belumlah lepas dari belenggu dunia hingga mencapai sebuah maqom mujahid yang sejati, sampai ia mengorbankan atau menginfakkan hal yang sangat ia cintai, …. apakah keluarga, harta atau jiwanya sekalipun.
Ribuan … bahkan jutaan mujahidin syahid di hadapan musuh dalam rangka menopang tegaknya daulah Islam Afghonistan, …. Ini fakta, taqdir Allah ta’ala. Demukian pula di Iraq, Checnya, Somalia, Moro dan jabhah qital lainnya. Allah berkenan memberikan karunia yang sangat besar berupa tanah dan bebasnya syariat Allah tegak di atasnya, ini semua tidak serta merta ada, kecuali dengan pengorbanan darah dan tulang belulang yang banyak, … puluhan ribu, … ratusan ribu, bahkan jutaan!!!
Jika sebuah jama’ah jihad mengharapkan kemenangan, kemajuan, daerah mahjar, atau area yang ingin di kuasainya tetapi tidak menganjurkan para anggotanya menjadi syuhada, menganjurkan pertempuran dan pembunuhan, menganjurkan dan menyuburkan amaliyat, membakar semangat untuk berjihad … maka bagaimana keinginan-keinginan mereka akan di kabulkan Allah ta’ala.
Asbab apa yang menjadi alasan Allah memberi kemenangan!!! Usaha apa yang telah dicurahkan untuk mendapatkan kemuliaan yang teramat mahal!!! Pengorbanan model apa yang telah diberikan, hingga pantas menyandang status pemenang dalam pertarungan!! … sulit rasanya berlogika, jika hidup dan fikroh seperti punguk merindukan bulan!!! Lahaula walaquwwata ilabillah!!
Siapa yang menduga, pasca serangan penuh barokah mujahidin terhadap jantung kota New York city ; WTC, Pentagon dan gedung putih membuahkan banyak kemenangan-kemenangan lainnya. Sepintas serangan itu mengakibatkan daulah islam Taliban terancam hancur lebur di ‘hajar’ Amerika, namun di luar dugan manusia muncul dalam waktu yang tidak lama daulah islam Iraq –insyaalah menjadi pembuka membebaskan palistina dan al-quds--, daulah islam di Checnya, dan baru-baru ini diproklamasikan daulah islam Somalia. Dan masih banyak embrio (cikal bakal) daulah yang dalam waktu yang tidak lama –insyaallah—akan muncul. Ini semua sangat menggelisahkan & mengkhawatirkan orang-orang kafir terutama Amerika akan dominasi para mujahidin di berbagai belahan dunia, … khilafah islam dengan jalan jihad telah di ambang pintu. …..mudah-mudahan dalam waktu dekat Pakistan akan jatuh ke tangan mujahidin dan menjadi daulah islam yang sangat strategis. Sehingga kawasan sekitar Asia tengah akan dikuasai sepenuhnya oleh mujahidin. …. Khilafah tinggal menunggu waktu, insyaallah!!
Saksikanlah ikhwan, … semua kemenangan itu tidak terwujud kecuali dengan pengorbanan yang sangat besar, … pengorbanan yang tidak mengenal pamrih, … pengorbanan yang tidak mengenal hizb (golongan) atau jama’ah tertentu. …. para mujahidin tidak bertanya apakah setelah kesyahidan mereka, keluarga mereka akan mendapatkan harta dunia atau kedudukan, … tidak, tidak pernah mereka impikan. Tetapi yang ada pada mereka adalah apa yang bisa mereka korbankan, baik harta maupun jiwa untuk tegaknya panji-panji Islam. … Maka, untuk mendapatkan kemenangan yang besar, korbankanlah apa yang kita punya, hingga Allah menentukan urusannya. Jadi, hasil didapat sesuai dengan apa yang dikorbankan.
29. Taktik “boros” memenangkan pertempuran.
Ada seorang ikhwan mengatakan kepada penulis, “Syaikh Abu Mus’ab az-Zarqowy itu boros !!! (baca ; taktik perangnya)” …. sepintas penulis terkejut mendengar pernyataannya dan sempat menerawang apa yang dilakukan oleh komandan pilih tanding di negeri dua aliran sungai itu. Namun sejurus kemudian ikhwan itu menjelaskan bahwa, selama beliau memimpin jihad di Iraq selama 3 tahun beliau telah melakukan 800 kali serangan terhadap musuh dan telah menghabiskan anggaran perang 200.000 yuro per pekan. Ini maknanya perbulan menghabiskan dana sekitar 800.000 yuro atau jika di rupiahkan sekitar 2 milyar per bulan, angka yang sangat besar dan fantastis!!!! ….. wajar untuk sumber dana sekelas tandzim raksasa al-Qo’idah pimpinan Abu Abdillah hafizdhuhullah..
Beliau melakukan amaliyat 800 kali dalam 3 tahun!! .. Maknanya kurang lebih dua hari sekali beliau mengirimkan pasukan mujahidin untuk menggempur posisi musuh. Taktik yang sangat unik dan boros!!! ….. tetapi, justru inilah keistimewaan operasi-operasi beliau memenangkan pertempuran.
Dengan taktik gempuran “boros” terhadap musuh yang tak kunjung berhenti itu, …. Semakin banyak mujahidin yang bergambung karena kemenangan-kemenangan yang didulang hampir tiap hari, …. Musuh dengan taktik tersebut tidak sempat melakukan konsolidasi pasukan, … karena yang ada adalah evakuasi korban tewas, …. Korban luka, … korban stress, dan korban down mental yang sangat parah, ….. mereka tak sempat, sekadar mengatur taktik pertempuran, …. Yang ada adalah ketakutan, … ketakutan, … dan keputusasaan melawan mujahidin.
Lihatlah ikhwan, … betapa banyaknya amaliyat isytisyhadiyah yang dirancang dan dilakukan oleh syaikh Abu Mus’ah Az-Zarqowy, …. Namun semakin banyak amaliyat isytisyhadiyah yang beliau dilakukan, yang terjadi justru ---diluar akal manusia--- mujahid yang “ngantri” pun semakin banyak dan membludak. …. Dan beliau adalah orang yang sangat getol mengobarkan semangat mujahidin untuk melakukannya, sampai-sampai mertuanya sendiri menjadi salah satu yang menjadi perserta amaliyat isytisyhadiyah di Iraq, … Allahu akbar!!
Jadi, ……………………. Subhanallah!!! …. Bagaimana kemenangan akan diraih, nashr akan di dapat, jika banyak anggota jama’ah jihad disuruh menghindari amaliyat, …. Menghindari syahid, …. Menghindari pertempuran!! ….. jama’ah jihad model apa ini???? …… amal apa yang mereka andalkan untuk mencapai kemenangan???? ….. Padahal syahid itu adalah salah satu dari dua kemenangan, disamping kemenangan memenangkan pertempuran dan mampu menegakkan syariat. …………… Para pembesar jama’ah itu mengatakan syahid bukan tujuan!!! Tujuan kita adalah iqomatudin, ………… ini kesalahan besar dan syubhat yang membelenggu, wahai ikhwan!!! Iqomatudin itu dengan ceceran darah dan tercacahnya daging para mujahidin!!! Tanah itu didapat dengan tertumpahnya darah!!!!
30. Jika Abdullah bin Mubarok masih hidup, ….. apa yang akan dikatakannya???
Siapa yang tidak mengenal Abdullah bin Mubarok rahimahullah!!, seorang ulama tabi’in terkemuka, dermawan utama dan mujahid yang pilih tanding. Beliau hidup di bawah kekhilafahan Islam yang masih dekat dengan semerbak harumnya kepemimpinan khalifah yang empat ; Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khottob, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Namun, lihat & perhatikanlah bagaimana keras & ketegasannya terhadap syariat jihad, …….. subhanallah!!! Beliau, yang ketika itu sedang melakukan ribath di Thursus dengan tanpa ragu mengirim surat kepada Fudhail bin Iyadh yang berisi teguran keras,…. bahwa apa yang dilakukan beliau (beribadah) di masjidil Haram hanyalah (seperti) permainan belaka, …… dibandingkan dengan ibadah jihad fi sabilillah.
Diriwayatkan oleh Ad-Dzahaby Rahimahullah, Bahwa Ibnu Mubarok ketika melakukan ribat tahun 177 H. di Thursus, beliau menulis surat kepada Fudhail bin Iyadh. Awal surat itu berbunyi:
يا عابد الحرمين لوأبصرتنا, لعلمت أنك في العبادة تلعب,
من كان يخضب جيده بدموعه, فنخورنا بدماـنا تتخضب,
Wahai orang yang beribadah di dua masjidil Haram, jika Kau melihat kami niscaya engkau akan tahu bahwa ibadahmu itu hanyalah main-main saja ..… Jika lehernya berlinangan air mata, maka leher-leher kami berlumuran darah…
Ikhwan !!!!! beliau -- Abdullah bin Mubarok rahimahullah—begitu kerasnya memberikan teguran kepada Fudhail bin Iyadh rahimahullah, pada saat jihad fardhu kifayah, …. Saat kaum muslimin di bawah hukum dan syariat islam, saat jihad disunahkan satu kali dalam setahun. …………… Lalu, bagaimana jika jihad menjadi fardhu ain!!!! Betapa kerasnya beliau akan memberikan peringatan, ….lalu bagaimana jika beliau hidup saat ini!!.... tentu Beliau akan lebih keras lagi memperingatkan keharusan berjihad saat ini.
Lalu jawaban apa yang dilakukan oleh ulama besar nan shalih Fudhail bin Iyadh rahimahullah??? Ketika beliau membaca surat itu, bercucuranlah airmatanya, ….. kemudian berkata : “Benar apa yang engkau nasehatkan wahai Abu Abdirrohman”.(lihat ke Kitabul Jihad, karya Abdullah bin Mubarok. Atau di Al-jihad sabiluna, Abdul Baqi Rramdhun, muassasah Ar-risalah)
Jadi sekarang bagaimana jawaban anda wahai para anggota jama’ah jihad!!! Ketika syaikh Usamah bin Ladin hafidzhuhullah dan syaikh Abu Aiman Ad-dhowahiri hafizhuhullah, Syaikh Abu Umar al-Baghdady, Syaikh Abu Mus’ab Az-Zarqowy telah memberikan surat terbuka untuk berjihad di berbagai tulisan, muhadhoroh dan ceramah mereka, yang isinya : “Jihad hari ini adalah fardhu ain, wajib setiap kaum muslimin untuk keluar melakukan amaliyat yang dapat menghancurkan dan menghentikan penjajahan Amerika dan sekutu-sekutunya”. ……… dan lain-lain peringatan yang amat keras, …. Saat jihad fardhu ain, …………….. saat jihad fardhu ain!!!!
Apa yang akan anda katakan,…… wahai pimpinan dan anggota jama’ah jihad!!!! Wahai para karyawan perusahaan yang katanya multi nasional!!! …… apa yang akan anda katakan????? Apakah jawaban anda akan sama seperti Fudfhail bin Iyadh rahimahullah???? ……………… atau subhanallah!!! ……… Jangan sekali-kali anda katakan seperti perkataan bani Israil kepada Musa :
{ فَاذْهَبْ أَنتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلا إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُونَ } [ المائدة : 24]
Artinya : “ …… karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja”. (QS. Al-Maidah 24)
Tidak!! Tidak!!!.....Iya benar, …………………. Kalian memang tidak mengatakan seperti perkataan bani Israil kepada Musa!!!! Tetapi apa yang kalian lakukan dengan diam!!! ………..diam!!!! ………… diam dan diam puluhan tahun tidak beramal, no amaliyat, no ightiyalat, no irhab!!!! Saat jihad fardhu ain dan sangat menghajatkan pukulan-pukulan para mujahidin terhadap posisi-posisi musuh, ….. ini hakekatnya sama, sinonim, sebangun, dan semakna dengan perkataan bani israil kepada Musa, wallahu alam bishowwab!!! ………….
Pembantaian ikhwan selalu terjadi di depan mata, ………… mereka (thogut dan kaki tangannya) menembak mati, ………….. sampai seorang umahat hamilpun mereka tembak!!!!!! ………… dimana jiwa antum wahai ikhwan yang masih punya iman!!!!!!!!!!!!! …..masih punya harga diri, ….. masih punya sedikit tenaga untuk memukul mereka, ….. meski pukulan anda belum tentu menghancurkan dan melumpuhkan mereka.
Jangan tersinggung!!!!!!!!!!!, lebih baik instropeksi diri saja, ……………… kaloo iya, ya segeralah bertaubat, …….. lalu berimanlah dengan iman yang benar, ………….lalu bergabunglah dengan thoifah dan komandan yang benar-benar mengangkat bendera jihad dan benar-benar melaksanakan faridhoh jihad, …. Kemudian beramalah, ……Karena Allah, rasul-Nya dan orang-orang mukmin akan melihat amal kalian dan niscaya Allah akan memasukkan kalian ke dalam jannahnya dan kalian tidak akan dirugikan sedikitpun ….. sampai Allah berikan dua kebaikan : SYAHID atau MENANG. …. insyaallah!!!!
Allah ta’ala berfirman :
إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya : “kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Furqon 70)
31. Mudah-Mudahan Allah mudahkan kami menyusul kalian,…..Ya Abtholul Jihad!!
Tadi malam adalah malam ke 27 bulan ramadhan, ….. malam yang termasuk paling diakui sebagai malam lailatul Qadar. Sebagaimana dalam riwayat Imam Muslim, bahwa “lailatul Qadr itu terjadi pada malam ke-27” di bulan ramadhan (Lihat tafsir Ibnu Katsir Rahimahullah). Pada malam itu malaikat jibril dan malaikat-malaikat yang lainnya, yang jumlahnya tidak mungkin dihitung turun ke laingit dunia atas izin Allah untuk melaksanakan perintah-perintah Allah yang maha tinggi. Malam kemuliaan itu nilainya lebih baik dari seribu bulan, yang berarti malam yang lebih baik dari 30.000 hari manusia beribadah.
Lalu apa yang istimewanya??? ………………. Yang istimewa adalah para pahlawan jihad (abtholul Jihad) Indonesia, yang berarti pahlawan dunia diantaranya Asy-Syahid –kama nasabuhu- Noordin Muh. Top, Akhuna Urwah rahimahullah, susilo dan Aryo sudarso Rahimahullah menemui kesyahidan pada malam 27 ramadhan 1430H., ….. malam yang di duga kuat sebagai malam lailatul Qadr, …. Malam yang berada di bulan paling mulia, yaitu Ramadhan, ….. dan mereka syahid di puncak urusan, puncaknya amal yang paling mulia yaitu Jihad fi sabilillah ……………… Allahu akhbar!!!! Allahu akhbar!!!! …………..taqdir yang sangat baik, ………. makom yang sangat istimewa,……… makom yang sangat luar biasa, ……….. dibunuh musuh saat malam lailatul Qadr!!!!!.............Subhanallah!!!!!!!!!!
Sungguh beruntung keluarga mereka, …….. sungguh beruntung anak istri mereka, …….karena masing-masing dari mereka diberi hak memberi syafaat 70 orang dari kerabatnya, ………..subhanallah sungguh beruntung!!!! Sungguh beruntung, ……… jihad mereka telah dibeli Allah yang maha kuasa atas segala sesuatu. Sungguh beruntung saudara-saudara mereka (mujahidin) yang lain yang kini terus berjihad dan melakukan amaliyat,…….. kesyahidan dan darah mereka menjadi pengokoh & cahaya bagi jihad mereka untuk terus melakukan amaliyat dan melakukan pukulan-pukulan terhadap penjajah dan musuh yang menindas …….. Sungguh beruntung kaum muslimin yang telah melahirkan mujahid pilih tanding dan kesatria bertekat baja. ……… yang akan menjadi cahaya abadi amal jihad di negeri yang syariat islam menjadi din yang terasing di tengah-tengah pemeluknya. ………….sampai Allah ta’ala menghadiahi mereka daulah dan khilafah islam di bumi ini.
32. Mimpi Aneh!!!!.......
Muslimah itu menangis, ……………….menangis, dan menangis!!! Ketika kenyataan yang terjadi sesuai dengan yang ia mimpikan. Mirip!!!, bahkan sama persisi dengan apa yang tengah terjadi. Ia bertutur dengan agak ragu dengan kawan karibnya, ketika menjadi akhwat dahulu, kini mereka telah sama-sama menikah dan keduanya telah mengenakan cadar.

Mimpinya terjadi seusai shalat qiyamul lail (sholat malam/tahajut), ia bertutur (seorang muslimah yang shalihah –insyaallah-) menceritakan mimpinya yang –sepertinya—ada hubungan dengan apa yang tengah terjadi dengan suaminya, yang saat ini muslimah itu menilai suaminya belum mau menyambut faridhoh jihad yang kini hukumya fardhu ain. Ia bermimpi menyaksikan seorang ust. (nama ustnya sebenarnya disebutkan oleh Muslimah itu, namun agar tidak menjadi fitnah tidak kami tulis disini, inisialnya ust. M) yang tengah menanam bawang putih di sebuah pesantren, namun ummahat itu melihat tanaman-tanaman bawang putih milik ust. tersebut busuk-busuk, dan dibiarkan membusuk. Tidak ada perbaikan, bahkan warnanya menghitam dan busuk. Kemudian Muslimah tersebut memaksakan diri yang membersihkan tanaman bawang milik ust. tersebut, ia merasa ust. tersebut tidak berbuat apa-apa terhadap tanamannya, padahal tanaman bawangnya tengah membusuk dan rusak.

Muslimah tersebut tidak tahu kalau suaminya –dalam kenyataan-- tengah belajar (berhalaqoh) dengan ust. yang ia maksud dalam mimpinya sebagai ust. penaman bawang putih yang membusuk di pondoknya. Ketika kawan karibnya mengatakan bahwa suami ukhty belajar/berhalaqoh dengan ust. M, …………. Sepontan muslimah tersebut menangis, ……..menangis dan menangis!! Karena ternyata muroby suaminya yang berinisial ust. M tersebut adalah nama ust. yang hadir dalam mimpinya. Ust. M tersebut yang dalam mimpinya menanam bawang putih yang dibiarkan membusuk.

Kami tidak memiliki kemampuan untuk mentafsiri mimpi ummahat tersebut, …… wallahu alam bishowwab!!! namun paling tidak dapat kami tulis & kemukakan di sini, karena penulis mengenal ust. M yang dimimpikan muslimah tersebut. Ust. M yang dimaksud dalam mimpi itu termasuk ust. yang tidak setuju dan menyalahkan berbagai amaliyat yang tengah terjadi di Indonesia (meski bisa jadi hanya dektean –baca, copy paste-- dari atasannya), …….. amaliyat yang dilakukan Ust Mukhlas, Rojulain (Dr. azhari & Noordin M Top) dan akh Urwah rahimahullah. Bahkan ia terbukti memata-matai mujahidin –paling tidak ia terbukti memata-matai seorang ikhwan alumni jabhah qitaliyyah--, meski untuk apa tujuannya kami tidak tahu. Dan sebenarnya ust. tersebut meski membuat halaqoh-halaqoh ikhwan yang bersemangat untuk jihad, namun sejatinya tidak mengarah untuk jihad yang sebenarnya. …………. Dan ust. tersebut terbukti suka menghibahi saudaranya –-orang yang berbeda pendapat dengannya—atau suka mencari-cari kesalahan dan kelemahan ikhwan yang dianggap tidak sependapat denganya, dan ini adalah kenyataan yang sangat menyedihkan. …………maka benarlah kalau yang ia tanam akan membusuk, bahkan dibiarkan membusuk….lalu apa manfaatnya tanaman yang membusuk??????????

Wallahu alam bishowwab, …………….. mungkin makna mimpi muslimah itu adalah anggota-anggota halaqoh ust. M tersebut mengalami “pembusukan”, rusak dan tidak memiliki keberfihakan dengan berbagai amalaiyat jihad di Indonesia atau bahkan tidak diarahkan kearah jihad yang nyata. Karena sesuatu itu tergantung siapa yang mencetaknya dan siapa yang membimbingnya. Jadi kalau murobbynya saja membenci amaliyat jihad, mencelanya, menyalahkannya, meremehkan para pendukungnya, memata-matai pengikut dan pendukungnya, bahkan dikatakan isti’jal, tidak procedural, salah langkah, dll. …………….. lalu apa jadinya anak didik muroby tipe ini, ……. tentu apa yang akan dikatakan lebih parah lagi. …………..ingatkah anda dengan peribahasa, “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari” …….. bisa saja ini terjadi. Jika murobby mencela, menghina berbagai amaliyat jihad di Indonesia, … lalu bagaimana penghinaan para anggotanya terhadap mujahidin yang amaliyat akan lebih parah………….. ini kenyataaan!!!

..............subhanallah!! Allah akan menyaring mujahid yang benar-benar layak menegakkan faridhoh jihad, dan akan memberikan makom sesuai dengan keadaannya. Bagi yang duduk-duduk ada balasannya, …………bagi yang mencela jihad dan para pelakunya, akan ada balasannya, ………bagi yang tidak empati atau peduli, juga ada balasannya, …. bagi yang mendukung akan ada balasannya, ….. dan bagi yang terjun langsung melakukan amaliyat pasti sudah tetap janji Allah untuknya, “ihda husnayain” …………..jadi silahkan anda pilih yang mana????!!!!, …………….jihad akan jalan terus, sesuai dengan masyi’ah dan Qudroh Allah ta’ala.

Keluarganya...!!??? Kita juga yang ngurus!!! b 2

11. Keluarganya...!!??? Kita juga yang ngurus!!!

Subhanallah!!! Banyak mujahidin yang salalu menyalahkan taqdir… Ini kok begini!!! Itu kok begitu!!! Ini mesti salah.!!! Itu seharusnya tidak terjadi!!! Itu jangan lakukanlah!!! Itu mestinya ditunda!!! Itu mestinya 5 tahun lagi... Dan 1001 kalimat yang hakekatnya tidak ridho terhadap taqdir Allah.

Ikhwan…. Sesungguhnya tidaklah terjadi sesuatu pada diri mujahid baik secara personal maupun sebuah jama’ah kecuali dalam kendali dan hikmah Allah Ta’ala. Bisa jadi ilmu dan hikmah yang kita miliki masih sangat dangkal untuk menerawang berbagai kejadian yang sangat berat di hadapan kita. Bisa jadi ilmu dan hikmah yang Allah berikan tertahan atau tertutupi dengan berbagai dosa yang kita lakukan dalam perjalanan dakwah dan jihad ini.

Cukuplah sebagai dosa jika kita :
Seorang mas’ul yang hanya pandai bicara, tetapi tidak beramal...
Adalah seorang pemimpin jihad, tetapi cuma duduk-duduk di office-nya saja…
Mengatakan : “wahai fulan kalau engkau tidak bai’at dengan kami, maka islam anda tidak benar…
Wahai Fulan!!! Jika kalian tidak jihad bersama kami, berati jihad anda asal-asalan...
Jika ada orang yang menuduh saudaranya : “Jihad anda tidak jelas...!!!”
Selalu Buruk sangka dengan saudaranya…
Selalu menyalahkan saudara kita tanpa chek dan richek...
Mencela berbagai amal yang dilakukan saudara kita...
Menyalahkan amaliyat, irhab, ightiyalat para mujahidin, sementara kita hanya duduk-duduk…
Mengatakan : “mereka mujahid tapi salah langkah” padahal kita duduk-duduk di ruang AC yang setiap hari hidup dengan kemewahan…
Si fulan Isti’jal… padahal kita belum pernah menembakkan sebutir peluru pun ke hadapan musuh...
Si fulan jihadnya menyimpang... Padahal kita belum pernah berperang…
Dan ada yang mengatakan, jangan lakukan amaliyat!!! karena keluarganya kita juga yang ngurus...!!!

Ikhwan kata-kata terakhir ini mana dalilnya!!! Lalu apakah yang menjamin rizki manusia adalah sebuah tandzim…!!! sebuah jama’ah…!!! Apakah dengan larangan itu maslahat jihad tercapai!!! Apakah dengan larangan itu terbalaskan darah-darah para mujahidin yang tertumpah!!!

Tertumpah di medan-medan jihad …
Tertumpah di kamar-kamar penyiksaan penyidik murtadin …
Tertumpah di seambi-serambi mushola penjara Salemba …
Tertumpah di serambi-serambi masjid Al-Aqso …
Tertumpah... dan tertumpah... dan Apakah kita akan tetap menunggu, menunggu, dan menunggu darah-darah kaum muslimin tertumpah di serambi-serambi masjidil haram!!! Lahaula wala quwwata illabillah!!

Ikhwan sekalian... Ingat!!! Ingat!!! Seseorang yang mengurus keluarga mujahid yang ditinggal syahid, ditinggal di penjara, atau ditinggal suaminya karena diusir musuh adalah satu maqom kemuliaan tersendiri disisi Allah… maqom tersendiri mengurus keluarga mujahid. Jadi jangan kalian ungkit-ungkit, jangan ungkit-ungkit!!!! Kalau kalian ingin pahala mengurus mereka dibalasi Allah Ta’ala yang maha kaya dan maha memberi petunjuk.

Jadi kalau kalian belum ingin (karena terbelenggu thoriqoh jama’ah) untuk berperang… belum mau melakukan irhab… belum mau melakukan ightiyalat… maka cukuplah maqom mengurus keluarga yang ditinggal amaliyat, irhab dan igtiyalat itu sebagai penghargaan tertinggi dari Allah Ta’ala untuk kalian. Dan sekali lagi itu satu bentuk kemuliaan, jangan dihilangkan pahalanya dengan mengatakan : “ini akibat mereka (Syaikh Mujahid Ali Ghufron) isti’jal melakukan amaliyat, sehingga kita yang dapat getahnya mengurus keluarganya”… jangan katakan ini ikhwan!!! Karena perkataan ini bisa menghapus amalan yang telah dilakukan, yaitu mengurus keluarga mujahid… Terpaksa atau sukarela.

Ingat ikhwan!!! Sabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- :

عَنِ الْقَاسِمِ أَبِى عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِى أُمَامَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : « مَنْ لَمْ يَغْزُ أَوْ يُجَهِّزْ غَازِيًا أَوْ يَخْلُفْ غَازِيًا فِى أَهْلِهِ بِخَيْرٍ أَصَابَهُ اللَّهُ بِقَارِعَةٍ ». قَالَ يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ فِى حَدِيثِهِ : « قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ».

Dari Al-Qosim bin Abdirrohman, dari Abu Umamah, dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam--, beliau bersabda : “Barangsiapa yang yang tidak berperang, atau tidak mempersiapkan (perbekalan) perang, atau (tidak) mengurusi dengan baik –layak-- keluarga yang ditinggal perang (amaliyat, irhab, ightiyalat dll), niscaya Allah akan timpakan bencana atau musibah sebelum datang hari kiamat”. (Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abu Dawud, dalam Bab. Jihad 2/318. Riwayat Ibnu Majah, dalam Bab Jihad, 2/923. juga lihat di Masyariul Asywaq, Imam Mujahid Ibnu Nahas Ad-Dimasqi Ad-Dimyathy, 1/43. Darun Nafais, Al-Urdun)

Imam Mujahid Ibnu Nahas menjelaskan yang di maksud dengan “biqoriatin” disini adalah “Ad-dahiyatus-Syadiidah” maknanya bencana atau malapetaka yang dahsyat, atau musibah, atau menjadikan Allah layak menghukum mereka”. (Lihat di Masyariul Asywaq, Imam Mujahid Ibnu Nuhas Ad-Dimasqi Ad-Dimyathy, 1/43. Darun Nafais, Al-Urdun)

Wallahu a’lam bis showab... bisa jadi musibah ini adalah cerai-berainya mujahidin karena ‘terbalut’ ketakutan terhadap ancaman musuh (baca den 88 dan kaki tangannya), hubbuddunya atau gandrung kepada kemewahan, takut hijrah dan berperang/berjihad, takut menyuarakan jihad, takut berinfaq fi sabilillah, perselisihan antar ikhwan yang tidak berujung pangkal, semakin jauhnya ikatan persaudaraan sesama mujahid, tidak open (peduli), hilangnya tsiqoh mutabadillah sesama mujahid, hasad sesama mujahid, saling menjatuhkan, dan berbagai musibah lain... lantaran mereka tidak benar-benar berjihad (dengan meninggalkan kesempatan amaliyat), tidak mempersiapkan bekal untuk perang dan tidak mau mengurusi keluarga mujahid.

Subhanallah!!! Mengurus keluarga syuhada adalah maqom tersendiri di hadapan Allah Ta’ala. Kalau belum sampai maqom berjihad (berperang), ya minimal mengurusi keluarga mujahid yang di tinggal syahid, di penjara atau di usir musuh.

11. Duduk di halaqoh 15 tahun...!!!

هل يجترئ أحدٌ منا اليوم أن يقول لأبيه أو لعمه أو لشيخه؛ "أنت رضيت بالحياة الدنيا؟! هذه فلسطين منذ ثمانين سنة ما أطلَقت فيها طلقة! ولا غّبرت قدمك يوماً من الأيام! فأنت من الذين رضوا بالحياة الدنيا!" لا أحد يستطيع ان يقول ذلك. هناك خلل عام في فهم الصحوة حول الطرق التي يحافظ بها على الدين، والآيات كما ذكرت إذا تتبعناها كثيراً.
“Adakah ada hari ini yang berani mengatakan kepada bapaknya atau pamannya atau ustadznya : “Kamu ini telah senang dengan kehidupan dunia! Lihatlah, Palestina telah dijajah sejah 80 tahun yang lalu sementara engkau belum pernah menembakkan sebutir pelurupun di sana, atau satu hari saja menjadikan kamu berdebu. Maka kamu adalah termasuk orang-orang yang senang dengan kehidupan dunia!”. Tidak ada seorangpun yang berani mengatakannya. Ada kesalahan yang sudah merajalela dalam benak para aktifis mengenai metode memperjuangkan Islam. Sedangkan ayat-ayat yang seperti yang telah di sampaikan tadi banyak”.
(Usamah bin Ladin)

Kepada antum para pemimpin jihad!! Kepada antum yang pegang amanah!!! berhati-hatilah kalian, sesungguhnya kalian berada di tepi jurang neraka. Jika kalian amanah dan memenuhi tuntutan sebagai komandan jihad, maka sesungguhnya kalian adalah pemimpin yang benar, namun jika kalian melalaikan, menterlantarkan, dan menyimpangkan jihad dari tujuannnya, maka takutlah dari adzab Allah.

Dan ingatlah bagian dari menyia-nyiakan jihad adalah dengan menunda-nunda melakukan amaliyat, irhab, ightiyalat dan berbagai operasi jihad yang hari ini fardhu ‘ain. Penundaan jihad ini menyebabkan sekian banyak maslahat jihad mejadi hilang, seperti menaikkan maknawiyat, rizki syahid, rizki ghonimah, mengembalikan tanah-tanah kaum muslimin yang di rampas kaum salibis, penegakan syariat, dll.

Dan ingat !!! iqomatuddin itu terwujud dan ditopang dengan darah dan tulang belulang para syuhada, bukan dengan dakwah saja atau tarbiyah saja, merekrut atau tamkhis saja, I’dad dan I’dad saja. Jangan bermimpi melakukan iqomatudin tetapi enggan berkorban dan menjual diri degan murah di hadapan Allah.

Janganlah kalian menyia-nyiakan potensi para mujahidin untuk menunggu, menunggu, dan menunggu… Duduk di halaqoh 3 tahun, 5 tahun, 7 tahun, 9 tahun, bahkan 15 tahun... Atau mereka kalian perintah untuk bersabar, sabar dan sabar!!!! Sampai rambut mereka beruban, sampai tua renta dan jasadnya di makan usia. Sampai mereka mengalami stroke, kemudian kalian tinggalkan karena ‘tidak bermanfaat’ bagi kalian. Maka renungkanlah wahai para pemimpin jihad yang berakal!!

Saksikanlah!!! Kenapa hal ini kami sampaikan?? Karena hal itu benar-benar terjadi dan nyata di hadapan kita. Terang, seterang matahari di siang bolong, tidak ada awan yang menghalangi. Jelas, kenyataanya banyak sekali para mujahidin yang keropos dimakan halaqoh, potensinya banyak tetapi menguap, menguap!!! Dan akhirnya hilang tak berbekas ditelan dunia dan perhiasannya, ditelan hawa nafsu dan kejahatannya, ditelan rutinitas yang membelenggu dan mematikan potensi, ditelan kejahatan dan ketamakan menjadi mas’ul, di telan syubhat jihad dan talbisul iblis yang berlapis-lapis.

Ingatlah pesan Abu Abdillah sang mujahid Syaikh Usamah bin ladin hafidzahullah yang telah beramal (karena banyak yang mengaku mujahid tetapi lebih suka duduk-duduk, lebih suka memerintah dan melarang di ‘office-nya’, dan ada mujahid yang cuma pengakuan), beliau berkata : “…solusinya adalah mengangkat pimpinan (qiyadah) yang kuat dan dapat dipercaya yang menegakkan Al-Qur’an diantara kita dan benar-benar mengangkat bendera jihad”. ---benar-benar melakukan amaliyat & Irhab---

Lihatlah Ashabu Tholut dengan 300-an pasukan yang benar jihadnya, sukses melawan pasukan Jalut. Lihatlah Ashabu Badr, jumlahnya 300-an mujahid dengan cemerlang, menang melawan 1000-an kafir Quraiys. Tengoklah Syaikh Abu Mus’ab Al-Zarqowi dengan 17 mujahid saja merintis jihad di Iraq, dan Allah berkenan menghadiahi mereka Daulah Islam Iraq. Tengoklah berapa puluh pasukan Thaliban, dengan gagah berani, merintis daulah Islam Afghanistan. Dan tengoklah Sheikh Abdurrazaq Janjalani dengan kurang dari 10 orang mujahid cukup untuk merintis Abu Sayyaf Group (ASG) yang sangat disegani di Asia Tenggara, dan kini jumlah mereka tidak kurang dari 300-an mujahid.

Mereka tidak banyak!!!! Mereka tidak harus kaya-kaya!!! Mereka tidak harus Ustadz-ustadz!!! Mereka bukan lulusan Lc, MA, Dr, atau Professor!!! Mereka tidak harus lulus Cadet (akademi militer) semua!!! Mereka tidak harus lulus I’dad ini dan itu!!! Tetapi mereka terdiri dari para pemuda yang jujur!!! Para pemuda yang tidak banyak bicara!!! Para pemuda yang peduli (open, jw.) terhadap kehinaan yang menimpa umatnya!!! Para pemuda yang belum banyak berilmu, tetapi berani & yakin dengan kebenaran kemudian melakukan amal. Hingga Allah memenangkan mereka. Beramal sedikit mendapatkan banyak!!

Ingatlah sabda Rasulullah :

…رَجُلٌ مُقَنَّعٌ بِالْحَدِيدِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أُقَاتِلُ أَوْ أُسْلِمُ؟ قَالَ: « أَسْلِمْ ثُمَّ قَاتِلْ » ، فَأَسْلَمَ، ثُمَّ قَاتَلَ، فَقُتِلَ، فَقَالَ - صلى الله عليه وسلم - : « عَمِلَ قَلِيلا، وَأُجِرَ كَثِيرًا »

“Seorang laki-laki yang membawa besi (pedang) dipundaknya berkata : “Ya Rasulullah, Apakah aku berperang atau masuk Islam (dulu)”. Bersabda Rasulullah : “Masuk Islam kemudian berperang”. Kemudian laki-laki itu masuk Islam, kemudian berperang, kemudian terbunuh (syahid). Maka Rasulullah bersabda (mengomentari laki-laki itu) : “(Laki-laki ini) beramal sedikit, mendapat pahala banyak”. (Diriwayatkan oleh Bukhary dan Muslim dari Jabir bin Abdullah, lihat Syarah Ibnu Bathol, 9/29)

Hadits inilah yang diamalkan oleh banyak mujahid di berbagai belahan bumi, mereka sedikit jumlahnya, mereka bukan sebuah jama’ah –min ba’dil muslimin—yang besar, mereka sedikit ilmu, anggotanya kebanyakan orang-orang kampung biasa, tidak banyak memiliki harta, tidak ada yang bergelar Lc, MA atau Professor, tetapi mereka yakin dengan perintah jihad... Mereka yakin dengan pertolongan Allah… mereka mukmin yang amal-amal mereka lebih menonjol dari pada teori-teori… Allah menjadikan mereka icon jihad, irhabiyun, pejuang sejati, mujahid sejati, kesatria pilih tanding.

Keberanian mereka –wallahu a’lam- menyamai para sahabat dan para tabi’in… betapa tidak, mereka sangat-sangat pemberani... mereka menjual diri di hadapan Allah dengan murah untuk mendapatkan laba yang sangat mahal, yaitu Jannah-Nya.

Jadi, wahai para pemimpin jihad!! Wahai para amir jama’ah jihad!! Wahai para komandan jihad!! Wahai pemimpin tanzim ini dan itu!!! Jangan menunggu besarnya pasukan, jangan kalian menunggu anggota kalian berjumlah 12.000 orang, baru kalian akan melakukan amaliyat, ightiyalat dan berperang. Jangan menunggu daerah mahjar, kalian akan memulai perang. Karena sesungguhnya daerah mahjar di dapat dengan darah dan tulang belulang. Bukan dengan loby-loby, bukan dengan segepok tanda tangan, bukan dengan merger-nya jama’ah-jama’ah dawiyyah, bukan dengan sekadar menengadahkan tangan... jangan salah dan jangan pernah berfikir, tidak ada mahjar semodel itu… jauh panggang dari api. Karena itu kerjakan apa yang kita mampu sekarang!!!

Ingat wahai para pemimpin jihad!!! Allah telah berfirman :

قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Baqarah : 249)

Asy-Syaikh Abu Abdillah berkata : “Dan umat ini juga dijanjikan kemenangan atas orang-orang Yahudi, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : "Hari kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum muslimin memerangi orang-orang yahudi, lalu kaum musliminpun membunuh mereka, sampai-sampai ada seorang yahudi yang bersembunyi dibalik batu dan pohon, lalu batu atau pohon itu berkata: 'wahai orang Islam, wahai hamba Allah ini orang yahudi dibelakangku, kemarilah bunuhlah dia. Kecuali pohon ghorqod, sesungguhnya ghorqod itu pohon orang-orang yahudi”. (HR. Muslim)

Maka di dalam hadits ini juga terdapat peringatan bahwasanya pertarungan yang menentukan dengan musuh itu, terjadi dengan cara pembunuhan dan peperangan, bukan dengan cara membuang-buang kekuatan umat selama PULUHAN TAHUN.

Ikhwan… rahimani wa rahimakumullah… Apakah kalian merasa tidak tersia-sia selama puluhan tahun menjadi “karyawan”??!! Tidakkah kalian merasa bosan???? Apalagi rambut-rambut kalian sudah mulai memutih & beruban!!! Tenaga mulai berkurang dan otot-otot mulai kendur lemah tak bisa mengangkat beban. Namun kenyataannya kalian tetap diorder menunggu, menunggu, dan menunggu, tentu oleh direktur & staff perusahaan!! Kalian dijanjikan berbagai hal yang masih berupa dhon!!! Dan persangkaan yang belum teruji!!! Nanti kalau kita sudah berjumlah 12.000 karyawan!!, maka perusahaan bisa go public memenangkan persaingan… berfikirlah ikhwan!!! Merenunglah!!! Siapa yang “salah langkah sebenarnya???!!!


13. Masih punya malukah kita…???

Malu sekali diri ini rasanya..!!! Kemana muka ini akan menghadap, kemana lagi harapan itu akan tertumpu... Jika yang membakar (tahridh) semangat jihad kian sedikit yang mencuat… Para ustad banyak yang ‘sukut’ (diam) dari pembahasan jihad bahkan banyak yang takut membahasnya karena takut ini dan itu –illa man rahimarobbuk-- Malu alang kepalang diri ini rasanya… Karena sampai-sampai para wanita ikut membakar semangat jihad para kesatria yang mengaku berbendera Laa Ilaha Illallah!!! yang entah lagi sibuk melakukan apa mereka!!! Duduk-duduk di beranda rumah, takut kena debu, takut tidak makan siang, takut biaya sekolah anak, takut tidak bisa naik haji, takut tidak kebeli ‘tongkrongan’ CRV dan… takut ini dan itu.

Duhai malunya diri ini… ketika ada seorang wanita berkata : “Ketika tiga mujahid tanpa senjata dengan ijin-Nya menyambut peluru-peluru dengan dada terbuka. Allahu Akhbar!!!! Mujahid dalam lemah ada ‘izzah! Tetapi orang-orang dholim hamba dunia dan dirham (uang), senantiasa berbalut ketakutan!!! Wahai orang-orang yang mengkhawatirkan mujahid, kemana perginya Kitabut Tauhid bab Nawaqidul Iman ? Musuh sudah siaga dalam segenap penjuru sedang kita asyik dengan buku…!!! (Sekuntum Rosela, Imam Samudra, hal. 38)

Ini tahridh…! Ini bukan kata-kata biasa!!! Ini kata-kata hasil gambaran nyata yang tidak akan berdusta, penuh hikmah yang mewakili keterpasungan mujahid dari belenggu dunia dan jubn (ketakutan & pengecut). Bukan dari seorang ustadz, bukan dari seorang kesatria jenggotan yang asyik duduk di kantor-kantor ber-AC, bukan dari para pejuang yang mengatakan : “Kuntu ana hakadza!! Kuntu ana hakadza!!! Wa hakadza!!!”. Lalu sekarang asyik dengan dunia yang khawatir meninggalkannya. Ucapan ini berasal dari seorang wanita, seorang muslimah!!! Duh malunya diri, malu sekali rasanya.

Lalu siapa yang akan menyambut seruan ini???!!! Kalau banyak mujahid yang enggan meninggalkan kesibukan dunianya…
Siapa yang akan menyambut seruan ini, kalau banyak mujahid hanya duduk-duduk di halaqoh 10 sampai 15 tahun???!!!
Siapa yang akan menyambut seruan ini, kalau banyak mujahid yang terjebak dengan fikroh jihad ‘lokal’ dan terbelenggu dengan “pedoman perjuangan” hasil pemikiran beberapa orang yang belum terbukti jihadnya!!!
Siapa yang akan menyambut seruan ini, kalau yang belum berperang, suka mencela & menyalahkan orang yang telah berperang... aneh!!!
Siapa yang akan menyambut seruan ini, kalau yang sudah syahid saja, dicela “mereka mujahid tapi salah langkah”.
Siapa yang akan menyambut seruan ini, ketika darah telah tertumpah, kamar-kamar penyiksaan penuh dengan mujahid yang terluka, penjara kufar penuh dengan ribuan mujahid, tanah-tanah kaum muslimin terampas dengan sadis, para muslimah terampas kehormatannya…!!!

Masihkah kita akan menunggu…??? Atau tidak ada dua kesempatan yang terulang. Masihkah kita akan terdiam…??? Atau tidak ada manusia kecuali akan beruban. Masihkah kita akan membuang kesempatan…??? Ketika moncong senapan musuh sudah ada di hadapan.

Duh malunya… Pejuang bak macan ompong!!!! Nas-alullahal ‘afiah, tidak ada irhab yang dirancang, tidak ada ightiyalat yang di tekuni, tidak ada perang yang disongsong!! Duh malunya diri ini… Aduhai malunya diri ini.


14. Jangan Perang disini

واعلموا أن استهداف الأميركيين واليهود بالقتل في طول الأرض وعرضها من أعظم الواجبات وأفضل القربات إلى الله تعالى

“Dan ketahuilah bahwa menjadikan orang-orang Amerika dan Yahudi sebagai target pembunuhan di seluruh muka bumi ini merupakan kewajiban yang paling agung dan ibadah kepada Allah Ta’ala yang paling utama”.
(Usamah bin Ladin, 16 februari 2003)

Wahai fulan…!!! Jangan kalian berjihad disini, di Indonesia. Jangan kalian amaliyat disini, kalian telah melakukan kesalahan. Negeri kita ini bukan tempat amaliyat dan perang, wahai kalian yang isti’jal!!! kalian telah melakukan kesalahan, jihad kalian salah, jihad kalian salah langkah, jihad kalian asal-asalan (awur-awuran, jw.) Amaliyat itu di medan jihad… di sana tuh!!! di Afghanistan, Iraq, Palestina, Somalia, Moro dll.

Lihatlah ikhwan… Ini adalah perkataan orang yang tidak mengetahui siapa musuh dan siapa kawan secara hakekatnya. Bagaimana orang yang berpahaman seperti ini akan berjihad!!! Akan berperang dan akan melakukan amaliyat??

Ingatlah ikhwan, jika kita bingung sesungguhnya dimana kita akan amaliyat??? Di mana kita berperang??? Dimana kita melakukan operasi-operasi jihad??? Dimana kita melakukan ightiyalat??? Pahamilah perkataan Syaikh Al-mujahid Abu Mush’ab Az-Zarqowy rahimahullah : “Perang itu terjadi di tempat adanya musuh”. (A Yanqushu Ad-Dinu wa Ana Hayyun, Syaikh Abu Mush’ab, Mtj). Renungkanlah… pahamilah hal ini… pahami hal ini yang ikhwan dengan baik!!! Pahami perkataan orang yang telah syahid –kama nahsabuhu—ini.

Karena itu kita harus memahami siapa musuh kita sesungguhnya, karakternya, sifat-sifatnya, taktik-taktiknya, sepak terjang mereka dan propaganda-propagandanya. Bahkan lokasi musuh berada, kita harus memahaminya dengan gamblang!!! Dan penyandang sebutan musuh adalah mereka dari kalangan yahudi, nasrani, murtadin dan munafiqin.

Bukankah kalian tahu dan merasakan... bahwa musuh kalian ada di dekat kalian??? Bukankah kalian merasakan musuh kalian sangat dekat!!!! Disitulah kalian lakukan irhab, ightiyalat dan amaliyat!!

Jika kalian masih sangksi, renungkanlah siapa yang telah memberangus dan membantai ratusan mujahid pimpinan Imam Al-Mujahid Kartosuwiryo??? Yang membantai para mujahid dan anak-anak mereka di talangsari lampung??? Siapa yang telah membantai mujahid-mujahid di tanjung priuk yang syahid ratusan orang??? Siapa yang membantai kaum muslimin di Ambon, Poso, sampit, Aceh??? Siapa yang telah membunuh saudara-saudara kita di kamar-kamar penyidik, di sel-sel penjara dan di arena-arena tiang gantungan dan regu tembak??? Dan siapa (orang dan lembaga) yang telah membunuh Asy-syaikh Al-Mujahid Ali Ghufron (Ust. Mukhlas) Rahimahullah, Imam Samudra, dan Amrozi??? Masihkah kalian tidak tahu musuh kalian???!!!

Dimana letak permusuhan dan kebencian kalian terhadap musuh-musuh kalian??? Bukankah kita harus memerangi mereka, memenggal leher-leher mereka, mengintai dan mengepung mereka, dan menumpahkan darah mereka sebagaimana mereka telah menumpahkan darah-darah suci para mujahid dan keluarganya yang berjihad di jalan-Nya!!!

Permusuhan ini adalah permusuhan abadi (untuk selama-lamanya)… permusuhan antara ahlul haq dan ahlul batil… permusuhan auliaullah dan auliausyaithon… Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّا بُرَآَءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ

“Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja”. (QS. Mumtahanah : 4)


15. Membatasi & memasung khud’ah (siasat)… tanpa sadar!!!

Ikhwan sekalian, ingatlah ketika pasukan badar melawan pasukan Qurays, Rasul dan para sahabat mengunakan berbagai taktik yang tidak disangka-sangka pasukan musuh. Hubaib bin Mundzir salah seorang sahabat yang kala itu berusia 33 tahun memberikan pendapat dan diterima oleh Rasulullah.

Pada peristiwa perang Badr, Rasulullah dan pasukannya berjalan mendahului pasukan Qurays menguasai area badr. Saat sampai didekat mata air Badr, Rasulullah turun dan memberi isyarat untuk bermarkas disana. Namun kemudian seorang sahabat muda Hubaih bin Mundzir bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah lokasi ini telah ditentukan Allah untukmu dimana kita tidak berhak melanggarnya atau meninggalkannya, apakah ini hanya pendapat, taktik perang, atau tipu daya belaka ?”. Rasulullah menjawab : “Tidak, ini hanya soal perang. Pendapat dan tipu daya saja (bukan dari wahyu)”. Maka berkata Hubaib : “Wahai Rasulullah, (tempat) ini bukanlah lokasi yang strategis (untuk berperang), pindahlah hingga engkau bisa menjadikan seluruh sumur mata air itu berada di belakangmu dan kemudian keringkan seluruh sumur (7 sumur) hingga tersisa satu saja. Lalu kita memerangi musuh, kemudian kita bisa minum sedangkan mereka tidak, hingga Allah memutuskan perkara antara kita dengan mereka”. Maka Rasulullah berkata : “Engkau telah memberikan pendapat”. Kemudian Rasulullah mengambil pendapat Hubaib bin Mundzir tersebut hingga Allah memenangkan pasukan badar.

Demikian pula ketika para sahabat menghadapi pasukan ahzab, mereka juga menerapkan taktik yang brilian yang tidak terduga pasukan gabungan Qurays, sehingga Allah memenangkan kaum muslimin. Dan masih banyak sekali kisah pada masa sahabat, betapa khud’ah sangat berkembang dan berubah-ubah memenuhi tuntutan strategi perang untuk sebuah kemenangan.

Namun kita lihat, apakah kita juga bisa melakukan hal itu, seperti para sahabat dalam memerangi musuh-musuh mereka ? Rasanya masih sangat jauh. Kita terlalu menunggu, terlalu banyak menimbang-nimbang, dan terlalu banyak analisa, hingga pada akhirnya justru manhaj jama’ah membatasi khud’ah yang seharusnya dinamis berkembang, pleksibel dan tepat sasaran.

Ibnu Nuhas telah menyampaikan banyak pendapat ulama bahwa jihad itu minimal setahun sekali, jihad dalam arti perang. Ini pada saat kondisi di bawah kekhalifahan atau saat jihad fardhu kifayah. Lalu bagaimana dengan saat sekarang yang hukum jihad telah menjadi fardhu ain!!! Apakah kita masih punya alasan untuk berpangku tangan!!! Menjadi qoidun tanpa sadar!!! Kalau jumlah qoidun ini banyak dan mayoritas di sebuah jama’ah jihad, apa yang akan terjadi & musibah apa yang akan menimpa??? Meski –kenyataannya--kadang thoriqoh jama’ah itu sendiri yang menyebabkan anggotanya menjadi qoidun-qoidun yang membentuk halaqoh-halaqoh!!!

Aneh bin ajaib!!! Masih juga banyak hal yang menyibukkan, terkepung dhon-dhon dan dugaan-dugaan tanpa dalil dan pengalaman, namun intinya menunda-nunda jihad dan amaliyat. Ini sebuah kesalahan fatal, fatal dan fatal sekali… Dimana toriqoh dan manhaj jama’ah justru “membelenggu” khud’ah yang seharusnya dimanis dalam sebuah jama’ah jihad. Jadi jama’ah jihad itu harus dinamis khud’ahnya untuk menghadapi dinamisnya khud’ah musuh, jika tidak, atau malah statis dengan “metode jihad lokalnya” maka yang terjadi akan terjadi kekerdilan jalan, buntunya pikiran, dan ---naudzubillah—akan senantiasa—menjadi bulan-bulanan musuh yang semakin berpengalaman.

Ingatlah ikhwan... mujahid yang mulai minggir dari arena pertempuran, ketika semakin minggir semakin besar pula ketakutan dan pengecutnya menghadapi musuh ---Allahumma inniy a’udzubika minal jubn---.

Jaga jarak jangan sampai kita jauh dari area pertempuran baik musuh yang dekat maupun musuh yang jauh. Jaga jarak jangan sampai hidupnya mujahidin itu sepi dari persiapan dan mengamalkan irhab (menterror) musuh, ightiyalat dan aktif memerangi mereka. Ikhwan!!! dekatilah arena pertempuran, insya Allah kalian akan dapatkan kebahagiaan dan sebaik-baik kehidupan. Ikhwan!!!! Masuklah kancah amaliyat, niscaya kalian akan memiliki sebaik-baik hati, selembut-lembut ruhama, semanis-manis kehidupan, dan sebaik-baik kehidupan yang menghilangkan gundah dan kesedihan. Dan kejarlah hidup di bawah desingan peluru dan dahsyatnya ledakan bom, niscaya kalian akan menjadi kesatria yang dinanti-nanti para janda dan yatim mujahid!!!

Rasulullah --–shallallahu ‘alaihi wa sallam-- bersabda :

عَنْ أَبِى اَمَامَة عَن عُبَادَة اِبْن الصَامِت رَضِىَ الله عَنْهُ قاَلَ قاَلَ رَسُولُ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّم عَلَيْكُمْ بِالجِهَاد فِي سَبِيلِ اللهِ فَاِنَّهُ بَابٌ مِن اَبْوَابِ الجَنّة يُذْهِبُ الله بِهِ الغَمَّ وَالهَمَّ

Dari Abu Amamah, dari Ubadah bin Shomit radhiyallahu ‘anhu berkata : “Telah bersabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-- : “Hendaklah kalian berjihad di jalan Allah, karena jihad adalah salah satu pintu jannah (syurga) yang dengannya Allah menghilangkan duka nestapa dan kesedihan”. (Sunan Al-baihaqy Al-Kubro, 9/20)

Dengan jihad, tujuan-tujuan din terjaga dan kehormatan-kehormatan terlindungi, sebagaimana di khabarkan Allah Ta’ala dalam firman-Nya :

وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا

“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang dzalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau”. (QS. An-Nisa’ : 75)

Allah Ta’ala juga berfirman :

وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS. Al-Ankabut : 6)

Maknanya, kebaikan yang akan terjadi dari ibadah jihad kembalinya adalah kepada diri kita sendiri, jika kita berjihad di jalan Allah. Allah Ta’ala tidak membutuhkan kita dan jihad kita. Jihad juga salah satu pintu penyaringan untuk mengetahui mana orang yang beriman yang benar-benar bertauhid dan mana orang munafik yang berpura-pura beriman, yang biasanya suka mengaku-aku sesuatu yang tidak diberikan kepadanya dan suka dipuji dengan perbuatan yang tidak dilakukannya.

Ikhwan… Hendaklah kalian benar-benar mengangkat panji-panji jihad (perang) dengan benar, ingatlah hidup dalam jihad adalah sebaik-baik hidup dan semanis-manis aktivitas.

Dan ingat!!! Jangan ada yang berfikir musuh itu menjauhi kita, lalai, dan meremehkan mujahid, bahkan yang terjadi justru mereka ‘merangsek’ posisi-posisi kita di manapun kita berada, hingga tidak ada sejengkal bumi kecuali di penuhi tentara-tentara musuh -–laknatullah ‘alaihim---. Karena itu intai & burulah musuh-musuh kalian sampai tempat tidur mereka, lalu penggallah leher-leher mereka, sehingga ketakutan merambat relung-relung hati mereka.

Ikhwan, janganlah jama’ah jihad atau sebuah tandzim itu malah menghalangi, membatasi dan meniadakan amaliyat yang sangat dihajatkan hari ini. Penundaan ini meniadakan maslahat yang didapat… Penyegeraan amaliyat mengumpulkan berbagai kebaikan dan barokah. Hal ini sangat sederhana bagi orang-orang yang berakal, maka berfikir dan merenunglah wahai ahli-ahli jama’ah!!!


16. Berikan kepada yang berhak

من لم يكن بالقتل مقتنعاً ... يخلي الطريق ولا يغوي من اقتنعا
“Barangsiapa yang belum yakin dengan jalan perang, hendaknya mempersilahkan orang lain dan jangan mengecoh orang yang telah meyakininya”.
(Usamah bin Ladin, 14 januari 2009)

Menjadi amir, menjadi pemimpin jihad, atau menjadi komandan perang bukan jabatan yang diminta. Bukanlah menjadi sesuatu yang menipu sekian banyak orang, tetapi ia harus dijabat oleh orang-orang yang berhak.

Lalu siapa yang berhak ? Sejenak kita bertanya kepada Syaikh Al-Mujahid Usamah bin Ladin, Beliau bertutur : “Angkatlah untuk menjadi komandan (amir) kalian orang yang menegakkan kitabullah diantara kalian dan benar-benar mengangkat bendera jihad (bendera perang/amaliyat)”. (Taujihat manhajiyah Vol 3. Syaikh Usamah)

Yang berhak adalah mereka yang benar-benar ‘alim dan mengamalkan kitabullah, ini syarat pertama dan mutlak. Kitab ini benar-benar di amalkan oleh anggotanya, dan menjadi ciri paling unik sebagaimana generasi awal sahabat. Anggota jama’ah yang hatinya bersih, akhlaknya baik, pemaaf, tidak su’udhon sesama mereka, mau memberi nasehat, mau dinasehati, menghargai pengorbanan ikhwannya, menghormati dan peduli terhadap keluarga mujahid, tidak mencari-cari kesalahan ikhwannya, tidak mengghibahinya, tidak mencelanya, tidak mencemarkan kehormatannya, tidak saling memusuhi, tidak saling memata-matai dan menyelidiki, dan mereka benar-benar mirip karakter dan sifat para sahabat… Radhiyallahu ‘anhum!!

Kemudian syarat kedua adalah komandan atau amir yang benar-benar mengangkat bendera jihad. Pemimpin tipe ini yang berhak menjadi amir sebuah tandzim jihadi hari ini…!!! Jika tidak, maka mundur lebih ringan baginya dihadapan Allah daripada ia memakai baju yang tidak berhak untuk dirinya. Jika ia memaksakan diri berarti ia telah memakai baju palsu yang akan menghancurkan dirinya dan tandzimnya.

Ia mestinya dijabat oleh orang-orang yang telah mengalami pahit getirnya merintis jihad dan merasakan panasnya api ibtila’, merasakan hidup dibawah desingan peluru, dahsyatnya siksaan di meja-meja penyidik, beratnya hidup dibalik terali besi, dan dahsyatnya fitnah kawan sendiri.

Tidak layak!!! Tidak layak!!! Sama sekali tidak layak menjadi amir jama’ah jihad, orang yang tidak memiliki perhatian serius untuk memukul musuh dan benar-benar mengangkat bendera perang, memberi pelajaran dahsyat atas perlakuan mereka, thogut dan perangkatnya yang selalu mengejar, menangkap, menyiksa, menyekap, memenjara dan membunuh para mujahidin.

Tidak layak!!! Tidak layak!!! Sama sekali tidak layak menjadi amir jama’ah jihad, orang yang tidak segera mengirim paling tidak satu orang untuk memenggal leher-leher aimmatul kufr yang selalu menimpakan bencana dan malapetaka atas kaum muslimin.

Tidak layak!!! Tidak layak!!! Sama sekali tidak layak menjadi amir jama’ah jihad, orang yang selalu menunda-nunda amaliyat tanpa adanya dalil syari, orang yang menunda-nunda amaliyat berdasarkan dhon-dhon ‘pikiran sipil’ yang banyak pertimbangan yang sejatinya adalah orang yang lemah & orang yang selalu berselimut ketakutan.

Tidak layak!!! Tidak layak!!! Sama sekali tidak layak menjadi amir jama’ah jihad, orang yang tidak akrab dengan mesiu, pistol, granade, bom dan peralatan tempur lainnya. Lebih parah lagi orang tersebut malah menjauhi sesuatu yang seharusnya ia miliki dan bawa kemana pergi.

Tidak layak!!! Tidak layak!!! Sama sekali tidak layak menjadi amir jama’ah jihad, orang yang kurang berani, tidak tegas, tidak cepat tanggap merespon pukulan-pukulan musuh, ‘azam yang lemah dan terlalu banyak pertimbangan dan analisa. Padahal sebagaimana Imam Mujahid Ibnu Nuhas jelaskan bahwa kefahaman tentang hakekat jihad atau peperangan/ pertempuran antara ahlu haq dan batil akan melahirkan ‘azam yang kuat/dahsyat, dan ‘azam yang kuat/dahsyat inilah yang melahirkan saja’ah atau keberanian yang tinggi dalam berbagai kancah pertempuran atau perseteruan dengan musuh. Jika ini tidak dimiliki oleh amir jama’ah, maka ---wallahu a’lam--- mundur lebih baik, itu lebih ringan di hadapan Allah. Karena menyia-nyiakan potensi anggota jama’ah sangat berat tanggung jawabnya disisi Allah Ta’ala.

Tidak layak!!! Tidak layak!!! Sama sekali tidak layak menjadi amir jama’ah jihad, orang yang tidak mau diberi masukan, nasehat, kritikan untuk perbaikan, orang yang tidak memperhatikan pengorbanan, kesetiaan anggota-anggotanya selama berpuluh tahun berjihad, orang yang tidak bisa mencontohkan tsiqoh mutabadillah.

Walhasil, amir jama’ah perlu banyak belajar dari apa yang telah diperbuat untuknya dan jama’ahnya. Hingga ia akan disebut layak, bukan sekedar bemper, bukan sekedar “terpaksa” menyambut estafet kepemimpinan padahal sebenarnya tidak layak untuk dirinya… nas-alullah al-‘afiah.


17. Bukan… tapi halaqoh Ghibah!!!

Ghibah adalah menyebutkan sesuatu dari saudara kita yang tidak dia sukai. Ghibah mencakup masalah din, dunia, akhlaq, jasad, --aktifitas jihad--, dll. (lihat Kitab Al-Adzkar, Imam Nawawi dalam Bab Ghibah)

Tetapi yang paling dahsyat adalah ghibah yang dilakukan oleh –calon--mujahid terhadap mujahid lainnya, ini sangat dahsyat dan berbahaya… Perbuatan ini menyebabkan perpecahan, kelemahan, menanam kebencian dan menuai permusuhan, memupuk keraguan dan mengikis tsiqoh mutabadillah, membunuh karakter mujahid dan mengkerdilkannya, memporak-porandakan barisan mujahidin dan memecah-belahnya, menyuburkan fitnah yang seharusnya dikikis, membuat sekat bukan perekat, menggoncangkan eksistensi sebuah jama’ah jihad secara keseluruhan untuk tegar menghadapi musuh.

Acapkali sebuah halaqoh ikhwan dikotori oleh murobbinya sendiri, dengan perkataan-perkataan ghibah terhadap saudaranya, bahkan lebih parah yang dighibahi adalah orang-orang yang telah bersusah payah hidup di medan jihad bertahun-tahun (medan Masyaqqoh) melakukan I’dad, berperang dan Allah Ta’ala takdirkan ia merasakan panasnya ibtila’ di penjara-penjara thogut!!! Dikorek-korek kekurangannya, dicari-cari kelemahannya, bahkan dibahas aib-aibnya setiap pertemuan dengan para anggota-anggota halaqoh. Ia sebenarnya mengghibah, tetapi ia (sang murobbi yang belum pernah menembakkan sebutir pelurupun) mengatakan : “Kita mengambil ibroh dari kesalahan dia… kita mengambil pelajaran dari kekurangan dia… kita mengambil kehati-hatian dari peristiwa itu… supaya kita tidak seperti dia… dll. Tapi Hakekatnya ia telah mengghibah… mengghibah… dan mengghibah…!!! makan daging saudaranya, apakah ia tidak merasa jijik???!!!

Hati-hati dengan daging saudara kita ya ikhwan!!! Apalagi daging orang yang telah mati!!! Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah Mengghibah (menggunjing) satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Hujrot 12)

Mending (tidak begitu parah) jika dilakukan sekali saja. Tetapi yang terjadi berkali-kali, dan telah menjadi kebiasaan sebuah halaqoh yang seharusnya serius membahas jihad dan amaliayat yang fardhu ain, tetapi malah senantiasa mengghibahi saudaranya. Duhai!!! Jama’ah jihad apa ini jika para murabbinya tipenya seperti itu, padahal dirumahnya banyak sekali tumpukan kitab… Kitab-Kitab Imam Ibnu Taimiyyah, Kitab-Kitab Imam Ibnu Qoyyim, Kitab-Kitab Syaikh Abdullah Azzam dan Kitab-kitab Imam-Imam Mujahid lainnya, padahal ia lulusan ma’had ini dan itu!!! Bukankah fenomena ini seperti keledai yang membawa tumpukan kitab di punggungnya???

Berfikirlah wahai ikhwan…!!! Ternyata sukut (diam) benar-benar menjadi pilihan utama ketika ada fitnah atau ada info tentang kekurangan atau aib ikhwan, lebih-lebih mengghibahi para mujahidin yang telah sekian lama berjihad, tertangkap musuh, disiksa dan dipenjara.

Ikhwan… betapa berat kesalahan yang dilakukan Hatib bin Abi Balta’ah yang hendak menbocorkan rencana Rasulullah menyerang makkah, namun demikian Allah Ta’ala mengampuninya lantaran keutamaannya mengikuti perang badr!!! Keutamaan dan banyaknya kebaikan yang telah ia lakukan berjuang bersama Rasulullah!!!

Ini sahabat… lalu bagaimana dengan mujahidin yang hidup pada masa sekarang yang sangat jauh dari masa Rasulullah dan para sahabat??? Tentu sangat banyak kekurangannya dan kealpaannya… Tetapi hal ini tidak menjadi legitimasi untuk orang-orang yang duduk ---apalagi terbukti qoidun!!!!--- untuk mengghibahi dan mencari-cari kesalahan orang-orang yang telah berjihad!!! Renungkanlah wahai ikhwan, lalu ambillah pelajaran!!!

Apalagi seorang murobbi ---ustadz fulan bin fulan--- yang belum pernah menembakkan sebutir pelurupun ke hadapan musuh, apakah layak dan beradab jika selalu mencari-cari kesalahan para ikhwan yang telah lama berjihad di medan jihad??? Ikhwan yang telah Allah uji dengan dahsyatnya penjara-penjara thogut!!! Ini murobbi ndak beradab!!! Ndak tawadhu’ dan tidak paham kekurangan serta aib diri, ilmunya hanya pemanis bibir, amalnya jauh panggang dari api… jauh panggang dari api!!!

Jadi setiap mujahid wajib menjaga lisan-lisannya!!! Mutlak, lebih-lebih terhadap ikhwannya yang telah lama berjihad di jalan Allah, berhati-hatilah!!! Jangan kotori lidah-lidah kalian untuk menggunjing, mencari kesalahan dan mencela mereka.

Jauhilah lisan-lisan yang kotor dengan gunjingan, karena khawatirlah jangan-jangan Allah tidak menyampaikan kalian ke maqom mujahid yang benar-benar berperang dan mendapatkan rizki syuhada.

Khawatirlah!!! Jangan-jangan Allah hanya mendudukkan kalian hanya pada maqom i’dad-i’dad, dan i’dad saja lalu berhenti... Karena orang yang diangkat ke maqom jihad/perang adalah mereka yang memang pilihan!!! Terpilih sisi ruhiyahnya maupun jasadiyahnya, jadi, ittaqillah wahai sekalian ikhwan!!!
18. Tandzim dan pedoman perjuangannya… (mirip) berhala baru yang disembah selain Allah!!!
وبعض هذه الجماعات تسوغ مداهنة الحاكم والقعود عن الجهاد تحت ذريعة مصلحة الدعوة، حتى صار هذا الإدعاء صنماً يعبد من دون الله، وتحت غطائه تزاحم أوامر قادة الجماعة أوامر الله تعالى وأوامرَ رسوله صلى الله عليه وسلم وذلك هو الضلال المبين .
“Dan sebagian jamaah-jamaah Islamiyah memperbolehkan mudahanah (kompromi) dengan pemerintah dan duduk tidak berjihad dengan alasan kemaslahatan dakwah, sampai-sampai alasan ini menjadi berhala yang disembah selain dari Allah. Dan dengan alasan ini pula perintah para pemimpin jamaah menggeser perintah Allah Ta'ala dan perintah Rasul-Nya shallallhu ‘alaihi wasallam. Dan ini adalah kesesatan yang nyata”. (Usamah bin Ladin, 20 maret 2008)
Wahai jiwa yang jujur dan hati yang salim… apa komentar kalian ketika Syaikh Al-Mujahid Marwan Hadid Rahimahullah bertutur : “Kalau memang dengan menjaga keselamatan tandzim itu menghalangi kalian untuk berjihad (berperang dan beramaliat), lalu apa fungsi tandzim??? Apakah kalian akan menjadikan –alasan— kemaslahatan tandzim itu sebagai berhala yang disembah selain Allah??. (Wasiat Syaikh Al-Mujahid Marwan Hadid)

Jelas tandzim menjadi sebab yang terbesar yang menjadikan kalian terbelenggu, terpasung dan terikat dari berangkat melakukan amaliyat atau berperang melawan musuh-musuh kalian baik yang dekat maupun yang jauh. Sadarlah wahai ikhwan... sebenarnya kalian benar-benar terbelenggu oleh sebuah tandzim dan peraturannya (pedoman perjuangannya), yang hakekatnya mengikat kalian dari berperang di jalan Allah.

Tidak percaya!!!??? Lihatlah diri kalian berapa lama kalian duduk-duduk tidak berangkat berperangan di jalan Allah, padahal perang memanggil kalian!!! Perang memanggil kalian... tetapi apa yang terjadi??? Kalian tidak bisa.... kalian terikat dengan kewajiban mentaati ”pedoman perjuangan” yang bisa jadi berubah atau memang sebenarnya telah berubah menjadi berhala yang kalian sembah selain Allah!!! Hingga panggilan jihad harus mengikuti pedoman tersebut... Mau do’a qunut nazilah saja harus menunggu instruksi ”atasan”!!! Membela darah-darah dan tulang beluang kaum muslimin mesti menunggu intruskai yang berdasarkan pedoman tersebut, bahkan kaum muslimin telah di bantai masih juga harus berkonsultasi dengan pedoman tersebut!!! Lahaula wala quwata ilabillah!!!!

Tahukah kalian siapa yang membuat pedoman tersebut??? Hingga sampai disembah dan ditaati selain Allah!!! Bahkan dalam kenyataannya lebih diutamakan dari pada pandangan dan dalil Syari’i dan penjelasan para ulama mujahidun dan ahlu tsugur, yang tentu kapasitasnya lebih baik dari beberapa orang yang telah merancang pedoman yang mirip berhala tersebut.
Kalaulah mereka (para pembuat pedoman tersebut) menelaah lebih dalam hakekat jihad yang sebenarnya (yang diusung oleh Syaikh Usamah, Syaikh Aiman, Syaikh Abu Mush’ab dll), maka kami yakin mereka akan meninggalkan pedoman tersebut dan mulai sadar untuk bergabung dengan para mujahid internasional, atau paling tidak menyelaraskan toriqoh dan pedoman perjuangannya dengan jihad mereka, bukan terkungkung dengan metode jihad hasil pemikiran beberapa orang lokal yang kapasitasnya belum teruji dalam jihad!!!

Jika mereka tetap menjadikan pedoman itu sebagai ”berhala” yang disembah, maka kasihan sekali dengan nasib tandzim ini... Kasihan sekali dengan pengorbanan yang tulus para anggotanya yang bertahun-tahun setia bernaung di bawah tandzim ini, kasihan dan kasihan!!! Malang nian orang-orang yang mukhlis dalam tandzim ini ---tandzimku sayang, tandzimku malang!!!----.

Padahal jihad, berperang dan amaliyat adalah gerbang syuhada, gerbang ibtila’ penuh berkah, gerbang sekrining (penyaringan) mujahid yang sabar dalam jihadnya, gerbang kemenangan dan gerbang impian menjadi mujahid yaitu berperang di jalan Allah.

Maka berperanglah kalian dijalan Allah... jangan hiraukan tandzim yang ”jumud & beku” dengan pedoman dan thoriqohnya sendiri, terkungkung dengan hasil pemikiran beberapa tokohnya saja, terborgol dengan pandangan seorang atau beberapa ustadznya saja... padahal, lihatlah laki-laki yang lemah dan para muslimah, anak-anak dan orang tua renta yang menunggu jihad kalian, serangan kalian, amaliyat kalian, ightiyalat kalian dan peluru-peluru yang kalian arahkan ke musuh-musuh kalian dan kaum muslimin.

Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا

”Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!”. (QS. An-Nisa’ : 75)

Masihkah kalian mendahulukan dan mengutamakan tandzim dan pedoman ”kolotnya” daripada mendatangi medan-medan jihad atau merancang dan melaksanakan amaliyat!!!??? Bukankah kalian bisa berperang sendiri sesuai kemampuan kalian, berperang sendirian, dengan kelompok kecil (sel jihad) maupun dengan kelompok yang besar!!!

Jadi berperang itu tidak mesti dengan tandzim yang besar, apalagi yang punya aturan mirip berhala yang ditaati secara membabi buta, yang tidak taat berarti pembangkang dan keluar dari jama’ah!!! Atau yang baru bebas dari penjara dikatakan cacat & bisa jadi penghianat!!! Apa-apaan ini... apa ini sesungguhnya... tandzim jihadi model apa ini!!!????

Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوا ثُبَاتٍ أَوِ انْفِرُوا جَمِيعً

”Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama”. (QS. An-Nisa’ : 71)


19. Takut, Gentar dan Tidak Berdaya... Akibat Tanazu’ (Saling berbantah/berselisih)

Sekuat apapun sebuah jama’ah jihad atau sebuah tandzim jihadi... namun jika dalam pengelolaannya selalu diliputi tanazu’, berbantah-bantahan dan perselisihan yang tidak di kembaikan kepada Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah, maka tamatlah riwayat tandzim tersebut, biqudratillah.

Karena demikianlah yang terjadi di medan-medan jihad –-apalagi selain medan jihad--, sebagaimana yang diterangkan Allah dalam Al-Qur’an. Ketika sebuah pasukan perang telah tenggelam dalam sikap tanazu’ antar anggotanya, atau anggota dengan pimpinannya, maka yang melanda pasukan tersebut gentar untuk berperang, takut menghadapi musuh, ingin lari kebelakang, ketakutan setiap saat, merasa kalah, dan akhirnya hilanglah kekuatan yang telah dibina bertahun-tahun bahkan puluhan tahun.

Allah Ta’ala berfirman :

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

”Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Anfal : 46)


20. Tanda kekalahan : Kehilangan inisiatif/tak punya inisiatif...!!!

Sekitar Akhir bulan Juli atau awal Agustus 2009, seorang tokoh pergerakan Islam tampil di sebuah stasiun TV, yang jelas kita (penulis) tidak tahu apa motif beliau tampil disana. Memang hak beliau memutuskan tampil atau tidak tampil ketika ditawari untuk diwawancarai tentang pengakuan mujahid Nurdin M. Top di internet yang mengaku melakukan peledakan di hotel Amerika JW marriot & Ritz Carlton, Jakarta.

Tetapi masalahnya, pernyataan beliau itu kami nilai adalah sebuah kesia-siaan & kebodohan!!! ya kebodohan yang nyata!!! Yang tidak layak dilakukan oleh orang sekapasitas beliau, orang yang ”laris” melakukan bedah buku –menilai—orang yang beramal di mana-mana, yang pendapatnya dipakai dimana-mana meski –kadang ngalor-ngidul—tidak bisa dijadikan sandaran pendapat mujahidin sejati, dan memang sebenarnya pendapat-pendapat beliau belum teruji.

Kita simak beberapa peryataan beliau :
Beliau katakan : ”Saya tidak setuju dengan perbuatan Noordin M. Top melakukan peledakan dimana-mana di Indonesia.
a. Beliau katakan : ”JI itu jama’ah ta’lim dan dakwah yang tidak membenarkan operasi-operasi –jihad- semisal itu (pengeboman-pengeboman)”.
b. Beliau katakan : ”Bukan tabiat jihad, apabila sehabis melakukan amaliyat mujahidin membuat pernyataan di media (internet)”.
c. Beliau katakan : ”Biarkan polisi yang akan membuktikannya, apakah surat pengakuan itu benar-benar dari Noordin atau bukan”.
d. Yang paling aneh adalah pernyataan AM. Hendropriyono –tangannya yang berdarah-darah yang telah membantai mujahid talangsari Lampung-- di TV tersebut, ia katakan : ”Kita harus berterimakasih dengan Ust. Abu Rusydan dan Nasir Abbas, karena mereka kooperatif dan banyak membantu polisi”..????. (wawancara AM. Hendropriyono dengan tv-one diawal Agustus 2009)

Kita lihat lihat point-point di atas semuanya diungkapkan di media publik yang akibatnya multi tafsir –-sadar nggak Ustadz akibat pernyataan-pernyataannya ini????--, kalau tafsirnya atau memaknainya mendukung jihad mungkin tidak masalah, tetapi masalahnya dengan pernyataan-pernyataan itu semakin menguatkan permusuhan & ketidak berpihakan masyarakat (kaum muslimin awam & para aktivis muslim) di berbagai tataran dan status sosial di Indonesia terhadap para mujahid yang melakukan berbagai operasi amaliyat di Indonesia. Ini kerugian... ini ketidak-berpihakan... ini kebodohan... dan ini akibat kalah inisiatif... ini akibat terlalu lama duduk-duduk, 5, 10, atau 15 tahun di halaqoh!!!! ....duduk-duduk dari melakukan amaliyat jihadiyyah!!!

Hal ini menguatkan stigmasisasi buruk terhadap mujahidin, apakah masih kurang!!!! penjelasan ulama mujahidin tentang sunnahnya ightiyalat, pembunuhan aimmatul kufr, operasi mencari syahid (isytisyhadiyyah) dalam rangka menolong din Allah, dan dibenarkannya jihad seorang diri, kelompok kecil atau kelompok besar (jama’ah mimba’dil muslimin)... Karena itu berhati-hatilah wahai ikhwan dalam berbicara dan membuat pernyataan, apalagi didengar jutaan manusia (publik) yang multi talenta dan pendidikan... Salah bicara, bisa jadi justru mendukung musuh... Alih-alih mendapat pahala, muka kita bisa di telungkupkan di neraka... na’udzubullahi!!!!

Kelompok yang kalah, biasanya selalu kalah inisiatif, kenyataanya demikian. Sehingga muncul ungkapan-ungkapan di atas yang diamnya beliau sebenarnya lebih baik... ini tanda beliau juga kalah inisiatif!!!, dan malah didikte oleh musuh, malah ikut irama musuh, lihat pernyataan beliau poin d, jika beliau merasa ungkapannya itu –menurut ilmu dan tajribah beliau-- benar di tv-one, itu kan pendapat beliau pribadi, jadi tahanlah diri jangan diungkap di media, ini lebih baik. Atau beliau merasa senjata pamungkas ”pedoman jihad” atau ”thoriqoh jama’ah” yang beliau buat itu lebih baik dari panggilan jihad –-yang hukumnya fardhu ’ain-- yang kerasnya seperti guntur yang menggelegar!!!

Ingat ikhwan ketegasan Sayyid Quthb Rahimahullah di hadapan musuh & tiang gantungan sangat mempengaruhi dan menguatkan mujahidin di seluruh dunia, ketegasan Ustadz Mukhlas di hadapan thogut dan murtadin di Indonesia menjadi cahaya yang menginspirasi kuatnya tekad untuk senantiasa melakukan amaliyat sampai Allah memenangkan atau memberi rizki syahid, sehingga benarlah apa yang diungkapkan Ustadz Mukhlas : ”Mati Mukhlas satu, akan tumbuh sejuta Mukhlas!!!”.

Ustadz tersebut mengatakan : ”Bukan tabiat jihad, apabila sehabis melakukan amaliyat mujahidin membuat pernyataan di media (internet)”. Jika kita mau jujur dan kita lihat dari kacamata sengitnya pertempuran antara ahlu haq dan batil... sengitnya den 88 memusuhi mujahidin... sengitnya TNI/Polri memusuhi mujahidin... bengisnya mereka mencincang jasad-jasad mujahidin... maka pernyataan ini merupakan kebodohan juga... mengapa beliau tidak bisa membedakan antara tabiat jihad & khud’ah (siasat).

Ingat ikhwan khud’ah itu maknanya satu yaitu bersiasat untuk memenangkan pertempuran melawan musuh, tetapi terjemahannya atau praktiknya di lapangan bisa sangat banyak dan beragam!!! Hasilnya pun akan sangat ditentukan oleh kepiawaian mujahid menghadapi khud’ah musuh yang juga selalu dinamis & berkembang... Jadi jangan bisanya selalu menilai orang yang sedang amaliyat dengan beragam masyaqqohnya, dan merasa --menilai jalan yang ditempuh dirinya benar---, padahal ia duduk-duduk dari amaliyat!! dan menjadi penonton, dan seenak perutnya membuat stigmasisasi.

Dan kami ingatkan... bagi orang-orang yang duduk-duduk dari melakukan amaliyat jihadiyah, hendaknya menahan lisannya dari berkomentar miring tentang mujahidin ---. Ustadz Kondang kah dia, tenar, atau lariskah dia di berbagai bedah buku!!---, diamnya mereka lebih baik dan berpahala dibanding berkomentar yang justru tidak bermanfaat dalam menguatkan mental mujahidin. Jangan merasa paling benar, padahal yang dilakukan hanya duduk-duduk, menjauhi medan-medan amaliyat!!!

Ingat!!! Ingat!!! Ikhwan... Semakin jauh seorang mujahid dari medan tempur baik yang dekat atau yang jauh, maka akan semakin menguatkan kepengecutannya dan ketakutannya menghadapi musuh.


21. Qishos mereka!!!

Hari ini 08 Agustus 2009, kira-kira pukul 10 pagi (sejak pukul 17 sore hari sebelumnya) menjadi hari kelabu yang memalukan sang ”singa-singa” yang tengah hidup di kandang & padang angan-angan yang selalu terbalut selimut ketakutan...!!! Berjuta mata dipaksa --–via tv, yang berposisi bersama pembantai (den 88, nasrani, & murtadin lainnya)--- menyaksikan pembantaian seorang mujahid di Temanggung, jateng... Tak ada perlawanan...!!! Tak ada kawan yang menghadang...!!! Tak ada senjata yang disandang...!!! tak ada kawan yang menolong...!!! Dan tak ada satu dua ikhwan –dari ratusan atau ribuan ilkhwan-- yang membokong –terfikir membokong-- musuh dari belakang...!!! Walau hanya dengan ketapel atau sebongkah batu yang dapat dilemparkan... walau hanya sekadar membuat musuh lecet-lecat di lengan... atau sekedar meringis kesakitan.

Sulit dipercaya!!! Bagai mimpi rasanya!!! Pembantaian di depan mata, tapi memang sesuatu yang nyata... Katanya tandzim --jihad ini-- adalah singa-singa... tapi, ternyata hanya pengakuan belaka, atau hanya kumpulan domba-domba, yang siap disembelih kapan saja atau ayam-ayam potong yang siap dipotong, dicincang, dimasak dan untuk pesta pora mereka. Hal ini terus berulang!!! berulang!!! & berulang!! ---lihatlah puluhan kasus penangkapan disertai pembantaian---, tanpa perlawanan dari ikhwan di tempat lain, tanpa peduli dan empati dengan juga melakukan balasan-balasan, atau melakukan qishos!!! Padahal... para ikhwan yang telah banyak dikaruniai nikmat Allah, berupa iman, anak, istri, harta, dll... Tak ada rasa cemburukah kita tuk membela dengan amal nyata??? Tuk membela dengan irhab, ightiyalat atau serangan-serangan nyata??? Sudah hilangkah rasa di dada tuk sekadar membalas perbuatan mereka yang telah mencincang mujahidin di depan mata!! dan dilakukan di mana-mana???

Muslim membunuh muslim tanpa hak saja harus diqishos!!! Lalu bagaimana orang-orang kafir, murtadin dan munafikin membunuh saudara-saudara kita dibiarkan saja beulang-ulang!!! Ironisnya di depan mata jutaan manusia!!! ----di depan para karyawan-karyawan perusahaan nasional yang katanya bermental singa-singa!!!----

Sulit rasanya kami mengungkapkan dengan kata-kata, sakitnya hati ketika menyaksikan episode pembantaian seorang mujahid pilihan Allah, yang dilakukan oleh tentara-tentara pendukung kekafiran, pendukung UU positif yang rusak & bejat, hasil pemikiran orientalis, penjajah dan para pendosa.... pendukung kaum yahudi, nasrani, munafikin dan murtadin di negeri ini... sakit hati ini!!! sesak dada ini!!!

Ikhwan... dimana iman kita??!! Dimana loyal kita dengan sesama???!!! Dimana ikatan ukhuwah kita???!!! Dimana letak tanggung jawab kita di hadapan Allah kelak di akherat!!! Kalau episode pembantaian ini terus berulang, berulang dan berulang...!!!

Jama’ah kami tidak memerintah amaliyat!!! Jama’ah kami belum tahapnya!!! Jama’ah kami masih dalam kondisi dakwah & taklim!!! Jama’ah kami menunggu pasukan yang jumlahnya 12.000 mujahid yang siap perang!!! Dan jama’ah kami, dan jama’ah kami... belum begini dan begitu. Ikhwan apa maknanya ini ??? Ini maknanya jama’ah kalian atau kelompok kalian telah kalian cintai melebihi dari mendatangi seruan Allah dan rasul-Nya dan dari berjihad di jalannya... Allah yang telah memberikan kehidupan kepada kalian dan memberi nikmat iman & islam kepada kalian. Berhati-hatilah kalian... perbuatan menunda-menunda jihad dan amaliyat adalah perbuatan munafik dan bentuk kefasikan!!!

Ada beberapa jalan yang perlu diingat tuk membantu mereka :
a. Melakukan i’dad yang keras, baik imani maupun ’askary (militer), lalu bersiaplah untuk mengganti --bukan untuk duduk-duduk di halaqoh sampai 15 tahun-- mereka dalam amaliyat-amaliyat nyata.
b. Menginfakkan sebagian, atau sebagian besar –lebih baik— harta kita untuk mendukung para mujahidin. Bukan untuk membangun rumah megah dan kendaraan mewah.
c. Cari para mujahidin yang benar-benar mengangkat bendera jihad yang memang memerlukan dana, tetapi mereka malu untuk meminta.
d. Tahanlah lisan anda, walau sekadar mengomentari para mujahidin yang beramaliyat. Karena mujahid yang beramaliyat itu maqomnya jauh lebih tinggi dibanding mujahid yang hanya duduk-duduk saja.
e. Kepada para amir sebuah tandzim atau sebuah jama’ah jihad, ”biarkanlah anak-anak muda dari kalian melakukan amaliyat (jihad yang nyata), jangan halang-halangi mereka”, itu lebih ringan tanggungjawab antum di sisi Allah.
f. Bantulah finansial keluarga mujahidin yang ditinggal berjihad atau mati syahid, dipenjara, mathlubin (dikejar den 88) atau dalam keadaan hijrah di jalan Allah.
g. Istiqomahlah dalam ibtila’ sekecil apapun.