Senin, 04 Januari 2010

bagian : 10 Nasehat dan Catatan


NASEHAT PERTAMA:
Ada prinsip-prinsip umum dalam masalah keamanan yang harus disadari setiap Mujahid dan dia fahami dengan baik, untuk mewujudkan keamanan, baik untuk dirinya maupun untuk ikhwan-ikhwannya, dan, proyek yang mereka kerjakan.
Prinsip pertama : Kewaspadaan adalah inti keamanan.
Prinsip kedua : Menjaga lebih baik daripada mengobati.
Prinsip ketiga : Jangan ekstrim, jangan pula meremehkan.
Prinsip keempat : Informasi hanya diberikan kepada yang bersangkutan.
Prinsip kelima : Informasi diberikan seperlunya dan sesuai waktunya.
Prinsip keenam : Satu kesalahan bisa mengakibatkan bahaya fatal.
Prinsip ketujuh : Asas utama ketika kondisi bahaya adalah diam di tempat.
Prinsip kedelapan : Jangan menjadi “tawanan” bagi kebiasaan.
NASEHAT KEDUA:
Senjata Utama Mujahidin:
1. Kaidah Emas: “Jagalah Alloh, Alloh pun akan menjagamu. Jagalah Alloh, engkau mendapati-Nya seolah di hadapanmu.” (HR. Tirmizi, ia berkata: hasan shohih).
2. Istikhoroh sebelum berbuat, hatta dalam hal yang kecil-kecil. Adalah Rosululloh n mengajarkan istikhoroh kepada para shahabatnya dalam berbagai urusan sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Quran. Beliau bersabda: “Jika salah seorang dari kalian berniat melakukan sesuatu, hendaknya ia sholat dua rekaat selain fardhu, kemudian hendaknya ia mengucapkan: “Ya Alloh, sesungguhnya aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, memohon takdir kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu, dan memohon keutamaan-Mu yang agung, karena Engkau Maha Menentukan sedangkan aku tidak menentukan. Engkau Maha Mengetahui sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau adalah Dzat Yang Maha Mengetahui yang ghaib. Ya Alloh, jika Engkau tahu bahwa urusan ini –hendaknya ia sebutkan urusan tersebut—baik bagiku pada duniaku, kehidupanku dan akhir urusanku –atau mengatakan: urusanku yang segera atau yang jangka panjang— maka takdirkanlah urusan tersebut untukku dan mudahkanlah urusan itu bagiku, lalu berkahilah aku di dalamnya. Tetapi jika Engkau tahu bahwa urusan ini buruk bagiku pada duniaku, kehidupanku dan akhir urusanku –atau mengatakan: urusanku yang segera atau yang jangka panjang— maka singkirkan dia dariku dan jauhkan aku darinya, lalu takdirkan untukku yang lebih baik, di mana pun ia berada, lalu ridhoilah aku di dalamnya.” (HR. Bukhori).
3. Musyawarah (wa syaawirhum fi `l-Amri).
Bukhori meriwayatkan di dalam Al-Adabu `l-Mufrod dengan sanad yang kuat dari Hasan Bashri, Ahli Hikmah kaum Tabi‘in: “Tidaklah suatu kaum bermusyawarah kecuali Alloh memberi mereka petunjuk terbaik mengenai apa yang akan datang kepada mereka.”
Dalam lafadz lain: “…melainkan Alloh pasti menguatkan mereka dengan kelurusan atau dengan sesuatu yang bermanfaat.”
4. Taqwa.
“Barangsiapa bertakwa kepada Alloh, Alloh memberi jalan keluar kepadanya…”
“Kenalilah Alloh ketika lapang, niscaya Dia mengenalimu ketika susah.”
5. Jika kamu jujur kepada Alloh, Alloh membenarkanmu.
Di dalam Sunan Nasa’i disebutkan bahwa ada seorang lelaki badui datang kepada Nabi n lalu ia beriman dan mengikuti beliau. Kemudian dia berkata: “Aku berhijrah bersamamu.” Maka Nabi n berpesan kepada para sahabatnya tentang orang ini. Ketika pecah perang Khoibar, Nabi n mendapatkan ghonimah dan membagikannya, termasuk kepada orang badui ini. Jatah dia beliau berikan kepada para shahabat, karena dia berjaga di barisan belakang. Ketika ia datang, mereka memberikan jatah tersebut kepadanya, ia bertanya keheranan: “Apa ini?” mereka berkata: “Nabi n memberi jatah kepadamu.” Ia berkata: “Bukan untuk ini aku mengikutinya. Aku mengikutinya agar aku dipanah dari sini –ia menunjuk ke lehernya— lalu aku mati dan masuk Surga.” Mendengar itu Nabi bersabda: “Jika kamu jujur kepada Alloh, Dia akan membenarkanmu.”
Para pasukan beristirahat sejenak, kemudian mereka bangkit untuk kembali memerangi musuh. Tak lama kemudian, tubuh orang badui tadi dibawa menghadap Nabi n, ia terkena panah di bagian yang ia tunjuk. Nabi n bertanya: “Apakah ini orang tadi?” para sahabat berkata: “Ya.” Nabi bersabda: “Ia jujur kepada Alloh, Alloh pun membenarkannya.”
Kemudian Nabi n mengkafani orang badui itu dengan jubah beliau, lalu beliau maju untuk menyolatinya. Di antara yang terdengar dalam sholat beliau: “Ya Alloh, ini adalah hamba-Mu, ia keluar untuk berhijrah di jalan-Mu hingga terbunuh sebagai syahid. Aku menjadi saksi atas hal itu.”
6. Lakukan amal sholeh yang istimewa, untuk menghadapi situasi sulit. Seperti yang terjadi dalam kisah populer tentang tiga orang yang terjebak dalam gua.
7. Doa.
“Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo'a kepada-Nya…” (An-Naml: 62)
• 3 kali pagi dan sore:
(بِسْمِ اللهِ الََّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ)
Siapa mengucapkannya maka dia tidak akan ditimpa bahaya sama sekali (disebutkan dalam hadits hasan shohih riwayat Tirmizi). Dalam riwayat Abu Dawud: “…dia tidak akan tertimpa bala’ dengan tiba-tiba.”
• Jika salah seorang dari kalian singgah di suatu tempat, hendaknya mengucapkan:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التّاَمَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
…maka dia tidak akan tertimpa bahaya sama sekali sampai ia meninggalkan tempat tersebut. (HR. Muslim).
• Ucapkan:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ؛ اْلأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ
Nabi n pernah mendengar seseorang berdoa dengan doa ini, maka beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh dia telah memohon kepada Alloh dengan nama-Nya yang paling agung, yang apabila Alloh dimintai dengannya pasti Dia kabulkan, dan bila diminta dengannya pasti Dia berikan.” (HR. Tirmizi, hadits shohih)
• Mengucapkan:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بَأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ؛ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، اَلْمَنَّانُ بَدِيْعُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ؛ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ، يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ
… sungguh dia telah memohon kepada Alloh dengan nama-Nya yang paling agung, yang apabila Alloh dimintai dengannya pasti Dia kabulkan, dan bila diminta dengannya pasti Dia berikan.” (HR. Abu Dawud, hadits shohih)
• Alloh berfirman:
((فَلَوْلاَ أنَّهُ كَانَ مِنَ المُسَبِّحيْنَ لَلَبِثَ فِيْ بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ))
Mengucapkan doa Nabi Yunus ketika dia berada di perut ikan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
Tidaklah seorang Muslim berdoa memohon sesuatu dengan doa tersebut, kecuali Alloh kabulkan. (HR. Tirmizi, shohih)
• Memperbanyak Istighfar.
“Barang siapa senantiasa beristighfar, Alloh akan menjadikan jalan keluar bagi setiap kesulitan, solusi bagi setiap kesedihan, dan memberinya rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud, sanadnya dhoif namun maknanya dibenarkan oleh Al-Quran).
• Memperbanyak sholawat kepada Nabi:
“Wahai Rosululloh, bagaimana jika aku menjadikan seluruh sholawatku (doaku) kutujukan untukmu?” beliau bersabda: “Kalau begitu, Alloh Tabaroka wa Ta‘ala akan mencukupimu dalam semua yang kamu inginkan, baik urusan dunia maupun akhirat.”
• Apabila Rosululloh n takut akan suatu kaum, beliau berdoa:
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِيْ نُحُوْرِهِمْ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شُرُوْرِهِمْ
“Ya Alloh, sesungguhnya kami menjadikan-Mu di leher-leher mereka dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan-kejahatan mereka.” (Sanad hadits ini shohih, sebagaimana dikatakan Al-‘Iroqi)
• “WahaiRosululloh, adakah yang bisa kita ucapkan?! Sungguh hati ini sudah serasa sampai di tenggorokan.” Nabi n bersabda: “Ada, yaitu:
اَللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا، وَآمِنْ رَوْعَاتِنَا
“Ya Alloh, tutuplah aurat-aurat kami dan amankanlah ketakutan-ketakutan kami.”
Maka Alloh pun memukul wajah musuh-musuh Rosululloh n dengan angin, Alloh kalahkan mereka dengan angin.” (Isnad hadits ini shohih).
• Apabila Rosululloh n dalam kesusahan, beliau mengucapkan:
(لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ اْلعَرْشِ الْعَظِيمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ اْلأَرْضِ، رَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْم)
“Tiada ilah (yang haq) selain Alloh Yang Mahaagung lagi Mahalembut. Tidak ada ilah (yang haq) selain Alloh, Robb dari Arsy yang agung. Tidak ada ilah (yang haq) selain Alloh, Robb langit dan bumi, Robb Arsy yang mulia.” (HR. Bukhori)
• Doa dalam kesusahan:
اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُوْ فَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Alloh, rahmat-Mu kuharapkan. Maka janganlah Engkau menyerahkanku kepada diriku sendiri walau hanya sekejap dan perbaikilah seluruh keadaanku. Tidak ada ilah (yang haq) selain Engkau.” (HR. Abu Dawud, hadits hasan)
• “Rosululloh n pernah berkata kepadaku: “Maukah kuajari kamu beberapa kalimat yang bisa kamu ucapkan ketika dalam kesulitan?:
(اَللهُ، اَللهُ رَبِّي لاَ أُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً)
“Alloh, Alloh…Robbku. Aku tidak menyekutukan-Nya dengan apapun.” (HR. Abu Dawud, hadits shohih)
• Dari Ibnu Abbas h: “Jika kamu mendatangi penguasa yang seram, yang kamu takut dia akan menyerangmu, maka katakanlah:
اللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَعَزُّ مِنْ خَلْقِهِ جَمِيْعاً، اَللهُ أَعَزُّ مِمَّا أَخَافُ وَأَحْذَرُ، وَأَعُوْذُ بِاللهِ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ، اَلْمُمْسِكِ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ أَنْ يَقَعْنَ عَلَى اْلأَرْضِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ مِنْ شَرِّ عَبْدِكَ (فُلاَن) وَجُنُوْدِهِ وَأَتْبَاعِهِ وَأَشْيَاعِهِ مِنَ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ، اَللَّهُمَّ كُنْ لِيْ جَاراً مِنْ شَرِّهِمْ، جَلَّ ثَنَاؤُكَ، وَعَزَّ جَارُكَ، وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ /3مرات/]
“Alloh Mahabesar, Alloh lebih kuat daripada semua makhluk-Nya. Alloh lebih kuat daripada apa yang kutakutkan dan kuwaspadai. Dan aku berlindung kepada Alloh, yang tiada ilah (yang haq) selain Dia, Dzat yang memegang langit tujuh agar tidak jatuh ke bumi selain dengan izin-Nya, dari kejahatan hamba-Mu (si Fulan), balatentaranya, pengikutnya dan pendukungnya dari kalangan jin dan manusia. Ya Alloh, jadilah pelindungku dari kejahatan mereka. Sungguh agung pujian-Mu, sungguh kuat perlindungan-Mu, sungguh berkah Nama-Mu, dan tidak ada ilah (yang haq) selain-Mu,” tiga kali.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dan Thobroni, hadits shohih mauquf kepada Ibnu Abbas radhiyallohu anhu).
8. Minum Air Zam-zam.
“Air zam-zam tergantung untuk niat apa dia diminum.” (HR. Ibnu Majah, setelah diteliti hadits ini shohih).
NASEHAT KETIGA:
Bagaimana Menjaga Diri dari Sihir Yang Tak Menutup Kemungkinan Digunakan Musuh-musuh Alloh untuk melawanmu?
1. Memperbanyak istighfar.
2. Berlindung kepada Alloh dari setan yang terkutuk.
3. Membaca ayat Kursi.
4. Membaca Surat Al-Baqoroh terutama bagian-bagian akhir.
5. Membaca dzikir-dzikir perlindungan di pagi dan sore hari.
6. Senantiasa berdzikir.
7. Puasa.
8. Adzan dan Sholat.
9. Menyelisihi setan.
10. Sarapan pagi dengan tujuh butir kurma.
11. Menghindari tempat-tempat yang banyak setannya. Setiap tempat kesyirikan, kebidahan, ikhtilath dan kemaksiatan, maka itu adalah tempat setan. Saya melihat ada beberapa orang terasuki jin karena masuk ke tempat ziarah-ziarah syirik padahal dia hafal Kitab Alloh. Mungkin karena dia tidak melaksanakan dzikir-dzikir pelindung, dan cukuplah kepergiannya ke tempat yang ziarah yang syirik ini (sebagai hal yang tak patut).
12. Berdoa.
13. Membaca Al-Quran dan doa-doa yang ada riwayatnya sambil meniup-niup jika merasa ada gejala-gejala sihir atau dada terasa sempit. Yang paling baik adalah membaca sendiri, karena siapa tahu Anda termasuk 70.000 umat Nabi Muhammad yang masuk surga tanpa hisab, dan di samping itu juga untuk menambah rasa tawakkal kepada Alloh.
ARAHAN-ARAHAN UNTUK BEBERAPA MASALAH PENTING:
1. Niat Dalam Jihad:
Rosululloh n bersabda: “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung kepada niatnya…”
Jika niat jihad tercampur dengan niat selain jihad, seperti mendapat upah karena telah membantu, memperoleh ghonimah atau ingin berbisnis, maka pahala jihadnya akan berkurang dengan niat tersebut namun tidak sampai membatalkan seluruhnya. Ini berdasarkan sebuah hadits yang berbunyi: “Sesungguhnya jika pasukan perang mendapatkan ghonimah, maka mereka menyegerakan dua pertiga pahala mereka…”
Adapun hadits yang menyatakan bahwa siapa berjihad karena menginginkan harta benda dunia dia tidak memperoleh pahala sama sekali, maka maksudnya adalah ketika dia tidak memiliki tujuan dalam jihad kecuali hanya dunia saja.
Imam Ahmad berkata: “Pedagang, tukang upah dan tukang sewa, pahala mereka tergantung tingkat keikhlasan mereka dalam berperang. Ia tidak sama dengan orang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya dan niatnya tidak tercampuri sedikit pun dengan itu.”
2. Ketika Antum Berangkat Berjihad, Pasti Terhadang Oleh Banyak Rintangan, terutama:
a. Syetan yang tak hentinya membisikkan was-was. Maka waspadailah dia, selalulah mengawasi dia dan makarnya.
b. Melihat wanita yang berpakaian tapi telanjang, terkadang berlenggak-lenggok ketika berjalan.
Ingatlah, pandangan adalah salah satu anak panah Iblis yang beracun. Nabi n bersabda kepada Ali: “Jangan kau ikuti pandangan dengan pandangan berikutnya, karena bagimulah yang pertama dan kamu tidak berhak pada yang berikutnya.”
Ibnu Mas‘ud pernah masuk ke rumah seseorang yang sakit untuk menjenguknya, kebetulan di rumah itu ada seorang wanita. Lalu ada salah satu dari orang-orang yang melihat ke arahnya, maka Ibnu Mas‘ud berkata: “Kalau matamu tercungkil, itu lebih baik bagimu.”
Dan dari Abu Huroiroh a, bahwasanya Rosululloh n bersabda: “Kedua mata itu bisa berzina, berzinanya adalah melihat.”
Maka, hindarilah melihat wanita-wanita seperti itu. Ingatlah bahwa semua itu terdiri dari beberapa langkah, dan Alloh lebih tahu apa kejadian terakhirnya. Saya pernah bertanya kepada salah seorang ikhwah yang hidup di negeri kafir, bagaimana ia menyikapi berbagai fitnah di sana, maka ia berkata: “Tidak ada satupun wanita berani mengusikku.” Saya keheranan dengan pernyataan dia ini, maka dia berkata: “Aku berjalan seperti aku biasa berjalan, dan tidak ada satu pun mengusikku.” Ternyata dia benar. Adapun orang yang berjalan dengan penampilannya yang wah, melihat kanan-kiri, dan memandangi wanita dengan lama, maka cukuplah ini sebagai fitnah. Dan setelah itu pasti ada hal-hal yang mengikutinya.
Karena itu, sebisa mungkin tidak usah keluar rumah kecuali ada perlu, itupun dengan memilih waktu yang tepat. Jika secara tak sengaja pandanganmu melihat sesuatu yang Alloh haramkan, segeralah memalingkannya dan beristighfar kepada Alloh, bertobatlah kepada-Nya dan mohonlah agar Dia menjagamu dan tidak menimpakan fitnah kepadamu.
Usahakan juga untuk tidak keluar sendirian, sebab setan itu lebih dekat dengan orang yang sendirian, sedangkan dari jamaah ia lebih jauh. Di jalan, isilah waktu dengan membaca Al-Quran, beristighfar, bertasbih, bertahlil, atau mendengar kaset-kaset murottal. Dan sabarlah, karena sabar adalah kunci datangnya solusi. Ingat, bisa jadi Antum terhalang masuk ke bumi jihad gara-gara perbuatan maksiat.
3. Jangan Lupa:
Jangan lupa, ketika keluar rumah ucapkanlah: Bismillaah, tawakkaltu ‘alallooh, laa haula wa laa quwwata illaa billaah. Karena jika Antum mengucapkannya, para malaikat mengucapkan: “Kamu telah dicukupkan, dilindungi, diberi petunjuk, dan setan menjauh darimu.” Lalu setan akan mendatangimu, tetapi temannya berkata: “Apa yang akan kamu perbuat dengan hamba yang telah dicukupkan, diberi petunjuk dan dilindungi?”.
Maka bergembiralah orang yang keluar dalam rangka mentaati Alloh diiringi doa para malaikat-Nya agar senantiasa mendapat hidayah, perlindungan, dicukupi apa yang menjadi keingingannya, dan setan manusia maupun jin menjauh darinya, seperti disabdakan oleh Nabi: “…setan menjauh darinya.”
Jangan lupa, ketika Antum berada di lokasi penting atau berada dalam kunjungan khusus, untuk melindunginya dengan dzikir-dzikir dan bacaan Al-Quran; khususnya surat Al-Baqoroh, dan keluarkanlah gambar-gambar bernyawa jika ada dari tempat tersebut.
Jika Antum banyak kesibukan, maka minta tolonglah kepada Alloh untuk menyelesaikannya, setelah itu manfaatkanlah kitman dan banyak dzikir, sebab itu sangat membantu. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah itu mampu menulis dalam satu waktu yang tidak mampu ditulis oleh siapapun selain karena beliau banyak berdzikir. Di dalam sebuah hadits disebutkan: “Ketika hendak tidur, ucapkanlah Subhanalloh 33 x, Alhamdulillah 33 kali dan Allohu Akbar 34 x, sesungguhnya itu lebih baik daripada seorang pembantu.”
Kemudian, minta tolonglah dengan melaksanakan sholat dan bersabar, sebagaimana firman Alloh Ta‘ala:
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ
“Dan minta tolonglah dengan sabar dan sholat…”
Rosululloh n itu apabila dirundung masalah, beliau mengatakan kepada Bilal: “Wahai Bilal, hiburlah kami dengan sholat.”
Dan hendaknya Antum memperbanyak istirja‘ dan hauqolah ketika terjadi musibah. Dan jangan lupa dengan hadits mulia berikut ini:
مَنْ قَالَ :اَللَّهُمَّ آجُرْنِيْ فِيْ مُصِيْبَتِيْ وَأَخْلُفْ لِيْ خَيْراً مِّنْهَا , إِلاَّ أَجَارَهُ اللهُ فِيْ مُصِيْبَتِهِ وَأَخْلَفَهُ خَيْراً مِّنْهَا
“Siapa mengucapkan: Ya Alloh, berilah aku pahala atas musibahku ini dan berilah aku ganti yang lebih baik darinya,” maka pasti Alloh akan memberinya pahala atas musibah tersebut dan memberi ganti yang lebih baik darinya.”
Hindarilah berlapang-lapang dalam perkara yang mubah serta pengamanan yang berlebihan, sebab kadang-kadang setan masuk kepadamu melalui celah itu. Hendaknya baju dan penampilanmu sama dengan penduduk setempat, jangan lebih, namun hatimu takut kepada Alloh.
4. Cara Mendeteksi Adanya Pemeriksaan Tersembunyi:
a. Mengikat benang di atas pintu.
b. Meletakkan kursi di depan pintu dan mengukur berapa jarak centimeternya.
c. Menaburkan bedak di depan pintu.
d. Meletakkan kompas atau bolpoint di tempat tertentu dan menentukan arah sudutnya.
e. Mengetahui letak ditariknya tas (koper) dengan mengenali nomor-nomor kuncinya.
f. Memodifikasi pintu, sehingga ketika dibuka akan menimbulkan suara keras.
g. Meletakkan sebatang kayu di antara daun pintu dan list pembatas, sehingga kayu itu akan jatuh ketika dibuka.
CATATAN-CATATAN:
1. Antum wajib melaksanakan langkah-langkah pengamanan begitu pertama kali memijakkan kaki dalam kegiatan jihad, meskipun ketika itu tidak ada jamaah atau pun tandzim. Yang disayangkan, banyak sekali ikhwah yang tidak yakin dengan pentingnya langkah-langkah ini kecuali setelah mereka melakukan hal-hal kecil namun ternyata dampaknya sangat serius, atau setelah semuanya berlalu, yaitu ketika tertangkap atau salah satu yang mereka kenal tertangkap.
2. Tidak rugi itu kadang sudah merupakan keberuntungan. Artinya, pekerjaan kecil namun aman, itu lebih baik daripada pekerjaan banyak namun asal-asalan.
3. Penerapan langkah-langkah keamanan harus didasari oleh sebuah akidah dan kewajiban syar‘i, bukan karena seseorang merasa lebih tinggi daripada temannya yang lain.
4. Yang paling membuat aparat keamanan senang adalah ketika salah seorang mujahid tertangkap, dan yang paling membuat mereka marah bahkan takut dari ujung kepala sampai ujung kaki adalah ketika ada seorang Mujahid yang berhasil lolos dari mereka, atau ada Mujahid yang masuk ke bumi jihad dan I‘dad tanpa sepengetahuan mereka.
Jadi, kedisiplinanmu dalam menjalankan langkah-langkah pengamanan itu membuat musuh-musuh Alloh marah. Dan ini saja sudah cukup untuk meraih pahala-pahala, berdasarkan firman Alloh Ta‘ala:
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ لاَ يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌ وَلاَ نَصَبٌ وَلاَ مَخْمَصَةٌ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ يَطَؤُونَ مَوْطِئاً يَغِيظُ الْكُفَّارَ وَلاَ يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَّيْلاً إِلاَّ كُتِبَ لَهُم بِهِ عَمَلٌ صَالِحٌ
“Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh.” (QS. At-Taubah: 120)
… keberuntungan apa lagi setelah ini?
5. Malas benar-benar merupakan musibah yang mematikan. Kadang ada orang yang melakukan koneksi ke internet dari rumahnya supaya tidak repot-repot makan waktu setengah jam ke warnet umum. Seolah dia berkata: “Apa sih pengaruhnya…? Aku sudah menjalaninya setahun dan tidak terjadi apa-apa pada diriku.” Ingat, tapi terjadi apa-apa pada orang lain dan setelah itu tunggulah giliranmu –kecuali jika Alloh masih memberikan belas kasih-Nya—.
6. Meskipun aparat secara umum sudah tahu banyak –bahkan sebagian besar—apa yang tertulis dalam buku ini, namun tetap tidak selayaknya tulisan ini disebarkan secara sembrono kepada setiap orang. Hal ini untuk menghindarinya jatuhnya tulisan ini ke tangan semua anggota aparat keamanan yang ada di negeri-negeri kaum Muslimin sehingga mereka bisa mengambil manfaat yang lebih banyak lagi. Juga, agar mereka yang menjadi intel pemburu Mujahidin, tidak sama pengetahuannya antara yang kroco dengan para pembesarnya.
Ini adalah amanah.
Oleh karena itu, banyak sekali tekhnik pengamanan yang masih belum diketahui aparat dan banyak sekali tekhnik mujahidin yang tidak mereka ketahui, dan itu tidak mungkin kita tulis di sini. Penyebarannya akan tetap berlangsung secara rahasia antara para ikhwah, para mas’ul dan para komandan. Mereka baru akan memberikannya ketika sangat diperlukan, kepada orang-orang yang memang telah menjual dunianya dan terjun ke dalam dunia jihad secara riil. Sebagai contoh sederhana adalah jalur rahasia untuk menyeberangi wilayah perbatasan antar dua negara, ini memerlukan pengaturan pengamanan tertentu agar penyeberangan itu lancar walaupun tanpa menggunakan identitas, atau dengan identitas palsu. Kalau jalur itu kami beberkan di sini, tentu semuanya akan terbongkar dan juga apa-apa yang ada seterusnya. Namun perlu dicatat bahwa tekhnik-tekhnik yang tidak diketahui oleh aparat itu jauh lebih tinggi lagi daripada contoh di atas (jalur rahasia), alhamdulillah. Kami memberi contoh hanya untuk sekedar gambaran, tidak lebih dari itu.
7. Langkah pengamanan bukanlah teori-teori baku dan kering, tetapi selalu bisa diuji cobakan dan up-date sesuai dengan tempat, waktu dan kondisi seseorang. Bisa jadi memelihara jenggot itu justeru merupakan langkah pengamanan yang baik di suatu wilayah, bisa jadi memakai pakaian ala Afghan itu justru langkah yang bagus (adaptasi dengan dunia nyata).
8. Langkah pengamanan tergantung pada situasi di sebuah negeri, dan bagaimana kuat lemahnya penduduk negeri itu dalam beragama.
9. Seorang Mujahid harus berbaur dengan Ahli Bidah dan orang-orang fasik agar dia mengetahui berita perkembangan terakhir dan terbaru, baik di medan jihad maupun di luar medan jihad, yang kadang berita itu banyak membantunya.
10. Selalu ber-I‘dad dan memperhatikan aspek keamanan. Alloh Mahatahu, bahwa ketika kami menyiapkan tulisan ini, kami juga menyebarluaskan berbagai berita di internet dan mendown load file-file lalu menyebarluaskannya kembali hingga Alloh memberi kami jalan untuk “berangkat”. Maka, jangan pernah berkata: Aku mau duduk sambil menunggu saatnya berangkat; tapi bekerjalah sampai Alloh menetapkan bahwa kamu memang layak untuk berangkat.
AKIDAH SEORANG MUSLIM ANTARA TAWAKKAL DAN TAWAAKUL (PASRAH SAMA SEKALI):
Firman Alloh: “Katakanlah: Seandainya kalian berada di rumah-rumah kalian, tentu orang-orang yang telah ditetapkan untuk terbunuh akan keluar menuju tempat pembaringan mereka…” (QS. Ali Imron: 154).
Firman Alloh: “Katakanlah: Kami tidak akan tertimpa sesuatu kecuali apa yang telah Alloh tetapkan untuk kami…” (QS. At-Taubah: 51).
Firman Alloh: “Tidaklah satu musibah terjadi kecuali atas izin Alloh…” (QS. At-Taghobun: 11).
Sabda Nabi n: “Ketahuilah, apa yang menimpamu tidak akan meleset darimu, apa yang meleset darimu tidak akan menimpamu…” (HR. Thobroni, hasan). Peluru yang telah ditulis akan mengenaimu, tidak akan meleset darimu.
“Ketahuilah, jika umat berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, mereka tidak bisa memberimu manfaat kecuali dengan apa yang telah Alloh tulis untukmu. Dan jika mereka berkumpul untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu, mereka tidak akan menimpakan bahaya kecuali apa yang telah Alloh tulis untukmu…” (HR. Tirmizi, ia berkata: hadits hasan shohih).
“Jika kamu tertimpa suatu musibah, jangan mengatakan: Kalau saja dulu aku melakukan begini tentu yang terjadi adalah begini dan begitu. Tapi katakanlah: Alloh telah mentakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki Dia lakukan. Sebab “seandainya” itu membuka amalan setan.” (HR. Muslim)



PENUTUP
Sebagai penutup, Alloh Ta‘ala berfirman:
(( قُلْ لَوْ كُنْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَى مَضَاجِعِهِمْ ))
“Katakanlah: Seandainya kalian berada di rumah-rumah kalian, tentu orang-orang yang telah ditetapkan untuk terbunuh akan keluar menuju tempat pembaringan mereka…” (QS. Ali Imron: 154).
Maka, tidak usah galau atau sedih jika Antum tertimpa musibah, baik terbunuh, jadi buronan atau harus mengungsi. Namun jangan juga semua ini terjadi karena sikap menyepelekan darimu. Yang jelas, semuanya adalah takdir Alloh.
Telah bercerita kepada kami Abdulloh bin Yazid Abu Abdirrohman, telah bercerita kepada kami Haiwah bin Syuraih dari Abu Hani’ dari Abu Abdirrohman Al-Habli dari Abdulloh bin Amru, bahwasanya Rosululloh n bersabda:
“Tidaklah sebuah pertempuran atau sariyah yang berjalan lalu mereka mendapatkan ghonimah dan selamat, melainkan mereka telah menyegerakan dua pertiga pahala mereka. Dan tidak ada satu peperangan atau sariyah yang terluka atau terkena musibah melainkan pahala mereka sempurna.” (HR. Muslim)
Tetapi, akhi Muslim yang mukmin yang muwahhid yang mujahid yang cerdik dan pandai, Antum harus selalu memperhatikan kaidah-kaidah keamanan jalur menuju Jihad, carilah dan praktekkanlah segera tanpa ragu, walaupun menurutmu saat ini tidak tepat untuk itu. Yang penting, mulailah untuk disiplin dengan apa yang sudah kau pelajari, anggaplah itu sebagai latihan untuk di masa mendatang yang tak lama lagi, hingga saat bergabungnya dirimu di barisan Mujahidin tiba. Segala puji bagi Alloh Robb semesta alam atas taufik-Nya, kelurusan dari-Nya, di awal dan di akhir.
Subhana Robbika Robbi `l-‘Izzati ‘Amma yashifun…
Wa salaamun ‘ala `l-Mursalin…
Wa `l-hamdu lillaahi Robbi `l-‘alamin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar