Minggu, 25 Oktober 2009

Kesadaran Politik


Syeikh Omar Bakri Muhammad

Bagian pertama

Tujuan terakhir dan alasan di balik Allah Swt. mengirimkan Rasulullah Saw. ke dunia adalah dalam rangka agar Dien-Nya (Islam) mendominasi di timur dan di barat.

Selanjutnya, dengan tujuan untuk dien ini menjadi dominan Muslim perlu waspada dan fokus tentang situasi politik dunia. Mereka perlu memahami realita dan mempunyai pemahaman yang baik tentang isu-isu terkini.

Ini karena sebelum semua hukum diaplikasikan seseorang harus mempunyai pemahaman yang menyeluruh tentang realitas untuk menerapkan hukum tersebut. Kegagalan untuk mempunyai pemahaman realitas akan menghasilkan salah penarapan dalam hukum ; dengan kata lain, akan memberikan padangan yang salah.

Seorang wanita pergi pada Umar bin Khattab R.a. Dan memintanya untuk Khulu’ (memisahkan) dari suaminya. Umar Ra. Memandang sekilas pada suaminya dan memperhatikan kondisi fisiknya dan rupanya – dia terlihat sangat lesu dan berantakan. Dia kemudian berkata pada wanita itu dan kembali pada keesokan harinya dan menyuruh beberapa Shahabat untuk merawatnya. Dia kemudian kembali pada hari berikutnya dan kemudian menawarkan untuk memproses dengan Khulu’. Namun, setelah melihat suaminya (yang terawat dan lebih menyenangkan) dia tiba-tiba merubah maksudnya dan memutuskan tidak melakukan Khulu’.

Pelajaran yang bisa kita ambil dari ini adalah bahwa kita seharusnya selalu mempelajari realitas dengan seksama sebelum mengisukan sebuah pandangan. Umar R.a. Dengan mudah mengindentifikasi masalah sebagaimana dia telah mengerti dan memahami realitas; selanjutnya memberikan pandangan (nasihat).

Mempelajari realitas akan mewajibkan kita untuk memahami dan menjadi terbiasa dengan istilah dan defenisi politik tertentu. Namun, sebelum kita mendiskusikan beberapa istilah ini, pertama-tama mari kita perkenalkan istilah siyasah, atau politik dalam bahasa Arab.

Pengertian “Politik” dalam bahasa Arab

As-Siyasah, atau politik, mempunyai perngertian sebagai berikut:

Ar R’aayah – Perwalian

At Tarwid – Penjinakan

At Tadrib – Latihan

Al Ihtimaam – urusan atau kepentingan

Al Amr wan Nahie – Memerintahkan dan melarang

Al Hinkah – Profesional, atau mengatur dengan efisiensi

Hifz ul Masaalih – Meperhatikan setelah kepentingan

Hifz Usy Syu’uun – Melaksanakan urusan

At Tadbir – Mengatur

Al Hukm – Menghukum

Sebagaimana kita bisa melihat, “politik” dalam bahasa Arab tidak mempunyai konotasi negatif apa pun–semua ini berarti positif. Namun, dalam istilah barat “politik” mempunyai implikasi negatif, dan sering dikonotasikan :

Ad-Dahaa’ – Kelicikan

Al Munaawarah – Muslihat

Al Muraawaghah – Kecurangan

Selanjutnya, maklumat yang biasa atau satu tanda yang memperingati sebelum atau ketika memasuki sebuah masjid adalah “Tidak ada Politik dalam Masjid.” Ini karena pada saat ini istilah politik berhubungan dengan politikus yang berbohong, penguasa curang, penipuan, penggelapan, kebohongan, ketidakjujuran dan begitu seterusnya.


Defenisi as-Siyasah

Sebagaimana telah disebutkan, istilah siyasah hanya mempunyai pengertian yang positif dalam bahasa Arab. Selajutnyam itu adalah sebuah topik yang telah banyak dibicarakan di antara Ulamaa’ terdahulu, seperti Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim dan lainnya.

Imaam Abu Hasan Al Mawardi (wafat. 450 H) berkata, dalam kitabnya Al-Ahkan al-Sultaaniyah, bahwa politik berarti:

Menyeru kebaikan dan mencegah kemunkaran, dan memperhatikan kepentingan masyarakat yang berdasarkan pada Islam.

Usuuli defenisi dari “politik” adalah : Menerapkan Hukum pada realitas.


Telah disepakati defenisi “politik” di antara ‘Ulamaa’ adalah :

Memperhatikan kepentingan Masyarakat (Muslim dan Non-muslim) dengan Islam – secara internal maupun eksternal (dari negara Islam).

Melihat pengertian-pengertian ini, seseorang tidak bisa memungkiri bahwa Rasulullah Saw. dan Shahabahnya telah terjun ke dalam siyasah (politik) – dengan pengertian memperhatikan dan mengatur urusan masyarakat (Muslim dan Non-muslim). Faktanya, sebelum Rasulullah Saw. wafat pada saat orang-orang Arab Paninsula (Jaziraat ul Arab) – yang pada saat ini terdiri diatas sepuluh negeri yang berbeda, termasuk Saudi Arabia, Yaman, Oman, Qatar, Kuwait, Abu Dhabi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan sebagainya – telah ditaklukan. Shahabah dan Shalafus Shaleh kemudian melanjutkan membawa warisannya dan telah memperluas Negara Islam sampai mencapai Asia, Afrika dan Eropa Timur.

Rasulullah Saw. bukan seseorang yang mengunci dirinya dalam Masjid sampai akhir hayatnya, terutama setelah Rassulullah Saw. memerintahkannya untuk berhukum dengan Islam dan mengurusi urusan masyarakat.[1]


Kemudian selanjutnya, Allah Swt. menurunkan surah seperti Surah Quraisy dan Surah Ar-Rum. Kedua surah ini diberi nama setelah sebuah suku yang terkuat dan superpower- Qurays dan Kerajaan Romawi. Jika kita membuat sebuah analogi dengan realitas saat ini, Surat Ar-Rum akan menjadi Surat AS (sebagai sebuah negara super power).

Rasulullah Saw. bersabda, “semua dari kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya…” Setiap Muslim mempunyai sebuah kewajiban kepada masyarakat – itu adalah menyeru kebaikan dan mencegah kemunkaran serta meyakinkan Syari’ah telah diterapkan. Muslim yang benar seharusnya selalu menjaga matanya pada apa yang terjadi di seberang lautan dan dunia global, dalam negeri seperti Afghanistan, Chechnya, Palestina, Iraq, Indonesia dan sebagainya. selanjutnya dia seharusnya mempunyai/mengerti ilmu geogarfi, sejarah yang baik serta ilmu politik dunia.

Kesepakatan Istilah Politik


Pada saat mengikuti urusan-urusan terkini, ada istilah politik tertentu yang seseorang akan tidak dapat terelakan datang besebarangan pada basis biasa. Di bawah ini adalah sebuah uraian singkat dari tiga istilah utama yang sering kita dengar pada saat atau mendengarkan berita.

Al-Mauqif ud Dauli – Status International


Istilah “Status Internasinal” berarti: “Struktur hubungan baik antara negeri yang berpengaruh dalam arena internasional.”

Selanjutnya, jika seseorang bertanya, contohnya: “Apa itu Status International?” Mereka akan bertanya tentang hubungan antara Negeri yang berpengaruh seperti Inggris, Prancis, bukan Pakistan ataupun Bangladesh.

As-Siyasat ud Dauliyah – Kebijkan Internasional

Istilah “kebijkan internasional” berarti: “Memperhatikan, mengatur, kepentingan di luar batas negaranya.”

Setiap negara memiliki dan memperjuangkan kepentingan sendiri-sendiri. Kebijakan luar negeri dari sebuah negara adalah kebijakannya untuk memelihara kepentingannya dengan negeri lain. Sebagai contoh, satu dari kebijakan politik AS adalah menyakinkan kecukupan sejumlah pasukan di setiap negeri Muslim - jadi itu bukan negara Islam yang menerapkan demikian serta dengan tujuan untuk memadamkan semua pemberontakan melawan pemerintahan bonekanya.

Al ‘Alaaqat ud Dauliyyah – Hubungan Internasional

Istilah “hubungan interanasional” berarti: berusaha untuk menerapkan kepentingan dan untuk memeliharanya.

Kepentingan-kepentingan

Setiap negara, apakah Islam atau bukan, mempunyai kepentingan. Di bawah ini ada empat kepentingan setiap negara:


Al-Masaalih ul-Mabda'iyyah – Kepentingan Ideologi

Pengetian kepentingan ideology adalah: sebuah kepentingan negara menerapkan (atau mengekspor) ideologinya ke negara lain. Maka dengan demikian Kuffar, ideology mereka adalah menerapkan sekulerisme, demokrasi dan kebebasan (dalam negeri Muslim). Di mana kepentingan ideology kita, sebagai Muslim adalah menerapkan izhaaruddien (dominasi Islam).

Al-Masaalih ul-Istraateejiyyah – Strategi kepentingan

Strategi kepentingan berarti: reputasi dari negara atau kredibilitasnya di luar batas wilayahnya.

Disamping telah jelas kerusakan dalam system Kufur, Kuffar akan selalu mencoba untuk membuat pandangan yang menyesatkan, dan memberikan kesan bahwa mereka adalah telah berkembang, tidak bisa disentuh dan makmur. Mereka akan mencoba menerapkan reputasi baik dengan tujuan untuk menjadi sebuah “contoh” untuk negara lain agar diikuti.

Al-Masaalih ul-'Askariyyah – Kepentingan Militer

Kepentingan militer dari sebuah negara adalah menerapkan sebuah pangkalan, pelatihan militer dan pasar senjata (ke negara lain).

Sebagaiamana relah disebutkan sebelumya, Kuffar mencari untuk membangun pangkalan militer di negara lain dengan tujuan untuk mendukung rezim bonekanya dan mencegah pemberontakan (untuk penegakkan Syari’ah). Pangkalan Militer juga bisa memungkinkan mereka untuk dengan mudah meluncurkan (atau mendukung) perang di negara tetangga.


Penjualan Senjata

Industri senjata adalah bisnis yang sangat menguntungkan ; faktanya, sebagian senjata bisa berharga miliayaran dollar. Selanjutnya, tidak ada negara (atau bahkan seseorang) akan dengan senang hati membelanjakan miliaran dolar untuk sebuah senjata kecuali jika mereka melihat bukti bahwa itu berguna. Selanjutnya, sebelum sebuah senjata diletakkan di pasarnya terebih dahulu harus diuji, dan kesempatan ideal untuk menguji sebuah senjata baru adalah dalam perang. Inilah mengapa di Afghanistan, contohnya, orang-orang Amerika mengambil kesempatan yang tepat untuk mencoba senjata baru dan bom-bom, seperti vacuum dan cluster bom.

Selanjutnya, Kuffar sering menjual senjata-senjata pada negeri-negeri lain seperti Saudi Arabia, tanpa mengajarkan bagaimana menggunakan senjata tersebut. Orang-orang Saudi kemudian membutuhkan untuk menjaga dan membayar tentara asing yang mengetahui bagaimana cara menggunkannya – dengan cara lain membiarkan tentara-tentara mereka dalam negeri lain.

Al-Masaalih ul-Iqtisaadiyyah – kepentingan ekonomi

Menerapkan kepentingan ekonomi adalah tentang: menentukan sebuah pasar atau sumber penghasilan untuk negara.

Dengan demikian sebuah negara – non Muslim khususnya – akan berusaha keras untuk mengagas sebuah pasar atau sumber penghasilan dengan tujuan sebagai sumber pemasukan negara.

Alkohol dan pornografi adalah industri yang paling besar di barat, dan karena keuntungan finansial mereka Kuffar dengan sangat berhasrat mencari untuk mengeksport industri-industri ini ke negeri Muslim. Selanjutnya, kita mendengar tentang proposal peluncuran majalah Playboy di Indonesia, dan Ann Summers di Saudi Arabia dan sebagainya.

Jenis ini adalah kepentingan yang sangat penting bagi Kuffar. Mereka bahkan mengorbankan strategi kepentingannya, yaitu reputasi, untuk kepentingan ekonomi. Seseorang bisa menertawakan dien mereka – mereka secara aktual menghina dien mereka melalui karangan mereka sendiri – tetapi jika seseorang melanggar kepentingan ekonomi, mereka akan mendeklarasikan perang.[2]

Mengapa pemerintah AS lebih fokus dalam perang di Iraq dan bukan Chechnya ? Keduanya mempunyai sebuah sejarah dari terorisme, penculikan dan pemenggalan – jadi mengapa memilih Iraq bukan Chechnya? Jawabannya untuk ini adalah lebih mementingkan yang pertama dari yang kedua. Di Iraq ada kepentingan ekonomi (minyak), kepentingan militer (karena Iraq terletak dekat di tengah timur tengah) dan kepentingan ideologi (menerapkan demokrasi, dan membantu Yahudi memperluas negaranya “Israel”).[3]

Kepentingan Vital

Apa yang sangat penting bagi Kuffar, dan apa yang sangat penting bagi Muslim?

Bagi Kuffar, kepentingan yang sangat penting bagi mereka adalah militer dan ekonomi. Rasulullah Saw. “mengatakan kepada kita bahwa dunia adalah surga untuk Kuffar”; selanjutnya, uang adalah segalanya bagi mereka.

Bagi Muslim, kepentingan yang sangat penting bagi kita adalah ideologi dan militer. Ini karena misi kita adalah menerapkan Islam dan untuk mengatur bumi dengan hukum ketuhanan (Syari’ah). Ini akan membutuhkan kekuatan militer untuk melaksanakannya. Rasulullah Saw. telah memahami ini dan itulah mengapa beliau dengan segara mendirikan sebuah pasukan secepatnya setelah memasuki Madinah.

[1] Walaupun Rasulullah Saw. terlibat dalam politik bukanlah hal yang tepat untuk menyebut beliau seorang politikus.

[2] Kuffar akan membiayai perang jika kepentingan ekonominya terganggu, tetapi mereka memerang Muslim dengan tujuan untuk membuat mereka Murtad – sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam Qur’an.

[3] Banyak orang-orang Nasrani, seperti orang-orang yang berada dalam pemerintahan Amerika, percaya bahwa menegakkan negara Israel adalah syarat untuk “kebangkitan kedua” Yesus – yang akan menata bumi dengan “keadilan” dan menghancurkan semua “kejahatan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar